Nayla (4)

88 5 3
                                    



"Assalamualaikum..."

"Waalaikumsalam..."

                  Gadis berkerudung maroon dan biru navi itu menyalami tangan Tante Aisya dan memberikan senyum manis mereka yang dibalas Tante Aisya tidak kalah manisnya.

"Aufa nya ada dirumah tidak tante?"tanya salah satu dari mereka yang memakai kerudung biru navi

"ada Sya, masuk saja. Mungkin Aufa lagi nonton sama Kak Najma"jawab Tante Aisya yang menyuruh mereka masuk

"yasudah kalau begitu Latisha dan Khansa masuk dulu ya tante?"pamit Latisha yang diangguki tante Aisya sebagai jawaban, tidak lupa juga memberikan senyuman manisnya

                  Tante Aisya melanjutkan acaranya memotong ranting bunga mawar yang sudah pernah berbunga, agar batang itu menjadi tumbuh kembali dan berbunga. Sedangkan Latisha dan Khansa berjalan masuk kerumah untuk menemui Aufa.

"Assalamualaikum..."

"Waalaikumsalam..."

"Latisha... Khansa...?"bingung Aufa sekaligus tidak percaya karena kedua sahabatnya berada didepan matanya

"iya ini kami. Ekspresi kamu begitu, kenapa?"tanya Khansa seraya bersedekap yang membuat Aufa tertawa

"hahahaa... karena aku tidak menyangka kalian berdua bisa tahu dimana rumahku, Khansa"jawab Aufa

"yasudah masuk yuk, diluar panas"

"Ya Allah Aufa...ini sudah sore. Sudah tidak panas lagi, kamu bagaimana sih? Tante Aisya saja lagi berkebun tuh diluar"

"baiklah-baiklah...yasudah ayo masuk!"

                  Aufa mengajak kedua sahabatnya masuk kedalam rumah dan menyuruh mereka untuk duduk diruang tamu, sedangkan dirinya membuatkan minuman untuk mereka.

"kamu sudah kenal tidak sama abangnya Aufa?"tanya Khansa pada Latisha

"tidak, aku belum kenal"jawab Latisha sekenanya

"kamu tahu, abangnya Aufa itu gantenggggg... banget Sha" puji Khansa seraya membayangkan wajahnya Daffa

"Astaghfirullah Khansa... kamu tibak boleh menghayalkan seorang ikhwan dipikiranmu, dosa hukumnya"

"aku tidak menghayalkannya kok Sha"

"bagaimana kamu bisa mengatakan tidak menghayalkannya Kha, tadi aku lihat sendiri bagaimana kamu menggambarkan sosok abangnya Aufa didalam pikiran kamu"

"ada apa ini, kenapa serius sekali sih wajahnya?"tanya Aufa yang datang seraya membawakan nampan yang berisikan tiga cangkir teh dan dua toples kue kering

"kami lagi membahas Mas Daffa"jawab Khansa tanpa malu-malu karena memang sifatnya yang suka blak-blakan dan apa adanya

"Mas Daffa?"gumam Aufa tidak percaya

"Khansa naksir sama abang kamu"ujar Latisha yang mendapat pelototan dari Khansa

"Latisha bohong Fa, apaan sih Sha..."jawab Khansa cepat menyalahkan perkataan Latisha

"aku tidak bohong Fa, tadi Khansa memang mengatakannya seperti itu"

"Latishaaa... kamu apa-apaan sih. Aku tidak pernah mengatakannya padamu"

"tuhkan Fa, kamu dengar sendiri kan tadi Khansa bilang apa?"

                  Aufa hanya melihat dan mendengarkan apa yang dilakukan dan dikatakan oleh kedua sahabatnya yang sesekali mengundang gelak tawa dirinya. Bagaimana tidak, Khansa selalu mengelak setiap apa yang dikatakan Latisha walau ujung-ujungnya Khansa kalah telak karena masuk kedalam perangkapnya Latisha.

Mahabbah RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang