Pengakuan (16)

55 4 0
                                    



"Hamlan sudah lamaran Pa"ujar Dafa pada Papa Hanan seraya duduk disebelah Najma

"Hamlan sudah lamaran?"tanya Papa Hanan memastikan bahwa pendengarannya tidak salah

Daffa menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dibarengi kata"ya" untuk memperjelas berita yang dikatakannya lalu setelahnya hening pun ikut ambil andil, tidak ada lagi pembicaraan yang terdengar, yang ada hanya suara hujan yang turun membasahi bumi dan suara televisi yang menjadi background ruang keluarga tersebut sampai akhirnya Mama Aisya dan Najma serta Khansa masuk dan ikut duduk di ruang yang sama.

"padahal Papa sangat berharap nak Hamlan menjadi bagian dari keluarga kita seperti yang dikatakan Pak Yusuf waktu itu"gumam Papa Hanan namun dapat didengar oleh semuanya

"maksud Papa apa, Mama tidak mengerti?"tanya Mama Aisya yang bingung kemana arah pembicaraan suaminya

"Hamlan sudah lamaran Ma"jawab Daffa yang membuat Mama Aisya dan Najma terkejut dan tidak percaya

"kamu serius Bang?"tanya Mama

"iya Ma, dua hari yang lalu keluarga Hamlan datang kerumah gadis itu dan melamarnya untuk Hamlan. Daffa bahkan ikut dengan keluarganya Hamlan"jelas Daffa yang membuat Mama Aisya tersenyum tipis namun gurat kekecewaan terpancar jelas diwajahnya

"Ustad Hamlan juga ikut Bang?"tanya Najma penasaran

"tidak Kak"

"kenapa nak Hamlan tidak ikut Bang?"tanya Papa

"Abang tidak tau Pa, awalnya Hamlan juga akan ikut, namun setelahnya Abang tidak tau kenapa Hamlan berubah pikiran. Ketika Abang tanya Hamlan hanya tersenyum dan menggeleng lalu pergi begitu saja entah kemana"

"mungkin saja Ustad Hamlan terpaksa Bang"tebak Najma

"Astagfirullah Kak, tidak baik berkata seperti itu"

"maaf Ma"sesal Najma

"bukan sama Mama minta maafnya Kak, tapi sama nak Hamlan"

"Kakak tidak berani Ma"

"biar Abang saja yang mengatakannya nanti"

"tapi Bang, bukannya gadis itu sudah duluan dinikahkan? Bagaimana caranya nak Hamlan melamar gadis itu, Mama tidak mengerti?"

"Hamlan bukan melamar gadis itu Ma, Pa..."

"lalu?"tanya Najma cepat

"Hamlan melamar Latisha, Ma.. Pa.."jawab Khansa membuat semuanya terkejut

"maksud Khansa, Latisha sahabatnya Adek itu?"shock Mama Aisya

"iya Ma, Latisha Alfya"

"Syukur Alhamdulillah juga kalau nak Hamlan melamar Latisha, setidaknya Latisha gadis yang baik dan juga termasuk dari bagian keluarga kita. Jika pun mereka menikah, mereka tetap akan berkunjung kerumah kita karena ada Adek disini"ujar Mama Aisya seraya tersenyum

"oh ya ngomong-ngomong Adek dimana?"

"ada dikamar Bang, mungkin sudah tidur"

"yasudah kalau begitu lebih baik kita semua juga tidur, walau bagaimana pun memang sudah seperti ini jalannya nak Hamlan tidak berjodoh dengan keluarga kita. Ayo Ma kita tidur, lagi pula kita besok harus bertemu dengan sahabat lama Papa yang baru sampai dari Medan"ujar Papa Hanan

"iya Pa"

"hahaaa... yaudah Pa, Ma... Kakak tidur dulu ya, sudah ngantuk"

"iya, tolong lihat kamar Adek ya Kak, mungkin Adek lupa menutup pintu balkon atau lain-lainnya"titah Mama Aisya yang diiyakan oleh Najma lalu beranjak dari sana

Mahabbah RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang