Hyesung menarik koper kecilnya sambil bersenandung kecil. Ia senang membayangkan dirinya akan kembali ke kota dimana ia menghabiskan tiga tahun masa SMA nya. Dulu ia nekat minta bersekolah di Tokyo kepada dua orang tuanya. Saat itu Jisung sudah kembali ke Korea Selatan. Melihat kakak sepupunya yang bersekolah di luar negeri, Hyesung juga ingin mencobanya.
Pada awalnya sang Ayah hanya memperbolehkan dirinya sekolah di Seoul. Namun, Hyesung menolak. Ia sudah susah payah belajar bahasa Jepang. Pada saat itu ia sangat mencintai budaya Jepang. Hyesung bahkan sudah merencanakan akan masuk ke salah satu universitas terbaik di Jepang setelah lulus. Dengan modal nekat dan keras kepala, Hyesung akhirnya berangkat sekolah ke negeri sakura itu. Sang Ayah hanya pasrah menuruti kemauan si anak tunggal dengan syarat Hyesung harus selalu memberi kabar pada sang Ayah tiap harinya.
Hyesung memasukkan kopernya ke bagasi. Dengan langkah ringan, dirinya naik ke atas bus dan duduk di sebelah Jisung yang fokus membaca sebuah dokumen. Hyesung menggumamkan nada-nada riang. Jisung sempat mengernyitkan dahinya, heran mengapa adik sepupunya itu bisa sangat bahagia. Namun ia mencoba menghiraukannya.
Setelah Sungmin memeriksa bahwa tidak ada yang tertinggal, ia menyuruh sang supir segera melajukan bus. Hyesung tampak berpikir. Kira-kira dalam waktu satu jam mereka akan tiba di tempat tujuan. Hyesung sudah menyusun rencana 'melarikan diri' bersama Jihoon.
Sebenarnya itu bukanlah murni rencana kabur. Sebelum berangkat tadi Hyesung memohon-mohon pada manajer Seventeen untuk memperbolehkannya mengajak Jihoon makan malam di luar. Minho oppa sebenarnya melarang. Ia tidak ingin artisnya itu berkeliaran di negeri orang tanpa pengawasan darinya. Namun Hyesung berjanji ia akan mengurus Jihoon sebaik Minho. Terlebih Hyesung sudah sangat familiar dengan daerah itu. Minho akhirnya luluh, mengingat selama di Yokohama, Jihoon lebih banyak menghabiskan waktu istirahat di penginapan. Jihoon pasti juga butuh refreshing. Akhirnya Hyesung berhasil memenangkan negosiasi itu dengan syarat saat tengah malam mereka berdua sudah harus kembali ke penginapan. Hyesung menyanggupi. Sebagai gantinya, Hyesung juga meminta agar Minho tidak mengatakan pada member lainnya tentang hal ini.
Hyesung memandang ke luar jendela. Jalanan sangat lancar. Ketiga belas member Seventeen duduk di bagian belakang bus. Mereka ramai bermain dan mengobrol bersama. Sudah bukan rahasia lagi kalau Seventeen terkenal dengan ributnya di kalangan para idol.
Hyesung mengatakan getaran dari dalam tasnya. Ia membuka satu pesan masuk dari nomor tak dikenal. Ia membacanya dalam hati. Seukir senyum menghiasi wajahnya.
"Hai, Han Hyesung. Ini nomorku. Beritahu aku rencana 'melarikan diri' saat di Tokyo nanti. Aku sangat gugup karena tidak pernah melakukannya. Lee Jihoon."
---
Kurang dari lima menit lagi Seventeen akan melakukan siaran langsung. Ini adalah siaran perdana mereka di Jepang. Semua member sudah berada di set. Hyesung dan Jisung sedang terlibat diskusi serius dengan para kru televisi. Seorang time keeper menghitung mundur 30 detik hingga dimulainya acara. Hyesung dan Jisung kemudian mengambil tempat berdiri di depan set yang tidak terekam kamera. Mereka berharap Seventeen dapat melakukan yang terbaik walaupun kemampuan bahasa Jepang mereka masih terbatas.
Saat melihat isi script tadi, Hyesung sempat cemas. Acara ini dibawakan dengan banyak skit komedi khas Jepang. Ia berdoa semoga para Seventeen dapat mengatasinya. Jujur saja, menurut Hyesung sendiri acara talk show di Jepang dan Korea memiliki keunikan tersendiri. Hal ini sudah Jisung pikirkan sedari dulu. Ia juga turut melakukan survei hal apa yang disenangi oleh konsumen dunia hiburan dari Jepang.
Tayangan langsung selama satu jam tersebut berlangsung dengan lancar. Walaupun pada awalnya terkendala dengan bahasa, semua itu dapat diatasi oleh pihak televisi. Hyesung sendiri tampak menikmati hiburan gratis di depan matanya. Ia berusaha meredam tawanya berkali-kali melihat lawakan para komedian yang berusaha meniru penampilan Seventeen. Hyesung juga menertawakan wajah-wajah kebingungan para Sebong yang tidak mengerti pembicaraan dalam bahasa Jepang yang terjadi di hadapan mereka.
Satu jam berlalu dengan sangat cepat. Member Seventeen bangkit dari kursinya masing-masing. Mereka menunduk sopan sebagai tanda terima kasih kepada seluruh kru televisi yang ada disana. Hyesung mengangkat kedua jempolnya dan tersenyum lebar kearah Seventeen. Jisung menyuruh mereka untuk kembali ke ruang tunggu dimana para staff sudah menanti.
Jisung dan Hyesung masuk ke ruang tunggu Seventeen. Dari lorong saja suara mereka sudah terdengar. Pasti mereka sedang membicarakan mengenai syuting tadi, pikir Hyesung. Hyesung membuka pintu. Semua member Seventeen menyambutnya dengan riuh.
"My boys, you are doing great!" seru Hyesung tak kalah heboh. Ia bertindak seperti seorang ibu yang bangga melihat anak-anaknya lulus ujian dengan nilai memuaskan.
"Noona, bagaimana penampilan kami tadi?" tanya Seungkwan. Ia adalah member di Seventeen yang paling diandalkan jika ada acara variety show. "Wah, bahkan di Korea aku belum pernah mendapati acara seramai ini!"
"Boo-chan," ucap Jeonghan meledek dongsaeng itu.
"Tidak, aku lah member yang paling cute," Soonyoung berdiri di depan Jeonghan. "Mochi mochi Kimochi," pria itu me-re-act line-nya saat syuting tadi.
Jisung menghentikan kegaduhan seperti taman kanak-kanak itu. Ia menyuruh Minho dan Sungmin sebagai manajer Seventeen untuk membawa para idol itu makan malam. Jujur saja, mereka langsung datang ke lokasi syuting setibanya di Tokyo. Mereka belum makan walaupun jam makan malam sudah lewat.
Para staff membereskan peralatan mereka. Demikian juga dengan Seventeen. Hyesung dan Jisung masih harus tinggal disini untuk mendiskusikan beberapa hal lain terkait syuting lanjutan. Jisung memang sudah menyiapkan rencana debut Jepang Seventeen ini dengan sangat matang. Ia ingin pamor Seventeen sudah besar bahkan sebelum debut resmi di bulan Mei nanti.
Tatapan mata Hyesung bertemu dengan Jihoon. Gadis itu menunggu hingga member Seventeen yang lain meninggalkan ruangan.
"Hyesung-ah, I will go to the production room." ucap Jisung sambil menepuk bahu Hyesung.
"Okay, Ill be right there in a few minutes," jawab Hyesung.
Jihoon berjalan menghampiri Hyesung. Pandangan matanya menyiratkan kekecewaan. Padahal ia sudah senang dengan rencana 'melarikan diri' yang dibuatnya bersama dengan Hyesung. Ia juga sudah mendapatkan izin dari sang manajer. Namun sekarang dirinya tidak bisa berbuat apa-apa. Ketika jam kerjanya selesai, Hyesung justru baru mengerjakan bagiannya. Hidup di dunia hiburan memang tidak punya jam kerja yang menentu.
"Maafkan aku. Aku tidak tahu kalau masih ada rapat setelah ini," ucap Hyesung meminta maaf. Ia merasa terluka melihat Jihoon yang tampak kecewa.
Jihoon menepuk-nepuk puncak kepala Hyesung dengan lembut. "Tak apa. Itu juga diluar kuasamu."
Hyesung mengangkat wajah. "Jadwal besok baru dimulai sore. Bagaimana jika rencana makan malam ini digantikan dengan jalan-jalan hingga siang hari?" tawar Hyesung. Ia kemudian menepuk dahinya pelan,"Tapi Oppa kan tidak bisa bangun pagi." Hyesung tersenyum masam. "Kalau begitu mungkin lain kali saja. Besok malam aku harus kembali ke Korea menggunakan pesawat terakhir."
Jihoon menggelengkan kepalanya. "Aku pasti bisa bangun pagi. Harus! Setelah selesai makan nanti, aku akan langsung beristirahat hingga besok bisa terbangun."
Hyesung tersenyum melihat Jihoon yang sudah kembali bersemangat. "Jangan dipaksakan ya, Jihoon Oppa. Aku akan membuat jadwal perjalanan yang menyenangkan sehingga oppa tidak akan menyesal mengikuti ide gilaku."
"Akan kutunggu," ucap Jihoon sambil tertawa pelan. "Ah, kau sudah menyimpan nomorku kan? Nanti hubungi aku saja tentang jadwal besok pagi!" Terdengar suara Jun yang memanggil Jihoon dari luar agar bergegas pergi. "Kalau begitu sampai jumpa besok pagi. Kau jangan lupa makan malam dan beristirahatlah setelah urusan disini selesai."
Hyesung mengangguk mantap. Jihoon menepuk bahu Hyesung pelan. Ia kemudian bergegas menyusul member lain yang sudah jauh di depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SVT FF Series] Being Loved Is Amazing
Roman d'amour[COMPLETE] [SVT FF Series] --- Sebuah kisah asmara antara dua insan yang tidak mengerti arti cinta. Lee Jihoon melalui 22 tahun kehidupannya tanpa mengenal kata pacaran. Penulis lirik lagu sekaligus komposer andalan sebuah boygroup ternama di Seven...