some bright

5.4K 454 2
                                    

Helena

tidak terasa ini sudah pukul 9 malam ku fikir ayahku pasti sedang meeting aku tidak enak hati melihat shanon pasti dia lelah menungguku.

sudah satu minggu shanon menemani ku, ayahku lah ulahnya ayahku selalu menjemputnya dan menyuruhnya menemani ku, bahkan saat aku menolak agar di ganti oleh jihan ayahku menolak karena takut aku masih akan mengurusi pekerjaanku,  mungkin itu sebabnya dia menjagaku dengan meletakkan shanon di sini dan dia sepertinya selalu menurut saja, mungkin the power of boss.

meski begitu ternyata dia anak yang sangat lucu, tingkahnya yang tiba tiba kadang slalu membuatku membeku seperti ada sengatan listrik di saat dia menyentuhku, tapi aku menyukainya.

"Aku fikir ayahku akan lama,  jika kamu ingin pulang maka pulang saja aku tidak apa apa,  ada suster di sini"
ku coba memecah kehinangan yang terjadi setelah berjam jam.

"hm?  tidak papa aku akan menemani mu sampai pak ibas kembali"

"kau yakin?" sebenarnya aku tidak ingin dia pulang ku fikir aku menyukai gadis ini dia sangat perhatian,  bahkan sesekali dia selalu menanyai keadaanku seperti saudara mungkin.

"iya tidak papa,  lagi pula pak ibas menyuruhku untuk menjagamu" kini dia duduk dan menatapku.

"hmm baiklah" aku hanya melihatnya dari kasurku.

''Vn..  apa kau sedang bertengkar dengan Vn?" aku tersentak mendengan dia menyebutkan nama vn inisial dari vanesa di kontak hp ku.

"ba-bagaimana kau" aku bungung antara cemas dan takut dia mengetahui semuanya.

"tenang saja,  aku hanya melihat sekilas' sepertinya pacarmu sangat protektif" kini dengan analisis kesoktauannya dia duduk dan bersandar di sofa.

"aku.. dia buk-"

"tidak apa apa kau tidak perlu ceritakan semuanya,  di setiap hubungan pasti ada pertengkaran tapi jika kau harus seperti ini karena bertengkar dengan kekasihmu kau akan di tertawakan olehnya"

benar benar gadis ini terus menyerocos tanpa tau siapa yang ia bicarakan, ingin rasanya aku mbungkam Mulutnya dengan bantal tapi ntah mengapa aku menyukai caranya yang sok dewasa seperti ini.

"lalu aku harus seperti apa?  jika aku menghindar tapi selalu gagal"
ku lihat dia berfikir keras.

"carilah pendamping baru,  dan jangan menoleh ke arahnya sedikitpun buatlah dia menjauhimu dengan memiliki kekasih baru"

"itu masalahnya" aku memanyunkan bibirku tunduk menatap selimutku.

"apa masalahnya" kini dia mendekat dan duduk tepat di samping kasurku.

"aku tidak akan menceritakannya kita belum dekat"

"kau bercanda?  kita sudah dekat bahkan aku duduk di sampingmu"

"tidak,  bukan itu maksudku kamu belum mengenalku"

"kalau begitu anggap saja aku sudah mengenalmu"

"tidak kamu baru 1 minggu mengenalku"

"tapi seharian aku selalu bersama mu ayolah cerita kepada ku" dia terlihat frustasi dan menggemaskan

"tidak, lihat bahkan saat ini kamu bertingkah seperti anak anak" aku mencibirnya.

"bukankah memang kamu lebih tua dariku?"

"kena-.. oke aku semakin tidak ingin bercerita" aku berpura pura marah dengannya.

"lihat kita sudah dekat, bahkan kau sudah berani membentakku"

Girl with stupid feelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang