Suasana di unit gawat darurat malam itu sangat ramai. Sore tadi terjadi kecelakaan lalu lintas yang melibatkan satu bus dan satu mobil. Supir bus berniat menghindari mobil yang melaju dengan kencang dari arah berlawanan, naas nya bus justru oleng dan terbalik karenanya. Diketahui, supir dari mobil jeep itu melenceng ke arah jalur lain karena menyetir dengan mabuk.
Sialnya, hari itu Hyesung sedang jaga on call. Gadis itu sempat berharap malam ini tidak ada pasien gawat darurat, tapi sepertinya dewi fortuna tidak sedang berada di pihaknya. Ia terpaksa meninggalkan Jihoon di tengah acara makan malam mereka. Hyesung segera menyetop taksi di depan restoran setelah Jihoon membiarkannya pergi.
Hyesung baru masuk ke ruang operasi pukul sembilan malam. Ada kasus patah tulang rusuk dan mengenai hati. Pasien ini juga mengalami contusio cordis akibat tumbukan keras di daerah dadanya. Setelah tim dokter bedah thoraks selesai melakukan operasi, tim bedah umum masuk. Mereka mulai membuat irisan di perut untuk mengatasi masalah pada livernya.
Gadis itu keluar dari ruang operasi dengan langkah gontai. Tadi ia belum sempat menghabiskan setengah makanannya. Sesampainya di rumah sakit, ia sibuk mengurus banyak pasien dengan berbagai jenis trauma. Sekarang sudah pukul satu malam, tidak ada tempat yang menjual makanan saat ini. Hyesung turun ke lobby rumah sakit dan berjalan menuju vending machine. Ia berniat membeli kopi instan sebagai pengganjal rasa laparnya.
"Kau belum makan malam dan mau langsung minum kafein?"
Hyesung membalikkan tubuhnya. Ia terkejut mendapati Jihoon sudah berdiri di belakangnya. Cowok itu mengambil kaleng kopi yang belum dibuka dari tangan Hyesung. Jihoon duduk di deretan kursi yang tak jauh dari sana.
"Kenapa oppa ada disini? Kan sudah malam?" Hyesung ikut duduk di samping cowok itu.
Jihoon melihat Hyesung dengan tatapan mata yang lembut. "Aku dapat waktu libur dua hari sebelum berangkat ke Jepang. Aku kan sengaja ingin menghabiskan waktu denganmu."
"Jadi oppa menungguku sampai operasinya selesai?" Tanya Hyesung terkejut. Ia sedikit tersenyum mendengar jawaban Jihoon. Sejak mereka menjalin hubungan, pria itu jadi lebih sering berlaku manis.
"Aku sudah pernah menunggumu lebih lama," jawab Jihoon setengah mengejek. Hyesung memajukan bibirnya, tanda protes. Jihoon tertawa sambil mengacak-acak rambut gadis itu. "Aigoo. Kau tampak menggemaskan sekali, Hyesung-ah." Hyesung hanya diam sambil merapikan rambutnya.
"Ini pertama kalinya aku melihatmu dengan pakaian kerja," ucap Jihoon sambil mengamati Hyesung yang saat ini sedang memakai baju jaga berwarna birunya. "Walaupun berantakan, kau tampak seksi."
Wajah Hyesung memerah. Sebenarnya ia tidak tahu apa yang baru diucapkan Jihoon merupakan ejekan atau pujian. Gadis itu merebut kopi di tangan Jihoon untuk menutupi rasa malunya.
"Kau selalu melarangku untuk minum kopi dengan keadaan perut kosong," Jihoon meraih kaleng kopi itu lagi. Ia membuka ranselnya dan mengeluarkan sandwich isi tuna dari dalam kotak makan yang ia bawa. "Makan ini dulu."
"Oppa membuatkannya untukku? Terima kasih," Hyesung tersenyum lebar sambil menggigitnya.
Jihoon menggeleng. "Aku tidak mungkin meracunimu, kemampuan masakku belum membaik. Itu buatan Seokmin."
"Syukurlah," kata Hyesung. Ia memasukkan gigitan besar sandwich ke dalam mulutnya sambil melirik Jihoon.
"Apa maksudmu?!" Tanya Jihoon tak terima. Hyesung menelan kunyahannya dan tertawa lebar.
Hyesung melihat jam ponselnya. Ia mengembalikan kotak makan yang telah kosong ke Jihoon. Gadis itu berdiri dari duduknya.
"Pekerjaanku sudah selesai. Aku mau pulang," kata Hyesung.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SVT FF Series] Being Loved Is Amazing
Romance[COMPLETE] [SVT FF Series] --- Sebuah kisah asmara antara dua insan yang tidak mengerti arti cinta. Lee Jihoon melalui 22 tahun kehidupannya tanpa mengenal kata pacaran. Penulis lirik lagu sekaligus komposer andalan sebuah boygroup ternama di Seven...