Take it or Leave it

194 2 0
                                    

Beberapa waktu lalu. Aku bertemu dengan seorang yang lebih bijaksana pikir nya. Dalam pertemuan itu. Aku ditanyakan perihal 'kamu'.

'Apa kau menyukainya?'
Aku diam.
'Apa kau menyayanginya?'
Aku diam.
'Apa kau menginginkannya?'
Semakin diam.
'Apa kau mencintainya?'
Aku membulatkan mata kecilku dan kemudian menyipit melihat pria yang berumur jauh di atasku.

Tangan itu lantas memegang bahuku. Hidup itu hanya sekali. Jika kamu suka ambillah jika tidak tinggalkanlah. Life is simple girl. Take it or leave it.

Ada benarnya.
Hidup itu sederhana. Sangat sederhana. Hanya kita terlalu takut pada konsekuensi dan risiko. Konsekuensi yang paling ku takutkan adalah kehilangan keluargamu. Dan risiko yang aku takutkan adalah tidak dicintaimu lagi.

Aku mengambilnya. Mengambil keputusan untuk mencintaimu. Dengan sangat sederhana. Sampai pada masanya, aku dikatai bodoh dan dungu. Karena kasih sudah menutup gendang telinga dan mata hatiku. Aku pikir setiap orang akan berubah pada masanya. Aku hanya cukup mendampingi ketidakpedulianmu dengan lebih akrab dan hangat. Sampai pada akhirnya, aku menjadi sepertimu, tidak peduli, dingin, dan kosong.

Aku ingin bernyawa kembali seperti dulu. Hangat dan bersemangat. Kau tahu? Keputusan yang akhirnya aku ambil bukan mengambil. Tapi melepaskan atau meninggalkan. Aku meninggalkanmu. Bukan karena tidak ada lagi rasa cinta dan kasih. Tapi, di bagian yg sudah lalu mungkin aku juga sudah menuliskannya. Jika kebaikan dan perubahan dirimu menjadi lebih baik itu datang dengan sarana kehilangan aku. Maka aku pergi meninggalkan kebaikan. Dan itulah yang aku mau.

Mungkin tinggalan itu membuatmu berdarah dan menanah. Mungkin hampir busuk dan tidak peduli dengan bagaimana keadaanmu. Otakmu mungkin mati. Hatimu mungkin mati. Tapi aku percaya. Jiwamu masih menyimpan 0.0000000 sekian persen untuk bisa kembali bercahaya dan menemukan cinta.

Kamu hanya perlu belajar. Jika dengan sisa cinta yang kau miliki tak cukup mampu menahanku. Mungkin, sisa sisa sisa sisa yang masih sisa dihatimu akan membawa kebaikan untukmu. Aku meninggalkanmu dengan membawa cinta yang masih besar. Memawa ragu yang masih mendalam. Membawa sayang yang keluargamu titipkan. Bahuku ini berat. Karenamu. Tapi mungkin kau tak pernah melihatnya. Nanti, jika masanya tiba.. dia akan berkurang hingga habis dengan sempurna. Mungkin.

Kau pecinta yang baik. Namun kau bukan pencinta yang ulung. Maaf. Aku tak bisa dicintai tanpa tindak tanduk.
Maaf. Aku tak bisa menikmati tanpa kau suguhi. Tak bisa aku harus mengobok obok bahagiaku akan kamu. Tak bisa jika harus begitu setiap hari. Suguhkan. Jangan kau simpan. Aku tak akan tahu maksud hati dan amarahmu.

Maaf..

Narasi Tentang KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang