Sahabat Shalihah (23)

100 7 2
                                    



Salma kembali mengunjungi kamar bilik Aufa dan langsung ikut tiduran diranjang miliknya Aufa.

"Aufa?"panggil Salma seraya mencolek lengannya

"apa?"tanya Aufa masih fokus dengan buku hafalannya

"Latisha kenapa belum balik sih, ini kan sudah sebulan lamanya?"pertanyaan Salma membuat Aufa dan Khansa yang berada di ranjang sebelah kanannya pun menegang, namun itu hanya sesaat karena setelahnya Aufa dan Khansa saling pandang

"Aufa tidak tau"Aufa masih menatap buku hafalannya walau kenyataannya sekarang pikirannya sedang terbang ke masa lalu, masa disaat dirinya mengetahui kebenaran lamaran Ustad Hamlan dan Latisha

"loh kok tidak tau, kan kalian sahabatan Fa?"bingung Salma lalu bangun dari tidurnya dan memilih duduk bersila menghadap kearah Aufa

"memangnya Latisha enggak kasih kabar?"

                  Aufa diam, dia tidak menjawab pertanyaan Salma karena tidak ingin. Malas rasanya untuk membahas segala hal yang berkaitan dengan Latisha karena itu akan membuat hatinya perih, dan dia sangat yakin jika saja pembahasan ini terus berlanjut maka air mata yang sudah lama dibendungnya akan pecah begitu saja karena tidak sanggup menampungnya lagi. Khansa terus saja memperhatikan Aufa dan Salma, perasaannya tidak bisa berbohong bahwa sebentar lagi pertahanan Aufa akan hancur, namun dia memilih untuk terus diam dan memperhatikan saja, belum saatnya bagi dia untuk bertindak.

                  Melihat tidak ada respon apapun dari Aufa membuat Salma semakin curiga bahwa antara Aufa dan Latisha memang sedang ada masalah, tapi apa itu ia tidak tau dan sekarang dia sangat ingin mengetahuinya. Salma menarik buku hafalan Aufa dan meletakkan dihadapannya, Aufa memejamkan matanya untuk menahan segala gejolak emosi yang ingin keluar ke permukaan. Aufa terus saja beristighfar dalam hatinya.

"Aufa lagi menghafal Sal"jawab Aufa pelan lalu ingin mengambil kembali bukunya namun langsung ditarik kembali pula oleh Salma dan meletakkan ditempat semula dan itu membuat Icut ikut melihat kearah mereka, saat ini mereka hanya berempat saja didalam bilik.

"kamu itu pintar Fa, menghafal sebentar saja pasti bisa. Jadi sekarang kamu jawab dulu pertanyaanku, hafalanmu nanti saja dilanjutkan!"

"pertanyaan apasih Sal?"tanya Aufa pelan seraya bangun dari tidurnya dan memilih duduk bersila seperti Salma. Mereka saling berhadapan sehingga Salma dapat melihat dengan jelas bahwa Aufa sedang tidak fokus, tubuh Aufa memang disana namun pikiran dan hatinya ditempat lain

"Latisha kenapa belum balik-balik juga kesini, bukannya ini udah lebih sebulan?"

"Aufa tidak tau Sal, sungguh!"

"kenapa kamu enggak tau?"

"karena memang Aufa enggak tau"

"tapi kenapa, memangnya dia enggak ngabarin kamu?"

"enggak"

"kalian marahan?"pancing Salma

"enggak, kami baik-baik saja"

"yakin?"

"iya Sal, kami baik-baik saja. Sudah ah, Aufa mau lanjut menghafal dulu"putus Aufa tapi tidak dibiarkan begitu saja oleh Salma, ia masih sangat penasaran dengan hubungan Aufa dan Latisha yang tidak seperti biasanya, karena yang mereka semua lihat bahwa Aufa, Khansa dan Latisha itu bagaikan saudara kembar yang tidak bisa dipisahkan sama sekali

"aku enggak percaya. Kha, kamu tau tidak kenapa Latisha belum balik?"

"mungkin Latisha sedang sibuk menyiapkan pernikahan"jawab Aufa cepat saat suasananya sedang hening-heningnya kerena sedang menunggu jawaban dari Khansa

Mahabbah RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang