Bagian 14

1.3K 102 39
                                    

BAGIAN PART INI, KHUSUS ADMIN YANG CERITA KARENA INI "IQBAAL PROV"

Ali mengendarai mobilnya dengan cepat. Tentunya ia menunju rumah Iqbaal. Ketika sampai di rumah yang megah itu, langsung saja Ali keluar dari mobilnya. Dengan sepenuh amarah Ali memasuki rumah yang sangatlah megah ini. Ia mengetuk pintu rumah ini sangat kencang. Ketika pintu terbuka, Ali melihat seorang wanita tua, yang bisa diyakini bahwa itu adalah Bu Merry. "Ah, Tuan Ali. Selamat malam, mari masuk Tuan" ujar Bu Merry dengan sopan. Ali masuk ke dalam rumah Iqbaal dengan cepat "Dimana Iqbaal?" tanya Ali dengan penuh amarah. Sontak saja Bu Merry terkejut bukan main ketika mendengar suara Ali yang setengah membentak itu. "Tu—Tuan Iqbaal ada di ruang keluarga Tuan" jawab Bu Merry gugup.

Dengan cepat Ali berjalan menuju ruang keluarga. Ketika sampai disana, Ali melihat Iqbaal yang sedang mencoba menghubungi seseorang. Ali terus memperhatikannya. Iqbaal terlihat berkali-kali mencoba menghubungi seseorang. "Siapa yang mau lu hubungi? Salsha? Hah?" teriak Ali dari kejauhan. Iqbaal membalikkan tubuhnya mengarah sumber suara, dan ia mendapati Ali yang sedang berdiri—ia terlihat sangatlah marah. "Ali?"ujar Iqbaal perlahan tak percaya.

"Kenapa? Kaget? Hah?" ucap Ali dengan kesalnya. Ali pun mendekati Iqbaal, ketika Iqbaal tepat berada di depan Ali. "Wei, apa kabar bro? Udah lama engga ketemu sama lu" ujar Iqbaal sambil ingin memeluk. Bukannya menyambut pelukkan Iqbaal, tetapi Ali dengan sekuat tenaga langsung saja Ali melemparkan satu pukulan yang sangat kuat di wajah Iqbaal, hingga Iqbaal terjatuh. Sontak saja Bu Merry yang juga sedang berada di ruang itu langsung teriak "Tuan Iqbaal!". Bu Merry langsung berlari untuk membantu Iqbaal yang terjatuh. Iqbaal mengangkat tangannya, menandakan bahwa ia baik-baik saja. "Tinggalkan kami Bu, coba hubungi beberapa pengawal untuk mencari Salsha" perintah Iqbaal pada Bu Merry. Meskipun ragu, Bu Merry tetap pergi menuruti perintah Iqbaal. Meskipun merasakan sakit, Iqbaal berusaha untuk tetap berdiri.

"Lu mau nyuruh semua pengawal lu pergi buat nyari Salsha sekali pun, lu engga akan pernah ketemu dia lagi" ujar Ali dengan tegas. "Maksud lu?" Iqbaal tak mengerti apa maksud dari perkataan Ali. "Lu gak akan gua kasih izin untuk ketemu Salsha dan anaknya lagi, apa pun yang terjadi!" tegas Ali. Iqbaal yang mendengar menjadi sangatlah bingungi. Salsha istrinya, apa hak Ali untuk melarang Iqbaal bertemu dengan Salsha dan bayi yang sedang di kandung Salsha. "Apa hak lu? Anak yang dikandung itu anak gua, jadi gua boleh ketemu sama anak gua" kesal Iqbaal. "Anak lu? Anak yang di kandung Salsha, engga pantas punya seorang ayah kaya lu" bentak Ali.

Sekali lagi, Ali melemparkan pukulan di wajah Iqbaal hingga Iqbaal terjatuh lagi. "Lu kenapa Li? Lu sehat?" tanya Iqbaal yang mulai kesal karena terus mendapatkan pukulan dari Ali. Lalu Ali menarik kerah baju Iqbaal dan mengangkatnya berdiri, ia menatap Iqbaal dengan penuh amarah. "Gua? Gua sehat banget untuk ngeakhirin hidup lu bajingan!" bentak Ali tepat di wajah Iqbaal. Sekali lagi Ali melayangkan pukulan tepat mengenai wajah Iqbaal. Sepertinya pukulan Ali kali ini sangatlah keras, sehingga hidung Iqbaal mengeluarkan darah segar.

"Kurang baik apa lagi Salsha? Kenapa lu tega nyakitin Salsha?" tanya Ali pada Iqbaal yang kini tengah berdarah. Mata elang Iqbaal menatap Ali dengan tajam seraya menghapus darah yang bercucuran di hidungnya. "Jawab bangsat! Kurang baik apa lagi Salsha? Kenapa lu tega selingkuh di belakang dia?" teriak Ali tepat di wajah Iqbaal. Bukannya menjawab pertanyaan Ali, tetapi Iqbaal malah mendorong tubuh Ali menjauh. "Salsha, dia baik, baik banget. Dia sempurna, bahkan terlalu sempurna untuk gua. Nyakitin dia? Gua akui, gua emang nyakitin dia. Gua selingkuh dibelakang dia" meskipun merasakan kesakitan, Iqbaal mencoba untuk tetap tenang menjawab pertanyaan Ali.

Tidak merasa puas mendengarkan jawaban dari Iqbaal, Ali ingin melayangkan kembali pukulannya. Namun, Iqbaal menahan tangan Ali dengan gesit. Ali menatap Iqbaal dengan penuh amarah yang sangat membara. "Dengerin penjelasan gua dulu! Lu sahabat gua, lu pasti tau banget sifat gua, dan masalah ini ada hubungannya sama masa lalu lu, Li! Karena lu pasti kenal sama wanita selingkuhan gua" tegas Iqbaal dengan keras di depan Ali. Ketika mendengar ucapan Iqbaal, seketika tangan Ali menurunkan tangannya. "Apaan maksud lu? Apa hubungannya sama masa lalu gua?" teriak Ali pada Iqbaal sambil menarik kerah baju Iqbaal.

SURVIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang