Chapter 34

1.7K 291 47
                                    

Ada banyak hal yang harus kau jelaskan, Vis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada banyak hal yang harus kau jelaskan, Vis." Eleven membalas tatapan Viscount dengan tajam. Ada keteguhan di sana dan Viscount tahu ini adalah saatnya untuk berbicara lengkap, terutama jika dia ingin menggunakan Eleven sebagai pion dalam rencananya.

Viscount mengambil napas dan mengembuskannya perlahan. "Baiklah, ini akan menjadi cerita yang sangat panjang."

"Tapi sebelum itu aku ingin tahu apa saja yang sudah diceritakan Bunny kepadamu," tambah Viscount tapi tatapannya mengarah wanita di sampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tapi sebelum itu aku ingin tahu apa saja yang sudah diceritakan Bunny kepadamu," tambah Viscount tapi tatapannya mengarah wanita di sampingnya.

"Secukupnya saja, untuk meyakinkannya membantuku." Bunny mengangkat bahu. "Aku tidak melanggar Omertà."

"Bagus," ucap Viscount sebelum mengembalikan tatapannya ke arah Eleven. Ada keseriusan di sana, berbeda dengan sikapnya selama ini yang main-main. "Apa yang ingin kau ketahui?"

"Apakah benar kau yang melakukan pembunuhan sepanjang hari ini di kota Dallar?" Eleven langsung melemparkan pertanyaan yang selama ini menggantung di benaknya. Ini akan menentukan posisi Viscount dalam neraca moral Eleven.

"Ya," jawab Viscount cepat, tanpa ragu.

Eleven menahan napas. Tidak menyangka bahwa Viscount akan mengaku sedemikian mudah. Awalnya dia berharap Viscount akan menolak dan terjadi argumen, mungkin setelah itu dia bisa mencari celah agar Viscount mengaku bahwa dia tidak sengaja. Jawaban Viscount mengubah segala hal. Kini Eleven duduk di hadapan seorang kriminal, bukan sebagai kawan atau orang yang harus dilindungi. Entah mengapa Eleven tidak rela. Dia tidak ingin menjebloskan Viscount ke penjara, tapi hukum tetaplah hukum.

"Mengapa?"

"Pertama, aku membunuh untuk menyelamatkan kalian." Dia menyandarkan diri ke punggung kursi. Santai, tidak seperti seseorang yang baru saja mencabut nyawa orang. "Kedua, aku memang bertanggung jawab pada setengah pembunuhan yang terjadi tadi pagi. Semuanya harus kulakukan untuk menghentikan langkah dari mereka yang ingin mengubah kota Dallar menjadi tempat tanpa hukum. Sebagai gantinya, mereka juga membunuh beberapa dari pihakku, Camelia salah satunya."

Nada suaranya turun, menyiratkan kesedihan, tapi hanya sekilas. Dengan cepat Viscount mendapatkan kembali ketenangan dan kepercayaan dirinya. Eleven menangkap semua itu, tapi dia berusaha untuk tetap bersikap profesional. Dia adalah polisi yang sedang menginterogasi saksi sekaligus pelaku kejahatan.

[END] Eleven SpadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang