Khansa memeluk bantal guling dan menumpahkan tangisnya disana, dirinya menangisi kebodohan yang telah dilakukannya. Percakapannya dengan Daffa subuh tadi terngiang lagi diingatannya.
"Mas siap nikah muda jika itu bersama orang yang Mas kasih, Nay"
"jika ada seseorang yang mengajak Nayla untuk menikah dalam waktu dekat ini bagaimana?"
"Nayla tetap tidak akan mau Mas, karena target Nayla untuk menikah itu diumur 23. Pokoknya semuanya seperti yang Nayla katakan pada Mas tadi"
"hikss.. hiks... semuanya salah aku, seandainya saja tadi aku tidak berpura-pura tidak tahu, ini semua tidak akan seperti ini"lirih Khansa disela-sela tangisnya
Tok tok tok...
Bunyi ketukan pintu kamar, menyadarkan Khansa dari ingatannya yang sedang memikirkan Daffa. Khansa bangun dari tidur tengkurapnya untuk membuka pintu seraya menyeka air mata dipipinya hingga tak berbekas.
"kamu kenapa?"tanyanya seraya meneliti wajah Khansa
"aku baik-baik saja Bang"jawab Khansa
"tadi Daffa menelfon Abang, dia menanyai apakah kamu sudah sampai dirumah atau belum?"
"benar kamu baik-baik saja?"tanyanya lagi
"iya Bang, Khansa baik-baik saja"
"ingat ya Dek, Abang akan selalu ada saat Khansa membutuhkan Abang. Katakan saja pada Abang jika kamu sudah tidak sanggup memendamnya sendiri!"
"iya Bang"
"yasudah Abang pergi dulu ya, ada sedikit keperluan dikantor"
"iya Bang"
"Bang Zakir?"panggil Khansa ketika abangnya itu sudah berbalik
"terima kasih ya Bang karena sudah menjadi abang yang baik untuk Khansa"
"sama-sama Khansa"jawab Zakir dengan memberikan senyum terbaiknya
*****
Mama Aisya, Umi Zahira, Najma dan Aufa serta para tetangga kompleks juga anak gadis mereka saat ini sedang berkumpul dirumah Bunda Zainab, adiknya Mama Aisya dalam rangka bersantai ria menghabiskan waktu sore sekaligus mempererat tali silaturrahmi.
"Adek Riyad nya dimana Umi?"tanya Aufa yang baru sadar anak Umi yang paling kecil tidak ada ditengah-tengah mereka
"Adek Riyad nya masih tidur dirumah, Dek"jawab Umi Zahira singkat
"kenapa tidak dibawa kesini sih Umi?"tanya Aufa lagi
"Ya Allah Adek... kan Umi sudah mengatakannya tadi, dek Riyad nya tidur"
"oh iya hehehee...lupa Umi"
"yasudah kalau begitu Adek pergi saja kerumah, mungkin sekarang Dek Riyad sudah bangun"suruh Umi Zahira yang membuat Aufa terkejut
"serius Umi?"
"Umi kapan pernah bercanda Dek?"tanya Najma
"tapi kan..."
"tapi kenapa Dek?"
Aufa menggelengkan kepalanya dan tersenyum.
"kenapa dek?"tanyaUmi Zahira
"tidak kenapa-napa Umi"
"kenapa sih dek?"kali ini Mama Aisya yang bertanya
"tidak kok Ma.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahabbah Rindu
EspiritualBenarkah namaku yang selama ini berada dalam setiap doamu? Bolehkah aku berteriak sekencang-kencangnya agar semuanya tau bahwa aku sangat-sangat bahagia?! Bahkan aku seperti bermimpi. 💜💜💜