12. Sebuah Tekad

11.8K 1.2K 72
                                    

"Retaknya sebuah hubungan dikarenakan keegoisan yang masih dinomor satukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Retaknya sebuah hubungan dikarenakan keegoisan yang masih dinomor satukan." 一Mogens Larzo

***

Pulang sekolah, Sheril berlari kecil melewati lapangan. Ada Mogens bersama teman-temannya yang juga sedang berjalan santai di lapangan. Melihat gadis itu melewatinya dengan sedikit terburu-buru, Mogens mengernyitkan keningnya. Ia heran melihat Sheril yang bergegas ke luar gerbang, bukan ke arah parkiran.

Hingga Mogens menaiki motornya sendiri, Sheril masih setia berdiri di luar gerbang sembari sesekali melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Sheril maju selangkah sambil menggunakan sebelah tangannya untuk memanggil angkot, namun saat Sheril hendak naik, ia memundurkan langkahnya kembali karena melihat angkot yang sudah penuh sesak oleh penumpang.

Angkot itupun pergi dan Sheril menoleh ke sebelah kanannya, tepat ke arah parkiran. Tidak sengaja matanya bertemu dengan Mogens, buru-buru ia mengalihkan pandangannya kembali. Motor Mogens melaju dan kini melewati Sheril. Gadis itu hanya diam karena kini tidak ada lagi alasan untuk ia dan Mogens saling menyapa.

***

Di sebuah mini market, Sheril tengah mengelilingi rak berisikan beberapa minuman. Hendak mencari minuman isotonik, namun ia malah bertemu dengan salah satu teman Mogens.

"Yud, lo di sini juga?" tanya Sheril dan Yudha mengangguk mantap. "Iya, nih. Disuruh beliin pembalut sama nyokap, sama daftar belanjaan lainnya."

Sheril hampir tertawa. "Beneran? Biasanya cowok nggak mau disuruh beli gituan. Emang anak berbakti lo, Yud."

"Lo sendiri ke sini mau beli apaan?"

"Minuman isotonik," kata Sheril. "Sini gue bantuin milih belanjaan lo. Biar cepet."

"Bener, nih? Makasih, deh. Untung ada lo, kalo nggak, bisa sejam gue di sini."

Keduanya mengelilingi rak demi rak untuk mencari barang yang ada di daftar belanjaan Ibu Yudha. Sambil mengambil barang itu, keduanya tampak bercengkerama.

"Ril, gue mau nanya. Udah lama pengen nanya, sih."

Sheril menoleh ke kirinya. "Nanya aja."

"Sebenarnya lo masih suka nggak, sih, sama Mogens?"

Pertanyaan itu membuat Sheril terdiam sejenak lalu menjawab, "Kalo masih, emang kenapa?"

"Lo nggak berniat untuk perjuangin perasaan lo lagi ke dia? Gue percaya sama lo, Ril, tentang kejadian malam itu. Tapi, ya, lo tahu sendirilah Mogens tuh orangnya gimana, keras kepala banget. Sekali dia merasa dikecewain dia bakal tetap kecewa sama orang itu."

MOGENSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang