o b s e s s i o n
Dunia tak lebih nya sebuah kanvas kehidupan berdimensi. Adapun waktu adalah dimensi yang paling sulit untuk dikendalikan. Dalam waktu kita dipaksa menyaksikan tiap hubungan yang tumbuh kemudian mati, merasakan perasaan yang selalu berubah tidak pasti, dan dipaksa hidup bersama memori. Dunia memang candaan, walau ini adalah tempat yang indah untuk orang yang mudah menguasai, dan penyakit bagi yang bertakdir kurang baik.
Saat ini bagi Taehyung, dunia tak boleh tahu kalau dia sedang babak belur. Dunia hanya boleh tahu kalau dia masih bisa tegak berdiri, dan tak hancur di tengah badai yang sedang menerjang diri. Orang-orang yang ada di sekitar nya sudah memiliki kepedihan dan kekhawatatiran masing-masing, jadi Taehyung rasa—menyimpan rasa sakit untuk diri sendiri adalah hal bijaksana.
Walau dia tahu, bahwa kehadiran nya tak ubahnya sebuah granat yang suatu saat akan meledak. Granat yang meledak itu akan melukai orang-orang yang berada di dekat nya, dan orang yang akan terkena dampak paling besar adalah gadis itu. Namun Taehyung bertekad, dalam waktu nya yang terbatas—ia ingin meninggalkan sedikit kenangan indah bagi Jennie. Dan Taehyung ingin, membuat Jennie agar bisa melihat lagi.
"Aku sudah bisa berjalan, Taehyung. Kau tidak perlu menggendong ku seperti ini." Taehyung merespon nya dengan sebuah kecupan yang ia jatuhkan pada pipi Jennie. "Kau bisa menggandengku, aku ingin kita berjalan bersama seperti dulu. Aku bisa berjalan!" Taehyung mengecup pipi nya lagi.
Ini sudah tiga minggu sejak kecelakaan itu terjadi. Jennie sudah di perbolehkan pulang, perban yang menutup kedua mata nya juga sudah di lepas, luka-luka luar nya juga sudah mulai kering—namun hal itu tak lantas membuat Taehyung ikhlas membiarkan Jennie berjalan menggunakan dua kaki nya sendiri.
Jennie mengeratkan cengkraman tangan nya pada leher Taehyung ketika ia mencium hawa sejuk khas pedesaan, kepala nya menoleh ke kanan dan ke kiri—ia tahu, bahwa mereka telah menempuh perjalanan panjang hingga beberapa jam, namun Jennie tidak tahu kemana saat ini Taehyung membawa nya.
Jennie merasakan tubuh nya terayun-ayun. Mereka berdua berjalan di bawah matahari yang terlihat hampir tenggelam. Dua orang pengawal suruhan orang tua Jennie berjalan di belakang mereka, mengikuti langkah sang pemuda yang entah akan berhenti dimana.
Mereka melewati gang-gang kecil, bahkan petak-petak sawah yang membentang luas di kanan kiri jalan. Udara yang tak tercemar polusi begitu memanjakan indera penciuman Jennie, gadis itu terlihat bahagia—beberapa kali ia terlihat mengambil napas panjang. Mengisi paru-paru nya dengan udara yang sangat segar.
Tiba-tiba langkah kaki Taehyung berhenti, nafas nya memburu dengan pandangan kabur. Ia menggelengkan kepala, mencoba melawan rasa sakit yang sedang melanda dirinya.
"Tuan? Apa tuan ingin saya gantikan menggendong nona?"
"Panggil Taehyung saja, paman." Ucapnya, lalu ia menggeleng. "Sebentar lagi kita sampai. Aku masih bisa menggendong nya. Aku tidak lelah, aku hanya kurang tidur—makanya pandanganku sedikit kabur. Kita hanya perlu berjalan kurang dari lima menit."
KAMU SEDANG MEMBACA
obsession [END]
Fanfiction[SMUT] Kita berada di ruangan yang sama, ruangan yang penuh sesak dengan orang asing. Aku berdiri dalam kegelapan, dimana mata mu tidak bisa melihatku. Ya..aku harus mengikutimu meski kau tidak menginginkanku. Aku akan berada di sekitar mu, keman...