Aufa berjalan dengan menggendong seekor anak kucing ditangannya. Dirinya berjalan seraya sesekali mengajak ngobrol binatang kesayangannya itu, ia baru saja pulang dari rumah tante Zainab yang hanya berselang satu rumah dengan rumahnya. Karena keasyikan dengan kucing, Aufa pun menjadi tersandung dengan batu dan hampir saja jatuh jika tidak menyeimbangkan tubuhnya.
Aufa kemudian memindahkan batu tersebut kesamping jalan lalu melihat kearah depan, dan begitu terkejutnya ia saat melihat adanya seseorang yang juga sedang berjalan dengan berlawanan arah dengannya. Aufa terpana dengan apa yang dilihatnya saat ini, bagaimana tidak? Baju Koko warna abu-abu dipadukan dengan sarung biru navi dan peci putih yang trend saat ini, ditambah lagi dengan wajahnya yang rupawan dengan kumis tipis serta jenggot dan jambang yang juga tipis menghiasi pipinya.
'oh my gosh... ganteng bangetttt...'
Lelaki itu melihat kearah Aufa yang membuat Aufa mengalihkan pandangannya, lalu melanjutkan jalannya.Bau dari parfum yang dipakai lelaki itu menguar di indera penciuman Aufa ketika lelaki itu melewatinya, dan Aufa langsung mengambil kesempatan untuk melihat lelaki itu lagi, walau yang terlihat adalah punggung tegapnya saja.
'Ya Allah... ganteng banget makhluk ciptaan-Mu itu'batin Aufa dengan mata berbinar-binar nya
Setelahnya, Aufa kembali berjalan pulang dengan kucing yang masih berada didalam gendongan nya.
*****
"kakakkkkk..."toak Aufa memanggil Najma karena geram
Najma cekikan sendiri dihalaman depan, saat ini dia sedang menyiram tanaman kesayangan Mama yang sedang mekar-mekarnya. Tanpa peduli dengan teriakan adiknya yang geram karena ulah nya, Najma terus saja menyiram bunga-bunga itu sampai semuanya kebagian air.
"Kakaakkkk..."toak Aufa lagi karena panggilan pertama nya tidak digubris oleh Najma
"Adek... ada apa, kenapa teriak sore-sore begini?"tanya Mama Aisya yang masuk kedalam kamar anak bungsunya itu
"liat nih Ma, Kakak ngacak-acakin lemari buku Adek.."adu Aufa dengan manjanya
Mama Aisya melihat lemari buku Aufa, dan benar seperti yang dikatakan anaknya bahwa lemari itu sekarang berantakan dan ada pula yang jatuh kebawah. Mama Aisya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua anaknya yang masih saja belum berubah, masih saja suka menjahili satu sama lain padahal sudah sama-sama dewasa, yang satu sebentar lagi akan selesai kuliah dan yang satu lagi sedang menempuh jenjang S1.
"yasudah kalau begitu, adek susun lagi saja bukunya seperti semula. Beres kan?"usul Mama Aisya yang membuat Aufa merengut
"enggak, adek enggak mau. Ini perbuatan kakak, jadi harus kakak yang beresin semuanya Ma..."rengek Aufa
"kakak lagi nyiram bunga sayang..."
"enggak mau, pokoknya kakak yang beresin semua"
Aufa berjalan keluar kamar dan kembali meneriaki kakaknya untuk membereskan lemari bukunya yang diyakini sengaja menjahilinya.
"Kakakkk..."
"Kakakkkk..."
"Kak Najmaaaaa..."
"Ka___"
Panggilan Aufa langsung terpotong karena melihat sosok lelaki yang mengenakan baju koko dan bersarung serta peci dikepalanya sedang melihat kearahnya dengan tatapan yang___ entahlah Aufa sendiri tidak tahu itu apa. Tapi yang jelas, lelaki itu sedang berdiri diambang pintu dengan sopannya. Satu lagi, itu adalah lelaki yang dijumpainya tempo hari dijalan, dan tiba-tiba saja bau parfum lelaki itu terngiang kembali diingatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahabbah Rindu
SpiritualBenarkah namaku yang selama ini berada dalam setiap doamu? Bolehkah aku berteriak sekencang-kencangnya agar semuanya tau bahwa aku sangat-sangat bahagia?! Bahkan aku seperti bermimpi. 💜💜💜