Ikhlas? (32)

54 4 0
                                    


Setelah menempuh perjalanan yang lumanyan jauh, akhirnya mereka sampai dirumah dan disambut dengan sangat meriah oleh penghuni rumah. Bahkan Najma dan suaminya juga ada dirumah saat ini ikut menyambut kepulangan Aufa dan Khansa yang hanya seminggu.

"aaaa kangen Kakakkkk...."ucap Aufa seraya menghampiri Najma lalu memeluknya erat

"duh dek hati-hati"ucap Najma cepat membuat Aufa melotot

"Kakak hamil ya?"

"belum Dek"

"terus kenapa dong?"

"sakit, makanya Adek jangan asal peluk"

"heheeh... maa-maaf Kak, itu kan karena Adek kangen Kak"

"sama Abang tadi kenapa tidak begitu?"tanya Daffa seraya menaikkan sebelah alis matanya

"hahaha... jadi Abang kangen juga ya sama Adek?"goda Aufa lalu berlari kearah Daffa ingin memeluknya seraya merentangkan kedua tangannya

"mau ngapain?"tanya Daffa setelah mundur selangkah

"mau peluk Abang, kan katanya kangen?"

"sekarang sudah tidak!"

"hahaha... ceritanya ngambek ya Bang?"semuanya tertawa mendengar pertanyaan Aufa termasuk Mama dan Papa

"sudah-sudah, ayo sekarang kita makan siang. Mama dan Kakak tadi sudah masak makanan kesuakaan Adek dan Khansa"ajak Mama seraya merangkul si bungsu

'apa Adek tanya aja ya sama Mama, daripada penasaran?'batin Aufa menimang-nimang

"Ma?"panggil Aufa pelan

"ya, ada apa sayang?"tanya Mama juga pelan

"mmmm... tidak jadi deh Ma, hehehee.."Mama mengerutkan keningnya seraya melihat kearah Aufa yang dibalas cengiran olehnya

'kalau Adek tanya, nanti pasti Mama curiga karena Adek tau kalau itu sepatunya Ustad Hamlan. Tapi... masa iya sih itu sepatu Ustad Hamlan? Kalau iya kenapa bisa ada disini, ahh pasti bukan. Sepatu Abang mungkin, atau Papa, atau bahkan Bang Naufal. Ahh iya itu pasti sepatu Bang Naufal. Pasti!'batin Aufa meyakinkan bahwa sepatu yang berada di rak sepatu adalah miliknya Naufal, saat ia menaruh sepatu miliknya ia tidak sengaja melihat ke rak sepatu khusus pria dirumahnya dan disana terdapat sepatu yang sangat mirip milik Ustad Hamlan dan bahkan ada juga sandal yang dulu pernah dipakainya sore itu

'tapi perasaan, sandalnya sudah dikembalikan deh. Kok masih ada disini, apa Adek lupa ya?'Aufa benar-benar kebingungan tapi apalah daya keberaniannya tidak ada untuk bertanya pada Mama. Aufa hanya mampu menghela nafasnya lalu duduk disalah satu kursi seraya menunggu semuanya berkumpul di meja makan.

'pasti Adek mau tanya soal sepatu Hamlan yang berada di rak sepatu, ternyata sampai segitu cintanya hingga sepatunya saja tau'batin Mama seraya senyum-senyum sendiri

"Mama kenapa senyum-senyum sendiri?"tanya Papa setelah duduk dikursi yang berada dikepala meja sebelah kanan sebagai ketua kepala keluarga, disebelah kanan Papa duduk Mama lalu Aufa dan tersedia kursi kosong. Sebelah kiri Papa duduk Daffa lalu Khansa dan kemudian Najma lalu dikursi bagian meja kepala yang menghadap dengan Papa diduduki oleh Naufal

"tidak kenapa-napa Pa"jawab Mama seadanya

"coba lihat dek apa yang berbeda?"tanya Daffa seraya mengitari pandangannya kesemua orang yang berada di meja makan

"apa Bang?"

"perhatikan dek!"suruh Daffa yang diiyakan oleh Aufa

Aufa lalu memperhatikan semua orang yang berada di meja makan. Tidak butuh waktu lama untuk dirinya paham maksud perkataan Abang, karena sudah sangat jelas apa yang ada dihadapannya saat ini. Semuanya memiliki pasangan dan sedang menjalankan tugasnya masing-masing sebagai seorang istri yang shalihah. Menyajikan makanan yang diinginkan oleh suami mereka dan disini hanya dirinyalah yang tidak melakukan hal itu.

Mahabbah RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang