- o b s e s s i o n -
"Bunuh dia."Desiran angin menerpa rambut Jennie ketika kalimat itu keluar dari bibir Taehyung. Dia diam, tak menjawab, tak menyahut. Rasanya seperti, dia tiba-tiba menjadi tuli. Gendang telinga nya tidak berfungsi. Taehyung mencengkram lengan nya, menatap Jennie dengan keseriusan yang penuh.
"Atau kau ingin aku yang melakukan nya?"
"Kau sudah mendapatkan ku. Aku akan melakukan apapun untukmu. Tapi jangan..." nafas Jennie terasa begitu sesak, ia menelan ludah nya dengan susah payah. "Tolong..jangan sentuh siapapun yang berada di dekatku. Kau berhak atas aku, atas diriku. Aku milikmu, Taehyung..aku milikmu."
Taehyung menggeleng, lalu tersenyum kecil. "Aku hanya melakukan langkah pencegahan. Semua hal, semua orang yang memiliki potensi merebut perhatian mu dariku..harus di lenyapkan."
Jika Jennie bisa melihat masa depan, mungkin dia tidak akan memilih jalan pengabaian itu. Mungkin Jennie akan berusaha untuk menarik perhatian Taehyung lebih keras. Bukan memilih pergi dan mengubur rasa ketertarikan nya ketika benih-benih itu bahkan belum bisa tumbuh di dalam hatinya.
Kala itu, Taehyung sangat kaku dan susah di dekati. Pikir Jennie, sesusah itukah untuk Taehyung menyambung makna dengan orang-orang baru? Pun seberapa jauh Taehyung mau untuk memperpanjang beberapa kalimat lagi untuk setidaknya bisa membuat hatinya lega? Tahukah Taehyung jika itu hanyalah satu hal kecil yang sangat Jennie inginkan kala itu?
Bersediakah Taehyung untuk sekedar mengurai senyum lebih lama? Mencoba mematut dirinya untuk setidaknya tidak terlalu kaku? Sampai dimasa sih, halaman muka dari kepribadian nya yang berani dia tunjukkan di depan orang-orang? Seluas itukah, hingga membuat Jennie tak pernah bisa sampai memasuki hatinya?
Hal-hal itulah yang membuat benih-benih perasaan itu terkubur bahkan sebelum tumbuh. Taehyung tak pernah mengakui bahwa dia kesepian, dia hanya belagak mampu untuk hidup dalam kesendirian. Sementara pada saat itu, ada Jennie yang sebenarnya sudah lama menunggu dan akhirnya beranjak mengutuk bosan karena pagar kepribadian nya tak kunjung terbuka.
"Aku sangat menyukai mu." Taehyung mendengarkan, "Saat itu..aku melihatmu sendirian, kau tegar sekali saat orang-orang itu mengolokmu. Kau hanya diam, tak melawan, tak mencaci, tak juga membenci."
"Aku membenci mereka. Aku hanya tidak memperlihatkan nya saja."
"Ya benar. Mana ada manusia yang tidak membenci ketika mendapatkan ketidakadilan?" Jennie meraih wajah Taehyung, membelai rahang tegas itu dengan ibu jarinya. "Kau mirip sepertiku. Kita berdua sama-sama mendapatkan ketidakadilan dalam hidup. Tetapi kita berdua hanya bisa diam dan bisu menyaksikan dan menjalani semuanya."
"Aku tidak sama denganmu."
"Kita sama. Karena itu aku menyukaimu." Ucap Jennie, lembut namun penuh penekanan. "Disadari atau tidak manusia selalu memiliki sosok ideal. Sosok yang kita seringkali mencontoh banyak hal darinya. Entah itu caranya bersikap, santun nya ia dalam bercakap dan memperlakukan orang lain, pandangan nya tentang hidup, dan juga tentang bagaimana cara dia berdamai dengan dirinya sendiri. Berdamai dengan masalalunya, ataupun masalah-masalah besarnya. Mengenalnya membuat kita ingin menjadi seperti dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
obsession [END]
Fanfiction[SMUT] Kita berada di ruangan yang sama, ruangan yang penuh sesak dengan orang asing. Aku berdiri dalam kegelapan, dimana mata mu tidak bisa melihatku. Ya..aku harus mengikutimu meski kau tidak menginginkanku. Aku akan berada di sekitar mu, keman...