Segala persiapan untuk pernikahan Daffa dan Khansa sudah dilakukan, dari pembagian undangan sampai mendekor ruangan gedung dengan pelaminan yang berbaur islami.
Hari ini tepatnya, pernikahan yang selama ini ditunggu-tunggu terlebih dari pihak keluarga mempelai lelaki pun terlaksana. Semua para tamu undangan sudah hadir dan menempati kursi yang sudah disediakan, pengantin pria pun sudah duduk dihadapan Ayah dari pengantin wanita untuk melakukan akad yang didampingi oleh Pak Penghulu, Papa Hanan dan kedua sahabat dekatnya, yaitu Hamlan Dan Naufal. Sedangkan pengantin perempuannya berada didalam ruangan yang lain bersama kedua sahabatnya yaitu Aufa dan Latisha untuk menunggu akad nikahnya selesai dilakukan.
"baiklah, apa nak Daffa sudah siap?"tanya Pak Penghulu
"sudah Pak"jawab Daffa mantap walau sebenarnya dirinya gugup
"rileks saja nak Daffa, jangan tegang seperti itu"
"kelihatan ya Pak?"
"bagaimana tidak terlihat, dahi nak Daffa saja berkeringat padahal ruangannya full AC"jawab Pak Penghulu yang disambut tawa oleh semuanya
"hahaa memang sudah lumrah pengantin pria gugup menjelang akad nikahnya"tambah Pak Penghulu yang diangguki pula oleh semuanya
"yasudah Pak Yahya, sepertinya sudah bisa dimulai akadnya"
"iya Pak"
Pak Yahya mengulurkan tangannya kehadapan Daffa yang langsung disambut hangat oleh Daffa.
"Daffa Syarif Hanan saya nikah dan kawinkan engkau dengan anakku Naylana Khansa binti Muhammad Yahya dengan mas kawin emas seberat dua puluh kilo gram dan seperangkat alat shalat dibayar tunai"ijab Pak Yahya
"saya terima nikah dan kawinnya Naylana Khansa binti Muhammad Yahya dengan mas kawin yang telah disebutkan tunai"qabul Daffa dengan sekali tarikan nafas
"bagaimana saksi, sah?"tanya Pak Penghulu pada tamu yang hadir
"SAH"jawab semuanya serempak dengan menampilkan wajah bahagianya
"AlhamdulillahiRabbil'alamin..."
Kemudian Pak Penghulu membacakan doa yang diaminkan oleh semua tamu yang datang juga mempelai prianya. Setelahnya pengantin Pria dibawa naik ke pelaminan dan duduk disana untuk menunggu kedatangan pengantin wanita yang sedang dijemput oleh Mama Hasma dan Mama Aisya.
Selang beberapa menit, akhirnya pengantin wanita dibawa oleh Mama Hasma dan Mama Aisya yang diikuti oleh kedua sahabatnya dari belakang yaitu Aufa dan Latisha. Sesampainya dipelaminan, tepatnya dihadapan Daffa, Khansa pun mengambil tangan kanan Daffa yang berada diatas lututnya lalu diciumnya lama tangan itu untuk yang pertama kalinya. Kemudian Khansa berlutut dihadapan Daffa dan mencium kedua lutut Daffa dengan lama juga untuk pertama kalinya. Setelahnya Khansa menatap Daffa yang juga sedang menatap kearahnya dengan tersenyum manis penuh kebahagiaan, masih dengan posisi Khansa yang berlutut dan Daffa yang duduk tegap diatas pelaminan membuat Daffa dengan mudah mencium dahi Khansa dengan lembut dan dalam seraya melafalkan doa didalam hatinya.
Setelah melakukan ritual yang biasa dilakukan oleh setiap pengantin yaitu menyalami dan mencium tangan serta lutut dari kedua orang tua mempelai pria dan wanita, Daffa dan Khansa pun dibawa duduk kembali diatas pelaminan untuk menikmati makanan yang sudah disediakan untuk mereka berdua. Begitu juga dengan para tamu undangan yang juga menikmati hidangan yang sudah disediakan.
Selesai menikmati hidangan yang disediakan, para tamu pun naik keatas pelaminan untuk berfoto bersama maupun menyalami pengantin baru dan mengucapkan selamat serta mendoakan mereka.
