P e n j e l a s a n

3K 334 11
                                    

WARNING!!!!

Hai beb, sebelum kalian baca, dan karena udah banyak banget yang baca cerita di acc ini, dan aku merasa sedih kalian hanya baca tapi tidak vote' sehingga membuat ku galau untuk melanjutkan. So aku harap kali ini kalian ga cuma baca tapi juga ikut vote supaya aku semangat buat ngelanjutin page page selanjutnya .

So! Kalian tinggal ke pojok paling kiri' sentuh pake jari kalian yang berlogo bintang! Ingat dari pada kalian menggunakan jari kalian untuk hal yang tidak tidak lebih baik gunakan untuk memvote cerita ini agar saya lebih semangat!


Ingat beb vote itu..

G E R A T I S

Author

"Wait!! Coba buka yang ini"
Tangan helena menekan ujung jari shanon sehingga muncul folder full isi berkas yang seharusnya sudah di hapus.

"Kok masih ada?"

Tidak ada jawaban dari shanon , hanya diam memperhatikan wajah helena seperti kagum.

sepertinya aku gay

"Iya shan? Masih ada foldernya nih ntar kalau di audit bingung lagi filenya yang bener yang mana"
Masih  mengcontrol mouse dengan tangannya yang masih di atas tangan shanon.

Ini sudah kesekian kalinya jantungku seperti ini , berdetak hebat seperti habis berlari kiloan meter.

"Shan ini juga masih ada , kamu lupa hapus hm?"

Benar'aku gay, dan perempuan yang ada di depanku yang selalu membuat ku ...

Kini helena menoleh tepat menatap mata shanon yang sedari tadi memperhatikannya.

Lupa bahwa kami adalah gender yang sama..

Shanon menatap lekat wajah helena dengan tatapan yang susah di artikan' membuat helena salah tingkah , sadar tangannya masih di atas tangan shanon membuat helena lekas lekas mundur dan menjauhkan tangannya.

"Maaf.."

Satu kata yang membuat shanon tiba tiba merasa bahwa

astaga apa yang ku fikirkan? Shan kau tidak normal!

Dirinya hanyalah wanita yang terlalu berkhayal liar .

"Eh mba? Maaf mba tadi .. itu anu"
Berusaha menutupi kegugupannya dengan menggoyangkan mouse.

"....hm?"
Menatap shanon perlahan berjalan kembali ke mejanya.

"Iya mba saya lupa hapus foldernya kemaren' saya hapus sekarang mba.."
shanon membenarkan duduknya dan melanjutkan pekerjaannya .

terpampang jelas wajah memerah shanon yang menandakan malu' tapi di sisi lain helena tersenyum sambil menarik kembali bangkunya memandangi shanon.

Helena
Bohong rasanya jika aku menutupi fakta bahwa aku sadar tadi dia memperhatikan ku' aku bahkan gugup tapi naluri ku sebagai atasan ternyata masih menang melawan detak jantung ku yang heboh di dalam diriku.

Aku menatap matanya tadi' sungguh benar benar menatap matanya yang indah , sepertinya dia adalah wanita yang pandai menyembunyikan perasan meski itu sudah tertangkap basah tapi dia dengan mudah membuat orang lain ragu kembali.

Yaaaisshhh apa yang ku fikirkan? Hmm

Helena memukul kepalanya sendiri dengan polpen.

...

Girl with stupid feelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang