Romansa II (39)

36 6 1
                                    



Setelah shalat subuh Aufa membantu Umi yang sedang memasak di dapur untuk sarapan mereka pagi ini, sedangkan Hamlan dan Abi masih di masjid sedang berzikir seusai shalat jamaah.

Pagi ini mertua dan sang menantu kesayangan memilih memasak nasi lemak untuk menu sarapan mereka. Aufa mencincang kecil-kecil daging ayam untuk diolah toco ayam sebagai pelengkap menu selain ayam goreng kesukaan keluarga ini. Keharmonisan mereka sangat terlihat saat sesekali Umi memeluk gemas menantunya saat pujian-pujian Aufa lontarkan kepada Umi, diselangi juga dengan tawa saat Umi menceritakan masa-masa kecilnya Hamlan.

Duhhh... menantu mana sih yang tidak baper jika punya mertua yang baik dan sayang seperti Umi, sungguh Aufa benar-benar bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah SWT berikan pada dirinya ini. Ternyata benar, dibalik rasa sakit yang telah dialaminya ada begitu banyak hikmah yang kini diterimanya. Nyata seperti firman Allah SWT dalam surah Ar-Rahman yang memiliki arti, "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

"Terima kasih ya Umi untuk segala rasa sayang yang telah Umi limpahkan kepada Aufa, dan Umi yang telah menerima Aufa dengan baik dalam keluarga ini"ucap Aufa tanpa tau kondisi

"Aufa tidak perlu mengucapkan terima kasih pada Umi. Umi sayang sama Aufa sudah sangat lama, sebelum nak Aufa menjadi mantu di keluarga ini. Lagi pula Umi dan Abi memang sudah semenjak lama menginginkan bermantukan nak Aufa ini, sejak Allah SWT mengatur pertemuan diantara kita sewaktu pesta pernikahan adik iparmu dulu. Ingat tidak?"jawab dan Tanya Umi lembut setelah mematikan kompor

"Ingat Umi"jawab Aufa sembari mengangguk

"Yasudah, apa lagi yang harus Umi jawab heum?"Tanya Umi lagi membuat Aufa bersemu merah lalu menggelengkan kepalanya

"Gemas deh sama menantu kesayangan Umi satu ini"ucap Umi sembari mencuil hidung pesek Aufa dengan gemas

"Yasudah ayo buruan kita tata makanannya di atas meja, setelah Abi dan Hamlan pulang dari masjid biasanya mereka jogging sebentar diarea komplek ini. Jadi setelah kita tata semua ini Aufa harus siapkan baju kaus dan celana training untuk Hamlan jogging, ya sayang?"

"Iya Umi"jawab Aufa seraya tersenyum manis kearah Umi

Mereka mulai menata segala macam peralatan makan dan menu sarapan yang telah mereka masak dengan perasaan hangat akan cinta. Setelahnya Aufa meminta izin pada Umi untuk kembali ke kamar sebentar mengambil kerudung.

"Assalamualaikum..."salam Abi dan Hamlan bersamaan

"Waalaikumsalam..."jawab Umi dan Aufa bersamaan pula

Umi mengulurkan tangannya kearah Abi untuk mencium tangan Abi, setelahnya beralih kepada Hamlan yang mencium tangan Umi kemudian Aufa yang mencium tangan Abi dan terakhir ia mencium tangan suaminya yang tanpa di duga malah dijahili membuat Aufa berteiak dengan spontan.

"Astaghfirullah... kenapa sayang?"Tanya Umi khawatir seraya menyentuh Aufa sedangkan Hamlan justru tertawa yang membuat Abi dan Umi bingung

"Aufa tidak tau Umi, di tangan Mas Hamlan ada kenyal-kenyalnya gitu"jawab Aufa masih dengan kegeliannya

"Apa yang kamu lakukan Hamlan, tunjukkan pada Umi?"Tanya Umi seraya memeluk Aufa dari samping

"Tidak ada apa-apa Umi"jawab Hamlan sekenanya masih dengan tawanya

"Itu ada apa di tanganmu Hamlan?"tunjuk Umi kearah tangan kanan anaknya yang terkepal ringan

"Tidah ada Umi"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mahabbah RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang