leave for love

5.3K 373 7
                                    

Author

hari ini tepat sudah 2 minggu helena di rawat di rumah sakit,  dan shanon sepertinya tidak pernah absen dari sakitnya helena selama 2 minggu. 

shanon juga selalu membantu helena,  menemani helena setiap saat untu menggerakkan kakinya hingga timbul prasan yang susah di artikan oleh keduanya.

dan hari ini helena siap siap untuk pulang kerumah,  ntah mengapa perasaan helena sangat cemas bukan senang helena justru ingin lebih lama lagi di rumah sakit agar bisa selalu bersama shanon? .

"hei,  bukankah kamu akan pulang mengapa sedih begitu? " ucap shanon sambil membantu merapikan bajunya ke dalam tas helena.

"kata siapa?  aku gembira sangat gembira bahkan aku tidak sabar tidur di kasur empukku" helen memiringkan tubuhnya menopang kepalanya dengan satu tangannya menatap shanon.

"benarkah?  wah pasti menyenangkan berada di rumah seharian"

"jelas!  aku ingin menonton beberapa filmku,  kemudian aku ingin ber malas malasan" helena telentang dan menjenjangkan tangannya sambil tersenyum membayangkan kamarnya.

"hmm baiklah,  tunggu di sini aku ambilkan kursi roda untuk mu" shanon pergi dan di balas anggukan oleh helena.

.....

"shanon! " teriak seseorang dari belakang membuat shanon yang membawa kursi roda menoleh.

"ray-rayi?"menatap cinta pertamanya yang melambai kemudian mendekatinya.

"benarkan kita bertemu lagi,  kita jodoh" rayi menggoda shanon yang di balas senyum oleh shanon dengan wajahnya ya merona merah.

"mau kemana, kok bawa kursi roda?"

"oh ini,  mau bawa teman ke bawah,  dia sudah di perbolehkan pulang" ucap shanon menatap rayi.

"Kalau begitu ayo aku bantu" rayi langsung memegang genggang kursi roda yang otomatis menyentuh pergelangan tangan shanon membuat keduanya saling berpandangan.

"......" anak ini dari dulu wajahnya tetap saja sangat tampan,  tapi mengapa

"yakin? sepertunya kamu akan sibuk,  sudah tidak papa aku bisa sendiri" ku coba menjauhkan dirinya dengan pelan.

"eiisss.,sudah ayo di mama ruangnya? " dia menahan shanon dan menarik kursi roda menuju kamar inap helena.

selama perjalanan ke kamar helena,  shanon hanya menatap punggung rayi,  pria yang selalu diam diam ia cintai meski begitu ia tidak pernah mau mengungkapkan perasaan sebenarnya kepada rayi karena menurutnya cinta rayi pasti sudah hilang untuknya.

shanon menjenjangkan tangannya melebarkan jari jari tangannya mensejajarkan punggung rayi dengan tangannya  dari jarak 20 cm dari pungung rayi. sambil tersenyum.

sepertinya wanita bodoh ini terlalu lama menyembunyikan perasaan bodohnya,  sampai sampai tidak sadar pria di depannya ini sekarang terlihat lebih bidang dan sangat tinggi. hati shanon berbicara.

"yang ini?" ucap rayi yang sudah sampai di depan kamar helena membuat shanon dengan cepat menarik tangannya. agar tidak di sadari rayi.

"eh-?  iya iya ini,  ayo masuk" shanon membukakan pintu mempersilahkan rayi masuk.

"hallo mba helena ya?  saya perawat tampan,  saya juga pacar shanon" ucap rayi membuat ku langsung menoleh ke arah rayi.

"pa-pacar?" jelas terlihat sangat jelas helena terkejut dengan menatap shanon yang kemudian menggeleng dengan cepat.

"kau ingin mati? " ucapan shanon membuat helena sedikit tersenyum.

"heheh bercanda,  tapi jujur aku pernah menyatakan prasaanku padanya tapi dia tidak menjawab hingga saat ini" rayi pun mendekatkan kursi roda ke kasur helena. "pegang pundakku aku akan membantu mu turun". helena memegang pundak rayi dan membantu dengan memegang pinggang helena untuk membantunya duduk di kursi roda.

Girl with stupid feelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang