De Javu... with Another People

327 35 0
                                    

Hyesung menekan tombol lock pada kunci mobilnya. Bunyi beep terdengar dua kali, menandakan bahwa mobilnya kini sudah terkunci dengan aman. Gadis itu berjalan santai menuju lift apartemennya. Tangan kanannya membawa tas plastik berisi bahan masakan hasil belanja sepulang dari kantor tadi. Tangannya yang bebas menekan tombol up pada panel lift. Setelah pintu terbuka, Hyesung men-tap-kan kartu aksesnya pada panel. Gadis itu menunggu dengan tenang sampai ia tiba di lantai tempat unit apartemennya berada.

Setelah ia lulus residensi, kini jadwal bekerjanya tidak seberat dulu. Ia mendapat jadwal libur tetap di setiap hari Kamis. Walaupun malam ini Hyesung mendapat giliran jaga on call, besok tetaplah hari libur baginya. Ia sengaja membeli banyak cadangan makanan karena ia sudah punya rencana untuk bermalas-malasan saja seharian penuh esok hari. Lagipula gadis itu sudah lama tidak pulang ke rumahnya sendiri. Pasti ia akan sibuk membersihkan debu-debu yang sudah menumpuk di perabotan.

Pintu lift terbuka di lantai yang dituju Hyesung. Sambil bersenandung kecil, gadis itu berjalan pelan menuju pintu unit apartemennya. Ia menekan tombol password di panel pintunya. Hyesung melangkahkan kaki dengan santai masuk menembus kegelapan rumahnya. Tangan kiri Hyesung meraba-raba dinding hingga menemukan saklar lampu ruang tengah.

"Selamat ulang tahun... selamat ulang tahun...,"Hyesung terkejut mendengar suara banyak orang yang tiba-tiba menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun.

Ketigabelas member Seventeen, Jisung, Jinwoo, dan beberapa staff perusahaan kenalan dekat Hyesung memenuhi ruang tengah rumah Hyesung. Gadis itu menutupi mulutnya yang membuka karena terkejut dengan sebelah tangannya yang bebas. Hyesung hanya bisa berdiri mematung di tempatnya berdiri. Matanya men-scan siapa saja yang ada di sana.

Jisung berjalan mendekati Hyesung. Ia mengambil alih tas belanjaan gadis itu dan meletakkannya di lantai. Dengan lembut, ia menarik Hyesung hingga gadis itu duduk di sofa ruang tengah.

"Kenapa kalian bisa ada disini?" Tanya Hyesung takjub begitu nyanyian mereka selesai. Ia melihat kearah Jinwoo yang membawa kue tart besar di tangannya. "Kalian menyiapkan ini semua untukku?"

"Memang untuk siapa lagi?" ujar Jisung tak mampu menahan tawanya melihat ekspresi terkejut adik sepupunya yang menurutnya lucu.

"Okay, birthday girl," kata Joshua. "Sekarang ucapankan permohonanmu dan tiup lilinnya sebelum makin meleleh."

Hyesung mengalihkan pandangannya ke arah kue yang masih berada di tangan Jinwoo. Benar saja, lilin itu cepat sekali meleleh. Hyesung memejamkan kedua matanya sejenak, yang lain diam menunggu. Setelah selesai mengucapkan permohonannya dalam hati, gadis itu meniup seluruh lilin di atas kue hingga apinya padam. Seluruh orang di ruangan itu bertepuk tangan.

"Terima kasih," kata Hyesung sambil mengelap air matanya yang mulai menetes. "Aku bahkan lupa dengan hari ulang tahunku sendiri."

"Jangan menangis Hyesung-ah," ucap Sinkyung, salah satu make up artist Seventeen, sambil mengelus pelan punggung Hyesung.

"Aku menangis bahagia," kata Hyesung. "Sekali lagi terima kasih semuanya. Terima kasih eonni," kata Hyesung lagi, kali ini ia memeluk Sinkyung yang duduk di sebelahnya dengan hangat.

"Aku juga mau dipeluk," kata Seungkwan sambil merentangkan kedua tangannya berjalan mendekati Hyesung. Seokmin yang melihat kelakuan jahil dongsaeng-nya itu membalas pelukannya. Adegan itu mengundang tawa siapa pun yang melihatnya.

"Aku bisa dihabisi oleh Eunbi eonni kalau melakukannya," kata Hyesung ikut tertawa.

Mingyu melepas lilin dari atas kue. Ia mulai memotong-motong kue tart dan menaruhnya di piring kertas satu per satu tanpa diminta. Hyesung ikut membantunya. Seungcheol kemudian mengambil satu piring berisi potongan kue dan menyorongkannya ke arah Hyesung. Gadis itu menaikkan alisnya dengan bingung sambil menatap sang leader Seventeen.

[SVT FF Series] Being Loved Is AmazingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang