"Assalamualaikum Icut?"
Mendengar namanya dipanggil, Icut yang semula sedang ikut menata gelas diatas kain yang dibentangkan di dapur bersama para ibu-ibu keluarga besar Papa Hanan dan Mama Aisya, pun melihat kearah orang tersebut.
"Waalaikumsalam Kak..."jawab Icut setelah tau siapa yang memberi salam padanya
"boleh kita berbicara sebentar?"tanyanya pelan agar tidak ada yang mendengar selain ia dan Icut
"boleh Kak"
"bagaimana kalau kita bicara di taman saja?"
Icut melihat kearah taman melalui gerbang pintu dapur yang hanya disekat dengan kedua daun pintu mini, sehingga ruang keluarga yang terhubung dengan taman samping yang terlihat dari pintu kaca tersebut menampakkan orang yang sedang berlalu lalang, akhirnya Icut pun menyetujui usul dari seseorang yang dipanggil "Kak" tersebut.
"baiklah Kak"
Icut meminta izin terlebih dahulu pada ibu-ibu yang bersamanya menata gelas didapur tersebut sebelum akhirnya ikut berjalan menyusul Kak ke taman samping kediaman Papa Hanan.
"disini saja Kak"pinta Icut seraya mengendong salah satu keponakan sepupu Aufa yang berumur satu tahun setengah. Awalnya balita itu berada digendongan kakaknya yang masih berusia sepuluh tahun
"Syifa main saja sama yang lainnya, biar De Afra sama kak Icut saja ya?"ucap Icut lembut seperti biasanya yang langsung diiyakan oleh Syifa dan tidak lupa menampilkan giginya yang gingsul kearah Icut
Selain Icut, De Afra dan Kak, masih banyak anak-anak kecil yang sedang bermain kejar-kejaran sehingga mereka tidak perlu takut akan menimbulkan fitnah dan hal buruk lainnya. Icut kemudian duduk disalah satu kursi seraya menghadap kearah pohon mangga yang berada dekat dengan kolam ikan mini disudut pagar kanan disusul oleh Kak yang duduk di kursi agak berjauhan dengan Icut yang menghadap ayunan besi yang berada disudut kiri pagar. Mereka duduk saling membelakangi yang dibatasi dengan meja bundar kecil.
"Icut asli Aceh ya?"tanya Kak memulai pembicaraan
"iya Kak"
"nama lengkap Icut apa?"
"Cut Afifah Rahma, Kak"
"ternyata keturunan Ampon ya?"
"Alhamdulillah"
"Icut sudah memiliki calon?"
"maksudnya Kak?"tanya Icut bingung dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Kak
"Icut sudah punya calon suami belum?"
"belum Kak"
"setau Kakak biasanya yang keturunan Ampon, jodohnya sudah ditentukan oleh keluarga terlepas itu emang sudah Allah SWT yang tentukan sebelumnya. Bagaimana dengan Icut?"tanya Kak seraya memandang Icut seperkian detik
"seperti yang Kak Gibran katakan tadi, Allah SWT yang menentukan jodoh terlepas keluarga Icut sudah menyiapkan calonnya. Begitu pula dengan Icut"Kak Gibran tersenyum mendengar jawaban panjang Icut untuk pertama kalinya. Itu merupakan kalimat terpanjang selama gadis itu bicara dengan seorang lelaki
"boleh Kakak kerumah Icut?"
"maksud Kak Gibran?"
"terlepas dari jodoh yang telah keluarga siapkan untuk Icut, Kakak ingin membuktikan siapa jodoh yang telah Allah SWT siapkan untuk Icut"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahabbah Rindu
EspiritualBenarkah namaku yang selama ini berada dalam setiap doamu? Bolehkah aku berteriak sekencang-kencangnya agar semuanya tau bahwa aku sangat-sangat bahagia?! Bahkan aku seperti bermimpi. 💜💜💜