Pelajaran sedang berlangsung di kelas XII-IPA 3. Di ambang pintu muncul seorang gadis yang tengah berkeringat hebat dengan napas tersengal-sengal. Dengan berani cewek itu melangkah masuk menghampiri meja guru.
"Sheril, kamu telat." Nada guru tersebut sudah terdengar tidak enak bahkan mampu membuat seisi kelas menegang kecuali Mogens dan Steven yang sudah terbiasa dengan guru killer.
Ya, Mogens mengikuti pelajaran Biologi kelas Sheril untuk mengikuti ulangan susulan karena Mogens bolos saat ulangan itu diadakan. Ia duduk di bangku paling belakang bersama teman baiknya.
"Maaf, Bu. Tadi saya harus tambal ban motor saya," ucap Sheril jujur.
"Saya nggak peduli alasan kamu. Ini udah jam delapan pagi dan kamu baru datang. Kamu bisa mikir nggak, sih? Tata tertib itu harus dituruti bukan dilanggar."
Sheril hanya menunduk sambil menahan emosi yang siap meledak.
"Masih mending dia ada datang ke sekolah, Bu. Kalau udah telat terus nggak mau masuk itu baru namanya nggak bisa mikir!"
Sahutan dari arah belakang membuat guru tersebut dan Sheril menoleh ke sumber suara. Mogens-lah yang menyahutnya dengan nada tidak suka.
"Berani ikut campur kamu?! Udah merasa hebat? Kerjain aja ulangan kamu itu!"
"Ibu juga seharusnya bisa terima alasan telatnya murid. Kalo jawabannya macet, baru boleh Ibu marahi. Orang tambal ban demi ke sekolah malah dimarahi."
"Ngomong apa kamu? Ulangi!"
"Kereta api udah lewat, Bu."
"JANGAN KURANG AJAR KAMU SAMA SAYA!"
"Udah, lo duduk aja, Ril. Minum dulu, atur napas."
Sheril melotot pada Mogens dan mulutnya berkomat kamit. Bisa-bisanya Mogens membuat mood guru itu kesal. Yang terkena imbasnya adalah Sheril bukan Mogens.
"Kamu keluar. Nggak usah masuk pelajaran saya hari ini." Guru itu mengusir Sheril terang-terangan.
"Mogens," geram Sheril setelah melihat cowok itu melambaikan tangan kanannya dengan wajah datar di bangku belakang. Seperti mengucapkan dadaaah~
"Ngapain kamu dadah-dadah? Sana ikut keluar!" Giliran Mogens yang diusir dari kelas.
"Lah, kok saya juga?" protes Mogens.
"Siapa suruh kamu tadi ngelawan saya."
"Terus ulangan saya gimana, Bu?" tanya Mogens yang dijawab kesal oleh guru. "Kamu ulangan besok di kantor saya. Sana keluar."
Sambil memutar bola matanya malas, Mogens melangkah keluar kelas. Hanya guru itu yang tidak bisa Mogens lawan perintahnya karena nilai yang akan menjadi sasaran, dan itu berbahaya untuk Mogens.
"Ngapain lo keluar?!" hardik Sheril yang tengah duduk menatap cowok itu tidak suka.
"Ya, diusirlah, bego." Mogens ikut duduk di sebelah Sheril. Tubuhnya bersandar pada dinding sambil mengangkat satu kakinya.
"Gara-gara lo, nih, gue jadi dikeluarin dari kelas. Padahal gue mau ngambil roti sama Laura," omel gadis itu.
"Ya, udah ambil."
KAMU SEDANG MEMBACA
MOGENS
Teen Fiction[Semakin mereka saling menjauhkan hati, waktu akan semakin mendekatkan keduanya] Mogens Larzo, dikenal sebagai pemimpin yang sangar, galak, dan sumber masalah di sekolahnya. Siapapun tidak ingin terlibat masalah dengannya kecuali yang sudah bosan hi...