✘ 17.

666 106 16
                                    

Insipirasiku












Malam harinya seperti apa yang telah direncanakan, Johnny serta para karyawan cafenya melakukan acara bakar-bakar.

Berbeda dari rekan-rekannya yang lain, Jeffrey dan Jeno memisahkan diri untuk kembali masuk ke dalam villa guna mengambil stop kontak. Kenapa mereka berinisiatif mengambil stop kontak?

Karena teman-teman yang lain sedang mabar pubg dan baterai ponsel mereka mulai sekarat. Jadi saat ini stop kontak dan charger handphone sangat dibutuhkan.

"Eh bang, liat deh. Ini apaan sih?" tanya Jeno kepada Jeffrey yang tidak sengaja menemukan sebuah benda.

Benda tersebut berbentuk seperti cincin tetapi dalam ukuran yang lebih besar. Dan kalau disandingkan dengan tubuhnya, lubang dari cincin raksasa itu diameternya lebih besar daripada tubuh Jeno.

"Oh, inimah holahop No. Masa lu gak tahu mainan beginian?" tanya Jeffrey yang kini mengambil alih cincin raksasa bernama holahop itu dari tangan Jeno dan menukarnya dengan stop kontak berkabel panjang pada laki-laki yang lebih muda darinya itu.

"Ya gue gak tau bang. Seumur-umur gue gak pernah mainan begituan. By the way gimana sih cara mainnya?"

Dengan senang hati Jeffreypun menunjukkan cara bermain holahop kepada Jeno.

"Nih kayak begini mainnya No. Solali lali ola olala~"

Mata Jeno berbinar-binar gitu melihat Jeffrey dengan ahlinya bermain holahop

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Jeno berbinar-binar gitu melihat Jeffrey dengan ahlinya bermain holahop. Wajah sumringah dan tampan milik Jeffrey juga menambah rasa kagum Jeno.

"Udah ye, jangan lama-lama ntar pada ngomel gegara kelamaan nungguin nih colokan dateng." ujar Jeffrey yang menghentikan kegiatan mainnya dan melanjutkan perjalanan mereka membawa stop kontak.

"Wah gila gila gila. Jago banget lu bang. Kapan-kapan ajarin gue ya."

"Selaw No. Asalkan tetringan nanti pas mabar jangan putus ye."

"Yeuh.... Dasar friend with benefit lu bang."






















































.













































































"Eh besok ke cimory yuk." ajak Johnny tiba-tiba.

Para karyawannya yang lagi asik mabar pubg, makan, dan ngobrol ceria berhenti dari kegiatan mereka dan menatap Johnny heran.

"Kenapa? Ada yang anehkah di wajah tampan gue?" tanya Johnny sembari menyibakkan rambut gondrongnya ke samping layaknya iklan shampo lain.

"Dih najis pede bat lu."

"Ya Tuhan pengen ngehujat tapi dia pak bos..."

"Sabar ya sob, dunia memang gak adil."

"Eh kampret kenapa pada ngedumel sih. Tadikan gue ngajakin, besok pada mau kagak ke cimory?" tanya Johnny lagi.

"Gue sih mau-mau aja pak bos, tapi ngapain ya kita kesana?" tanya Kun.

Sebuah seringai terpajang di wajah Johnny sebelum menjawab pertanyaan salah satu karyawannya itu.

"Ya jelas nyari inspirasi lah.... Di cimory tuh banyak spot foto yang bagus, siapa tahu dari sana kita dapet inspirasi buat memperbarui konsep dan spot foto di kopi johnny."

Mendengar jawaban serta penjelasan dari bos mereka membuat para karyawan manggut-manggut.

Rupanya bos mereka ini otaknya gak kopong-kopong banget.

"Boleh tuh boleh... Lagipula kita cuman punya waktu sedikitkan buat balik ke Jakarta sama ngemakeover kopi johnny." setuju Ten.

"Nah itu dia, berterimakasih lah kepada investor kopi johnny yang mau naruh investasi buat cafe kita." sambung Johnny. "Pokoknya besok kalian kudu bangun pagi-pagi banget ya sebelum kita berangkat ke cimory yang bakal dianter sama bang Bokir."

"Lah, ngapain bangun pagi pak? Kan cimory gak buka duapuluh empat jam." ujar Jungwoo yang terheran-heran karena abang belum pernah kesana.

























"Ya kita kudu senam pagi dulu lah.... Biar sehat jasmani dan rohani. Inget malem ini kita makan beribu-ribu kalori loh, jadi besok kita kudu membakar kalori yang masuk biar kagak gendut kayak si Haechan." jawab Taeil alih-alih Johnny yang ditanya oleh Jungwoo.

Langsung saja jawaban tersebut disambut gelak tawa oleh para karyawan. Terutama Mark yang sangat senang saat Haechan terbully.

"Ih pakde mah... Haechan dari tadi diem loh gak ngecengin pakde." kata Haechan dengan nada sebal yang dibuat-buat.

"Iye lu diem, tapi mulutlu gak bisa berhenti ngunyah. Liat nih, lu ngabisin empat potong ayam sekaligus." komen Chenle yang kelewat dongkol.

Langsung saja kata-kata kasar mulai terucap satu persatu dari para lelaki tersebut kepada satu sama lain.













































































































kopi johnny | nct.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang