05. Melindungi

12.5K 1.3K 72
                                    

"Mogens?"

Tidak ada reaksi apapun dari cowok yang tengah melindunginya. Sheril justru takut untuk melihat keadaan. Jemari cowok itu bergerak sedikit di puncak kepala Sheril, dan dengan berani cewek itu melihat Mogens namun cowok itu tidak mengizinkan mata Sheril melihat wajahnya. Mogens menoleh ke belakang, wajah sangarnya semakin sangar saat melihat musuhnya.

"Bajingan." Sheril dapat mendengar umpatan kasar cowok itu.

"GENS! BAWA SHERIL PERGI DARI SINI, GENS!" teriak teman seperjuangan Mogens dari ujung lapangan.

Mogens melepas pelukannya, kemudian membawa Sheril ke tempat aman.

"Sekarang lo pulang dan jangan balik lagi. Gua nggak butuh bantuan cewek untuk masalah tawuran."

"Ta一" Baru saja Sheril mau memprotes namun Mogens sudah pergi dari hadapan cewek itu. Ada yang mengganjal di mata Sheril, cowok itu berjalan kembali ke lapangan dengan tangan menyentuh punggung belakang. Ada apa dengan punggung Mogens? Sheril takut kalau hal itu disebabkan karena Mogens melindunginya tadi.

Mogens kembali ke lapangan yang tengah ricuh untuk membantu teman-temannya kembali. Cowok itu berhadapan dengan pemimpin kelompok lawannya. Mata Mogens menatap tajam.

Cuih!

Tanpa diduga, Mogens meludahi wajah lawannya.

"LO!" sentak orang itu tidak terima.

"Apa? Nggak terima gua ludahin muka lo?"

Seketika aksi baku hantam itu terhenti. Mereka melihat ke arah dua cowok yang tengah berhadapan secara jantan di pinggir lapangan sebagai sesama ketua geng.

Orang itu mengusap wajahnya yang diludahi Mogens dengan saputangan. "Nggak usah cari masalah lo, brengsek!"

"Kalau lo bisa atur anak buah lo untuk nggak mukul cewek itu tadi, gua nggak akan maluin lo di depan temen-temen lo yang pengecut itu!"

"Napa? Udah perjanjiannya, kan, lo sama cewek itu digebukin?"

"Kita nggak buat perjanjian apapun, Andre William." Mogens menekankan nama cowok yang ada di hadapannya.

"Kita selesain malam ini juga." Tantang Andre.

"Siapa takut? Sangar nggak akan kalah dari Thunder," balas Mogens tak kalah menantang.

Tanpa menunggu waktu lama, Mogens langsung menghajar wajah Andre. Perkelahian liar itu tidak berani ditonton oleh Sheril. Gadis itu berjongkok di samping motor Mogens, menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Tidak berani memikirkan apa akibat tawuran itu.

Pyang!

Brak!

Suara bantingan demi bantingan terdengar, bahkan Sheril dapat mendengar dengan jelas nama Mogens di sebut-sebut.

Nggak seharusnya gue dateng ke sini. Batin Sheril sambil menggigit bibir bawahnya.

Ia menahan air mata yang akan keluar. Sheril menyalahkan dirinya sendiri. Gara-gara melindunginya, punggung Mogens menjadi sakit. Gara-gara dirinya juga, Mogens harus menerima tantangan dari Andre. Sheril memang orang yang mudah sekali merasa bersalah kalau sudah menyangkut hal seperti itu.

Untuk beberapa menit Sheril terus berjongkok sambil menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya. Di satu sisi ia takut, tetapi di sisi lain ia juga berharap Mogens dapat selamat dari tawuran liar itu.

"Lo ngapain jongkok di situ?" Suara seorang cowok berhasil membuat Sheril mendongak.

"Mogens?" panggil Sheril seraya mengusap air matanya yang sempat menetes lalu bangkit berdiri.

MOGENSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang