NF 一 Remember This
-H a p p y R e a d i n g-
***
Pada malam hari, cowok berperawakan tinggi dengan pakaian serba hitam tengah mengendarai motornya dengan sedikit ugal-ugalan di jalanan kota padat.
Medan.
Kota yang memiliki kemacetan yang hampir sama dengan kota Jakarta. Motor sport hitam memasuki sebuah gang kecil yang sedikit gelap namun tak disangka, beberapa motor mecegat tanpa alasan yang jelas.
"Wohoo~ Liat, guys. Ada siapa nih?"
"MOGENS LARZO!"
Cowok yang namanya dipanggil itu tampak sedikit kesal karena mereka menghalangi jalannya. Mogens tidak turun dari motornya, bahkan untuk sekadar membuka kaca helmnya saja tidak berminat. Ia hanya menatap malas beberapa orang yang tengah mengepungnya saat ini.
"Sendirian aja, tumben," ucap salah satu dari mereka.
"Lo nggak berniat untuk berkhianat lagi, kan, sama geng baru lo? Hahaha ...." timpal yang lainnya seraya tertawa namun Mogens tampak tidak peduli.
Cowok itu mengeber motornya yang mengeluarkan suara deruman knalpot berat dan langsung mendapati tanggapan tidak suka dari mereka.
"Ngapa lo ngeber? Berasa hebat karena sekarang lo seorang ketua geng? Ngaca, Bro, lo itu sang pengkhianat!"
Mogens melepaskan helmnya dan menoleh ke salah satu dari mereka, menatapnya dingin. "Minggir. Gua nggak ada urusan sama lu semua."
"Wah, makin lama lo makin belagu, ya, Gens."
"Napa? Nggak suka? Hidup-hidup gua. Terserah gua mau gimana, yang jelas gua nggak makan beras keluarga lo." Mogens berucap dengan kasar dan menusuk.
"Apa maksud lo, hah?! Lo mau ngerendahin keluarga gue?!"
Mogens turun dari motornya dan berhadapan dengan teman lamanya, lebih tepatnya adalah teman geng lamanya. "Bukan keluarga lo yang gua rendahin, tapi diri lo yang gua rendahin. Gua tahu semua kebusukan lo, jadi jangan pancing gua untuk ungkap yang sebenarnya di sini, Fadlan Tanayoto." Ancam Mogens.
Cowok itu menaiki motornya kembali dan memakai helmnya. Ucapan Mogens sukses membuat semua yang ada di sana terdiam dan tidak ada yang mengerti dengan apa yang Mogens katakan selain Fadlan sendiri yang mengetahuinya. Motor Mogens melaju jauh dari sana, tujuan cowok itu adalah pergi ke markas perkumpulan geng yang telah ia bangun selama dua setengah tahun. Ya, markas milik geng SANGAR (Sekelompok Anak Garang) generasi kelima.
Sesampainya di markas, Mogens masuk dengan langkah pelan. Kakinya menapaki anak tangga menuju lantai dua, tempat di mana biasanya mereka berkumpul. Markas ini hanya bisa mereka gunakan saat malam hari jika ingin menggunakannya secara bebas. Pagi sampai siang, markas ini akan menjadi tempat latihan Muay Thai dan Boxing yang dibuka oleh Paman Mogens.
Baru saja Mogens sampai di lantai dua, sudah tercium bau asap rokok dan minuman berakohol. Cowok itu langsung mendaratkan bokongnya di atas sofa dan menyandarkan tubuhnya di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOGENS
Jugendliteratur[Semakin mereka saling menjauhkan hati, waktu akan semakin mendekatkan keduanya] Mogens Larzo, dikenal sebagai pemimpin yang sangar, galak, dan sumber masalah di sekolahnya. Siapapun tidak ingin terlibat masalah dengannya kecuali yang sudah bosan hi...