"ehhemm... cie yang pengantin baru"goda Aufa membuat kedua pipi Khansa bersemu
"ciee yang wajahnya bersemu merah"tambah Aufa karena tidak ada balasan dari keduanya
"Adek, berhenti menganggu Nayla"
"ciee yang dibelain, Kha... jangan diam saja dong, ayo ngomong sesuatu sama Aufa dan Latisha"
"Kha-kha-kha-kha, sekarang Nayla menjadi kakak iparmu Dek, panggil dia Kak Khansa!"
"jangan!"ujar Khansa cepat
"jangan panggil aku Kak Khansa, panggil saja aku seperti biasanya. Khansa!"tambahnya karena Daffa, Aufa dan Latisha yang terdiam akibat teriakannya yang secara tiba-tiba membuat mereka terkejut
"hahahahaaa...Khansa-Khansa... Aufa tidak menyangka ter___"
"Ehhem?"deheman seseorang membuat Aufa tidak melanjutkan perkataannya
"Assalamualaikum..."ucapnya karena saat ini dirinya menjadi pusat perhatian diantara mereka
"Waalaikumsalam..."jawab semuanya serempak
"tadi saya mendengar ada yang tertawa dengan suara besar, siapa?"
"seperti biasalah Ham, kamu tau sendiri siapa orangnya"jawab Daffa yang mendapat pelototan dari Aufa
Hamlan lalu melihat kearah yang dimaksud Daffa, Aufa yang dilihat seperti itu pun menundukkan wajahnya merasa bersalah.
"maaf Ustad, Aufa lupa"gumam Aufa masih menundukkan wajahnya
"sudahlah, tidak perlu merasa bersalah seperti itu. Daf... Barakallah, semoga pernikahan kalian Sakinah Mawaddah dan Warahmah"
"Sukran Ham, lalu kapan sahabatku yang ini menyusul? Ingat umur Ham! hahahaa..."
"hahaa.. kamu tenang saja Daf, sahabatmu ini pasti akan menyusul"
"Daffa?"panggil Naufal yang baru datang seraya merangkul pundak Hamlan
"dari mana saja Fal?"tanya Daffa dan Hamlan bersamaan
"ada sesuatu hal yang harus kuselesaikan dengan Pak Hanan tadi"jawab Naufal seadanya
"hal apa?"tanya Hamlan dan Daffa besamaan lagi
"suatu saat nanti kalian pasti akan tau"
"sejak kapan kamu pandai merahasia Fal?"
"entahlah"
"hahhaaa..."
"oya Daf, Barakallah... semoga rumah tangga kalian menjadi Sakinah Mawaddah dan Warahmah"
"Sukran Fal"
"kita foto bersama?"tanya Daffa
"hahahaa... memang itu yang kutunggu sedari tadi Daf"
"Mas? tolong fotokan kami"panggil Daffa pada fotografer
"Adek, Latisha...ayo sini kita foto bersama"ajak Daffa yang langsung diiyakan
"Aufa... kesini, disebelahku saja"panggil Latisha yang saat ini berdiri disebelah Khansa
Setelah berfoto dengan berbagai pose, mereka pun turun dari pelaminan setelah sebelumnya meminta izin pada Daffa dan Khansa.
"Aufa cantik sekali hari ini!"bisik Hamlan pelan ditelinga kanan Aufa yang membuatnya terkejut dan merona secara bersamaan
Ketika Aufa ingin membalas, Hamlan sudah jauh dari tempatnya. Disana hanya ada dirinya dan Latisha disebelah kirinya.
"lihat siapa Fa?"tanya Latisha yang membuat Aufa gelagapan
"eh, emmm... tidak ada Sha"
"yasudah kalau begitu Aufa ke toilet dulu ya Sha, kamu tunggu saja disana"pamit Aufa seraya menunjuk meja kosong yang ada dihadapan mereka. Latisha mengangguk sebagai jawaban
"harusnya kamu melamar Aufa jika dihatimu ada namanya Mas, bukan aku"gumam Latisha dengan tersenyum getir diakhirnya
"Aufa cantik sekali hari ini"
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahabbah Rindu
SpirituellesBenarkah namaku yang selama ini berada dalam setiap doamu? Bolehkah aku berteriak sekencang-kencangnya agar semuanya tau bahwa aku sangat-sangat bahagia?! Bahkan aku seperti bermimpi. 💜💜💜