Narasi 2

1.9K 24 4
                                    

Senja kali ini, membuatku harus terburu-buru, kala itu, aku masih diantar kekasih tercintaku. Kau pasti tau, perawakan kalian mirip. Sayangnya jiwa, karakter, dan banyak hal dari kalian sungguh berbeda. Aku tak akan membandingkan. Karena sungguh, demi tanah yang masih subur, lahan yang gembur, dan lautan yang makmur, itu tidak enak.

Aku berlarian kecil menikmati tetesan-tetesan hujan yang mulai mengalir perlahan-lahan. Ia enggan menjadi deras, mungkin karena ia takut membasahi tubuh rapuhku. Aku mengitari sekitaran depan cafe tempat pertemuan kita bukan aku dan kamu, tapi kita dan mereka.

Seusai grimis itu mulai meringis pada awan, aku baru masuk ke dalam. aku mau duduk. Kamu menggeserkan satu kursi untukku. Dan akhirnya aku duduk di sana. Saat kau melihat kakiku yang menggantung, sama sekali tak menyentuh lantai cafe, kamu mengumbar tawa. Untuk kali pertamanya.

"Kamu sungguh kecil"

Aku tahu, sebab aku pun sungguh kepayahan saat ingin turun ke toilet. Untungnya, hari itu kamu menjadi pria ajaib yang memberikan pegangan tangannya untuk bisa kupegang saat turun dari kursi. 150 cm, duduk di kursi kayu tanpa sandaran, sulit turun karena kondisi kursi terlalu tinggi. Oke, cukup menarik jadi judul berita.

Tiba-tiba, kamu menjadi pria yang aku saja tidak kenal, ya bagaimana mau kenal, aku lupa saat kamu menyebutkan namamu.

"Yeay, dapet friench fries gratis"

Kau menodong kentang goreng kesukaanku tanpa basa basi sampe basi. Kau mencomotnya, dan kau masukkan ke mulutmu. Ah sungguh, kenikmatan haqiqi bukan?

Sayangnya, ingin ku ceplis kepala mu saat itu.

"Jangan paksa aku mengenalmu lebih jauh

karena aku tahu

radar kemampuanku akan mudah suka padamu"

Narasi Tentang KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang