Jihoon kini sudah lebih santai jalan di tengah keramaian. Terbukti sudah dua jam berlalu namun tidak ada yang mengenalinya. Ternyata benar juga kata Seungcheol. Seventeen lebih mudah dikenali saat mereka jalan bergerombol tiga atau empat orang. Jihoon bersyukur ia menyetujui rencana jalan Hyesung ini. Gadis itu memilih spot-spot yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya, sekaligus tempat yang kemungkinan bagi dirinya dikenali fans sangat kecil.
Hyesung berhasil menyeretnya masuk ke dalam Shinobazu no Ike Bentendo. Kuil yang berada di tengah-tengah kolam itu memang tidak seramai kuil yang dikunjunginya tadi. Gadis itu memaparkan bahwa jika ia mengucapkan permohonan maka akan dikabulkan oleh para dewa di kuil itu. Jihoon tidak percaya. Namun ia ikut memejamkan mata ketika dilihatnya Hyesung sudah mulai mengatupkan kedua tangannya.
"Aku meminta agar studiku lancar serta kesehatan semua orang yang kusayang," ucap Hyesung setelah mereka berada di luar kuil. "Apa permohonan Oppa?" tanyanya.
Jihoon berdeham kecil. Sesungguhnya ia mengucapkan banyak permohonan walaupun tidak percaya bahwa semuanya akan terkabul. Salah satunya menyangkut gadis di sebelahnya saat ini. "Kalau aku mengatakannya, permohonanku tidak akan terkabul," ucapnya sambil berlalu.
"Benarkah seperti itu?" tanya Hyesung panik. "Bagaimana dengan permohonanku?"
Jihoon merangkul gadis itu agar melanjutkan langkahnya. "Tidak usah terlalu dipikirkan. Aku yakin kau akan sukses dengan semua kerja kerasmu."
Senyum Hyesung kembali berkembang. "Benar juga. Kalau begitu sekarang kita harus mengambil satu foto disini."
Oh, tidak lagi! ujar Jihoon dalam hati. Ia hanya pasrah ketika tangannya di tarik Hyesung untuk kembali berfoto. Gadis itu sebenarnya tahu bagaimana malasnya Jihoon untuk berpose. Ia hanya tidak ingin melewatkan satu momen pun kebersamaannya dengan pria itu. Ia berjanji akan menyimpan semua foto tersebut dengan baik, termasuk menjaga kenangan yang mereka buat bersama.
---
Hyesung dan Jihoon kini duduk bersisian di salah satu bangku Ueno Park. Gadis itu tersenyum memandangi berbagai banyak foto Jihoon yang telah diambilnya. Entah itu foto secara sadar, atau foto ala-ala fansite tanpa sepengetahuan Jihoon. Mereka telah selesai berkeliling Ueno. Keduanya mengunjungi kuil-kuil, pusat perbelanjaan, hingga pergi ke Museum Nasional Tokyo hanya untuk berfoto di halaman depannya saja.
Hyesung meluruskan kakinya dan mengistirahatkan punggungnya yang lelah ke sandaran kursi. Jihoon meliriknya diam-diam. Ia kemudian mengambil botol air mineral dari dalam tasnya dan menyorongkannya ke arah gadis itu.
"Terima kasih," ucap Hyesung. Ia meminum isinya hingga habis.
Jihoon mengangguk kecil membalasnya. Ia menunjuk salah satu pohon tak jauh dari tempat mereka duduk. "Apakah ini yang namanya pohon sakura?"
"Iya. Sayang sekali sekarang masih akhir Februari. Saat memasuki musim semi nanti, taman ini akan sangat ramai. Budaya hanami. Banyak orang yang menggelar tikar untuk makan-makan dibawah pohon sakura. Disana-sini akan bertebaran banyak warna merah muda. Ah, melihatnya saja kau akan merasa rileks," ucap Hyesung panjang lebar.
Jihoon mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia kemudian teringat benda yang mereka beli tadi. Ia mengeluarkan replika sushi pilihan Hyesung dan memberikannya ke gadis itu. "Milikmu. Aku takut terbawa di tas ku hingga pulang nanti."
Hyesung menggeleng, "Aku mau onigiri milik Jihoon oppa. Oppa bisa menyimpan sushi milikku." Hyesung menunjukkan sederet gigi putihnya. "Barter."
Jihoon mengernyitkan dahinya bingung. Namun ia sendiri tidak terlalu ambil pusing. Gadis di sebelahnya ini memang tidak bisa ditebak apa maunya. Ia menuruti keinginan Hyesung dan memberikan onigiri miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SVT FF Series] Being Loved Is Amazing
Romansa[COMPLETE] [SVT FF Series] --- Sebuah kisah asmara antara dua insan yang tidak mengerti arti cinta. Lee Jihoon melalui 22 tahun kehidupannya tanpa mengenal kata pacaran. Penulis lirik lagu sekaligus komposer andalan sebuah boygroup ternama di Seven...