2

16.2K 2K 336
                                    



- o b s e s s i o n -

MALAM kelabu bulan Agustus telah luruh di atas kota. Udara hangat nan lembut sisa kenangan musim panas, menghembus di atas jalanan. Jalanan yang sedari tadi di tutup untuk sejenak beristirahat di hari Minggu, sekarang dipenuhi oleh kerumunan orang dengan warna-warni yang riang.

Seperti mutiara yang berkilauan, lampu-lampu menyinari dari puncak-puncak tiang kesemua riuh-rendah manusia yang berjubel di bawahnya. Orang-orang itu menciptakan keriuhan tanpa henti yang bersatu ke udara malam kelabu nan hangat.

Jennie berdiri di tengah kerumunan, dengan tubuh Sehun yang melindungi nya dari belakang. Sepasang kekasih itu berpelukan di tengah ramai yang padat. Mereka adalah satu dari ratusan orang yang menyempatkan datang ke pesta kembang api yang memang selalu rutin di adakan setiap tahun nya. Dan tahun ini, adalah tahun kedua mereka bisa menikmati pesta kembang api bersama.

Lengan Sehun terasa hangat memeluk tubuh perempuan itu, tubuh Sehun yang tinggi dan kekar menjadi sandaran yang pas untuk Jennie. Mereka tidak sadar, jika banyak orang yang memberikan perhatian. Banyak orang yang menatap mereka, karena ketampanan dan kecantikan kedua nya.

Pasangan ideal yang sempurna. Romantis dan manis.

"Kau mau coklat hangat? Pipimu dingin sekali?"

Sehun menangkupkan telapak tangan nya pada kedua pipi Jennie. Perempuan itu terpejam, hidung nya merah, dengan pipi yang merona. Suhu udara memang belum terlalu dingin, tapi salahkan Jennie yang keliru memilih kostum. Perempuan itu tak membawa jaket, hanya sebuah sweater tipis yang menempel di tubuhnya. Pun sang pria juga tidak mengenakan baju hangat, bahkan Sehun hanya mengenakan sebuah kemeja tipis berwarna hitam yang tampak pas dan sempurna pada tubuhnya.

"Memangnya ada? Aku tadi melihat minimarket, tapi itu berada agak jauh dari sini. Apa kita pulang saja? Lagipula tahun lalu kita sudah melihat kembang api bersama."

Jennie berbicara dengan bibir bergetar. Perempuan ini memang tidak tahan terhadap hawa dingin. Jika Sehun terlihat biasa saja, maka Jennie sama sekali tidak. Bahkan bibirnya yang tadinya merona kini tampak biru pucat.

"Aku akan mendapatkan nya. aku akan membeli jaket juga di sekitar sini. Aku melihat toko baju di pinggir jalan, tadi. Kau bisa menunggu disini sebentar? Sebentar saja, dan jangan kemanapun." Jennie terpaksa mengangguk, membiarkan Sehun pergi dari penglihatan nya.

Jennie bersedekap. Mencari hangat dari kedua lengan nya yang ia lipat di bawah dada. Matanya berkedip tiap detik, menandakan bahwa tubuhnya benar-benar dalam keadaan tidak baik.

Sementara Jennie memandang ke atas, dia tidak sadar jika ada seseorang yang berjalan ke arah nya dengan segelas kopi yang sudah mulai dingin. Pemuda itu sedikit berlari, dia sengaja melangkahkan kaki nya untuk menuju Jennie.

"Akh! Apa yang—Taehyung, kau juga disini?"

Jennie memekik ketika seseorang menumpahkan kopi pada baju nya. Perempuan itu menghentikan protes setelah tahu bahwa orang yang tak sengaja menumpahkan minuman itu adalah teman sekelasnya sendiri. Jennie menghentikan gerakan tangan nya untuk membersihkan sisa tumpahan kopi yang ada di bajunya, lantas ia menatap Taehyung yang kini tampak membuka jaket yang ia kenakan.

"Maaf..aku sedang terburu-buru untuk menemui temanku. Aku tidak tahu jika kau berdiri disini." Jennie tidak menyela, perempuan itu tersenyum. Sama sekali tidak marah karena Taehyung telah membuat bajunya basah. "Gunakan ini. Cuaca sedang dingin. Kau-kau bisa mengembalikan nya padaku kapan-kapan."

"Aku tidak apa—"

"Jangan bilang tidak apa, karena kenyataan nya bibirmu pucat dan biru. Pakailah, aku yang tidak apa-apa."

obsession [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang