#16

5.1K 267 1
                                    

Mulmed Farhan putra Dhiafakhri dan Adira putri Dhiafakhri


Weekend ini keluarga kecil iqbaal dan (namakamu) hanya dirumah. Sedari tadi Iqbaal, Farhan dan juga Dira bermain hingga membuat ruang keluarga acak acakan.

(Namakamu) sedang memasak untuk makan siang. Masakan yang dimasak sudah matang. Lalu (namakamu) merapikannya dimeja makan. Dan berjalan menuju suami dan anak anaknya berada.

Gelak tawa mereka terdengar oleh (namakamu). Entah apa yang mereka bicarakan,hingga tertawa terbahak bahak.

(Namakamu) berkacak pinggang melihat ketiga orang tersayangnya tengah tertawa terbahak bahak hingga tak menyadari keberadaannya. Sebenarnya (namakamu) kesal karena ruang keluarga/ruang tengah berantakan seperti kapal pecah.

"Bagus ya ini rumah kayak kapal pecah gini" seketika suara tawa tadi terhenti setelah mendengar kalimat tadi.

Sontak iqbaal, farhan dan juga dira menolehkan kepalanya kebelakang dan mendongakkan melihat (namakamu) yang berkacak pinggang

"Eh bunda" iqbaal menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Apa. Ini kenapa berantakan. Bukannya diberesin malah diberantakin. Kamu juga baal bukannya diberesin malah ikut main lagi. Bunda cape tau tiap hari beresin mainan kalian. Nanti mah kalo nggak diberesin bakalan bunda buang aja mainannya" omel (namakamu) sebari membersihkan mainan tadi

"Jangan dibuang nda. Nanti Dira rapihin lagi mainannya nda" dira beranjak dari duduknya dan berlari memegang tangan (namakamu)

"Iya bunda, jangan dibuang mainannya. Banti kalo dibuang emang bunda mau beliin lagi" Farhan ikut menghampiri (namakamu)

"Bunda gak bakalan marah marah kalo kalian beresin lagi mainannya. Ini mah kalo abis main langsung ditinggalin. Jangan kebiasaan kayak gitu. Gak baik"

"Iya bunda" farhan dan dira menundukkan kepalanya.

"Ayah bantuin" bisik farhan pada iqbaal yang sedari tadi diam memperhatikan mereka

"Nanti ayah kena omel bunda lagi. Gak mau" bisik iqbaal pada farhan

Iqbaal beranjak dari duduknya dan berjalan mendekati (namakamu)

"Maafin aku ya (nam) aku udah berantakin. Aku bantuin ya biar cepet selesai. Lagian kan nanti juga aku beresin lagi bareng anak anak"

"Udah berapa kali bilang kayak gitu? Yang kemaren kemaren ga diberesin tuh. Asal nyelonong aja pergi. Ngomong aja dilakuin mah engga" sindir (namakamu)

Iqbaal menggarukkan kepalanya yang tak gatal. Ucapan (namakamu) memang benar. Iqbaal selalu bilang seperti itu jika sedang bermain.

"Janji deh sekarang bakalan diberesin lagi"

"Janji aja terus"

"Udah dong bun jangan marah lagi"

(Namakamu) tetap diam tak menyahut ucapan iqbaal.

Farhan dan Dira ikut meminta maaf pada (namakamu)

"Bunda maafin adek"

"Maafin abang juga bunda"

"Hm" balasan (namakamu)

"Bunda" rengek iqbaal, farhan, dan dira yang bersamaan tanpa direncanakan.

(Namakamu) terkekeh mendengar rengekan itu.

"Iya iya bunda maafin. Tapi jangan diulangi lagi ya" ketiganya tersenyum lebar saat mendengar ucapan (namakamu)

Ketiganya langsung memeluk (namakamu) dengan sayang.

"Ayah. Abang. Dira mau peluk bunda" dira yang memang tidak kebagian memeluk (namakamu) dikarenakan iqbaal dan farhan yang memenuhinya.

Iqbaal dan Farhan memeletkan lidahnya pada Dira. Dira yang mendapatkan itupun matanya langsung berkaca kaca tanda sebentar lagi akan menangis.

(Namakamu) yang melihat langsung menguraikan pelukan iqbaal dan farhan. Sebelum menghampiri dira (namakamu) membisikkan pada keduanya.

"Jail banget sih" (namakamu) menghampiri dira langsung memeluknya.

"Udah sayang. Ini udah bunda peluk, jangan nangis ya princess bunda yang cantik" Dira tidak jadi menangis

Dira memeluk (namakamu) erat. (Namakamu) mulai menggendong dira menuju tempat makan.

"Ayo makan dulu" instruksi (namakamu) pada iqbaal dan farhan

Iqbaal dan farhan berjalan menuju mejamakan dengan cekikikan karna dira yang tadi tampak ingin menangis.

"Cengeng banget sih gitu aja mau nangis" ledek farhan yang sudah mendudukkan bokong nya di kursi

Iqbaal hanya terkekeh. Ingin meledek seperti farhan tapi takut dimarahin sama (namakamu) jadi iqbaal memilih diam saja.

"Dira nggak cengeng abang" bantah Dira yang sudah duduk bersebrangan dengan farhan.

"Kalo nggak cengeng ko nangis"

"Bunda" rengek dira meminta bantuan bundanya.

"Abang udah ah. Jangan diledekin terus" farhan langsung terdiam mendengar ucapan (namakamu)

Suasana menjadi hening yang ada hanya dentingan sendok. Dira yang sangat tumben hari ini ingin makan sendiri.

Mereka makan dengan khidmat. Jauh di lubuk hati iqbaal. Ia tersenyum menatap ketiga orang yang amat disayanginya.

Iqbaal merasa beruntung memiliki keluarga yang sangat harmonis seoerti ini. Walaupun sering terjadi perdebatan kecil dalam keluarganya. Tapi iqbaal benar benar merasa bersyukur telah dipertemukan dengan (namakamu) dan memiliki 2 anak yang sangat disayanginya.







Happy satnight

Hanya 663 word.

Jangab lupa vote and komen

Terimakasih :)

My Family (IDR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang