11

10.2K 1K 209
                                    



o b s e s s i o n

"Kau tidur terlalu lama."

Wajah Taehyung adalah hal pertama yang menyambut indera penglihatan Jennie ketika ia mulai membuka kelopak mata nya. Suasana kamar begitu gelap karena lampu yang tidak di nyalakan. Hanya cahaya dari luar saja yang masuk karena jendela yang masih terbuka sejak tadi siang.

Tubuh Jennie terasa hangat, nyaman sekali tidur di pelukan Taehyung. Kelihatan nya pemuda itu sama sekali tidak melepaskan nya, Jennie rasa Taehyung memang telah memeluknya sejak tadi.

"Kau tidak tidur?"

Taehyung menggeleng, "Aku tidak tahu apakah aku bisa melihatmu tidur di pelukan ku lagi atau tidak, waktu akan terasa sia-sia jika aku hanya menggunakan nya untuk tidur saja."

"Kau juga belum makan? Ini jam berapa?"

"Pukul 8 malam. Aku tidak lapar."

"Tapi kau harus makan! Kau sedang sakit!" gertak Jennie, ia terlihat hendak bangun dari tidur nya. Namun Taehyung tak membiarkan nya semudah itu. "Lepaskan. Aku akan memasak makan malam sebelum pulang."

"Masih 4 jam lagi sebelum hari ini habis. Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat."

"Aku belum pulang sejak kemarin, Taehyung. Ayah dan ibu pasti khawatir." Jawaban Jennie terdengar lembut, namun Taehyung justru menutup kedua mata nya seolah tidak mau mendengarkan. "Lepaskan dulu, aku akan memasak untuk makan malam kita."

"Aku punya sesuatu yang ingin ku tunjukan." Bisik Taehyung dengan kedua mata yang masih terpejam. "Kumohon.."

Jujur saja, dibandingkan kalimat bentakan Taehyung yang selalu menuntut—Jennie lebih merasa lemah pada kalimat permohonan seperti itu. Taehyung terlihat seperti seekor anjing kecil yang membutuhkan perlindungan, pemuda itu membuat hati Jennie serasa berada di jalur roller coaster yang naik turun. Jennie amat takut membayangkan, bahwa cinta itu akan tumbuh di hati nya pelan-pelan.

"Baik. Tapi lepas dulu, aku akan memasak. Kita belum makan sejak pagi tadi, aku juga lapar."

Lihatlah respon itu. Apa-apaan dengan menganggukan kepala seperti anak baik? Jennie sampai di buat melotot saat dengan cepat Taehyung mengecup pipi nya sebelum ia beranjak menuju kamar mandi. Perempuan itu masih setia berada di atas ranjang nya, menatap punggung Taehyung sampai pemuda itu hilang di telan pintu yang sudah tertutup.

Hanya ada beberapa bahan makanan yang tersisa di dalam lemari pendingin. Kepala Jennie menoleh pada tempat sampah yang terletak di pojokan dapur, dan benar—banyak bungkus makanan cepat saji yang menumpuk hingga tercecer di lantai. Satu plastik besar bekas kaleng beer juga terletak di samping tempat sampah itu, Jennie yakin—jika racun yang dihasilkan oleh makanan-makanan dan pola hidup Taehyung selama ini pasti telah mengendap di dalam tubuh pemuda tersebut hingga bisa meledak suatu hari nanti.

Bunyi krak yang tercipta dari permukaan cangkang telur dan pisau memecah keheningan suasana dapur. Jennie mengocok telur itu beserta beberapa potong bawang bombay dan juga paprika. Hanya masakan inilah yang terpikirkan olehnya saat ini, karena bahan makanan di dalam lemari pendingin Taehyung memang sudah habis.

Jennie melirik sekilas saat Taehyung keluar dari dalam kamar dengan rambut basah. Dia mengenakan sweater hangat berwarna hitam dan juga celana panjang tidur berwarna senada.

"Baunya enak sekali."

"Aku hanya masak omlette saja. Tidak apa?"

"Lebih baik daripada ramyeon kan?" dia tersenyum, hangat sekali. "Aku akan memakan apapun masakan Kim Jennie."

obsession [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang