PROLOG

19K 1.3K 112
                                    

"Lakukan!"

Suara serak seorang pria bergema di dalam ruang dengan pencahayaan remang-remang itu. Seorang anak berusia tidak lebih dari tiga belas tahun menatap pria di hadapannya dengan gamang. Mata yang berwarna hijau gelap dalam penerangan minim itu telah berselaput air mata. Tangannya yang memegang senjata laras pendek mengarah tepat ke arah pria berusia empat puluh tahun dengan rambut coklat beruban lebat. Keringat membuat genggamannya goyah. Beberapa kali dia harus memperbaiki posisi tangan agar jarinya tetap berada di pelatuk.

"Kau harus melakukannya," ucap pria itu sekali lagi, mengarahkan ujung senjata tepat ke dahinya. "Ayahmu telah melakukan kesalahan dengan melanggar kode etik. Kau tahu hukuman bagi pelanggar aturan."

"Aku tidak bisa ...." Suara kecil itu lenyap sebelum menyelesaikan kalimatnya.

"Kau akan meneruskan tugasku dan kelemahan bukanlah alasan." Orang tua itu menggerakkan jari sang anak tepat di atas pelatuk. "Lakukan. Kau harus bisa. Kaulah penjaga dari kode etik."

Air mata pertama turun mengaliri pipinya. Jantung berdetak kencang dalam rongga dada hingga dia bisa mendengar bunyinya bertalu-talu di telinga. Anak itu menelan ludah sebelum menutup mata, membiarkan air mata mengalir lebih deras, sebelum jarinya dia tekan ke pelatuk. Benda kecil itu terasa demikian berat. Tangannya gemetar hebat tapi genggaman sang ayah membuat senjata itu tetap mengarah ke keningnya. Dia tahu dia tidak punya pilihan lain, inilah ujiannya. Ujian terbesar yang membuatnya layak menjadi penerus.

Dia merasakan pelatuk tertekan sempurna dan suara pintu menjeblak terbuka.

"FRANK!"

Hai! Akhirnya up juga! Aku bingung harus berkata apa selain terima kasih sudah menunggu cerita ini ^^ semoga cerita ini tetap bisa dinikmati :D

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai! Akhirnya up juga! Aku bingung harus berkata apa selain terima kasih sudah menunggu cerita ini ^^ semoga cerita ini tetap bisa dinikmati :D

Sampai jumpa minggu depan!

EDIT 13/12/18 - Aku mengubah prolognya supaya lebih nyambung dengan keseluruhan cerita. Mungkin aku akan edit lagi ke depannya supaya lebih dramatis hahaha! 

[END] Eleven SpadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang