Papa Hanan dan Daffa masih menunggu di ruang keluarga, sedangkan Hamlan sedang membersihkan tubuhnya dikamar tamu sesuai seperti yang dikatakan oleh Nyonya besar dirumah ini.
"Abang kasihan pada Hamlan, Pa"ucap Daffa pelan
"Abang tidak perlu khawatir, semuanya pasti bisa Mama atasi. Kakak dan istri Abang juga pasti bisa menjelaskannya pada Adek, mereka sudah sangat mengenal bagaimana karaktek Adek, Bang"ujar Papa menenangkan
"semoga saja benar seperti yang Papa katakan"
"InsyaAllah..."
Suara bel rumah yang berbunyi membuat Daffa meminta izin pada Papa untuk membuka pintu. Papa mengiyakan setelah sebelumnya meminum teh hangat yang sudah mulai dingin karena terlalu lama didiami.
"Assalamualaikum..."salam seseorang tersebut seraya mengulurkan tangannya kearah Daffa dengan maksud ingin bersalaman setelah Daffa membuka pintu
"Waalaikumsalam..."balas Daffa dan menjabat tangan lelaki itu. Ustad tepatnya, pikir Daffa. Mereka saling melempar senyum
"mari masuk Ustad"ajak Daffa
"baik Ustad Daffa"jawaban Ustad itu membuat Daffa terkejut
"Ustad mengenal saya?"tanya Daffa langsung
"iya saya mengenal Ustad Daffa"
"siapa Bang, kenapa tidak Abang ajak masuk tamunya?"tanya Papa seraya berjalan ke ruang tamu
"ohh iya-iya... Abang lupa Pa, keasyikan ngobrol soalnya. Ayo Ustad masuk..."
Ustad tersebut pun duduk di sofa ruang tamu setelah dipersilahkan duduk oleh Papa Hanan dan Daffa. Ustad tersebut juga menyalami Papa Hanan dengan sopan, kemudian menyerahkan sekantung buah-buahan segar dari kebun sendiri kepada Papa Hanan yang diterima oleh Papa Hanan dengan senang hati. Setelahnya Daffa berjalan kedapur untuk menyimpan buah-buahan tersebut dan membuatkan minum untuk tamu mereka.
"diminum Ustad"ucap Daffa setelah menaruh secangkir teh hangat dihadapan Ustad tersebut
"iya Ustad Daffa, terimakasih"Daffa tersenyum sebagai balasan
"perkenalkan Pak, nama saya Muhammad Al Fadhli Husein, saya salah satu guru di Pesantren Al Huda Bandung"ucap Ustad tersebut memperkenalkan diri
"yayaya... saya Hanan"ucap Papa Hanan
"itu pesantrennya Adek dan Nayla kan Pa?"tanya Daffa
"iya, salah satu anak dan menantu saya juga mondok di Pesantren itu, namanya Aufa Maghfirah, menantu saya namanya Khansa Nayla. Apa Ustad Fadhli mengenalnya?"tanya Papa Hanan dengan tersenyum manis yang dibalas tidak kalah manisnya oleh Ustad Fadhli
"hahaha... tidak mungkin juga Ustad Fadhli mengenal putri saya"jawab Papa Hanan kemudian
"sebentar, Ustad ini anak sulungnya K.H Aba Ahmad Hasan, yang baru pulang dari Kairo itu kan?"tanya Daffa yang merasa familiar dengan wajah Ustad Fadhli
"benar Ustad Daffa"jawab Ustad Fadhli dengan tersenyum canggung
"ternyata benar, saya merasa familiar ketika melihat wajah Ustad tapi saya lupa kita pernah bertemu dimana. Ustad Fadhli ini yang pernah Abang ceritakan dulu sama Papa, yang pemilik hotel nuansa islami pertama di Indonesia Pa. Ustad Fadhli ini juga salah satu pendiri yayasan amal di Jepang dan bel___"
"sudah Ustad Daffa, anda tidak perlu mengatakan itu semua. Ustad Daffa terlalu berlebihan dalam mendeskripsikannya, padahal itu semua bukan saya sendiri yang mengelolanya"potong Ustad Fadhli merendah. Papa Hanan tersenyum mendengarnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahabbah Rindu
SpiritueelBenarkah namaku yang selama ini berada dalam setiap doamu? Bolehkah aku berteriak sekencang-kencangnya agar semuanya tau bahwa aku sangat-sangat bahagia?! Bahkan aku seperti bermimpi. 💜💜💜