o b s e s s i o n
Apa yang lalu akan selalu terekam dalam ingatan. Kejadian masa lalu selalu bisa menyelinap dalam benak, membentuk pola, dan mempengaruhi semua tindakan yang ingin di lakukan. Semua orang mengalami hal ini, tak terkecuali Jennie.Pengharapan yang besar akan sosok Taehyung, telah Jennie gantungkan begitu tinggi. Namun nyatanya pengharapan itu hanya berujung pada rasa kekecewaan yang sanggup membunuh nya secara perlahan-lahan.
Dulu Nayeon pernah berucap pada nya, setinggi apapun kau coba gantungkan harapan mu pada seorang manusia—kau hanya akan memperoleh kesia-siaan. Lalu saat itu Jennie menjawab memang apa yang salah dengan berharap pada manusia? Nayeon membalas pertanyaan Jennie dengan sebuah tawa, tawa yang sangat cantik. Lalu beberapa detik kemudian Nayeon merubah ekspresi nya menjadi seserius mungkin, ia menatap Jennie dan meraih kedua tangan nya. Kenapa? Karena yang mengabulkan doa dan harapan adalah Tuhan, bukan manusia.
Ya. Disini Jennie salah, ia salah karena sudah terlalu percaya diri. Ia salah karena sudah memilih seorang manusia untuk mengabulkan seluruh harapan masa depan nya.
"Aku..." Jennie terisak, berdiri dengan gemetar pada tempatnya. Ia sangat terpukul dengan apa yang saat ini ia lihat. "Aku...tidak...me-mengerti."
Mereka berdiri berdekatan, sampai nyaris tak memiliki jarak. Taehyung ingin mendekap tubuh Jennie, menenangkan tubuh gemetar itu dengan usapan lembut yang biasa ia lakukan. Namun tubuhnya mendadak kaku, tenggorokan nya kering—hingga membuat tak satu patah kata pun keluar dari sana.
"Ke-kenapa..be-begini."
Selama ini Taehyung selalu menganggap bahwa dirinya adalah lelaki kuat yang telah melanglang buana, melihat dunia dari berbagai sudut, hingga yang paling berdebu sekalipun. Tidak banyak manusia yang memiliki tingkat kepahitan hidup seperti dirinya, namun ia tetap berdiri kokoh melewati semua itu. Taehyung mengira dirinya kuat, kebal terhadap rasa sakit. Namun saat ini, dia sungguh tidak menduga bahwa rasa atas kekecewaan yang ia timbulkan bisa sesakit ini.
"Maaf...karena telah memiliki perasaan cinta yang begitu besar, padamu." Suara Taehyung bergetar, mengalun pedih melewati indera pendengaran Jennie. "Maaf..untuk kekecewaan yang tercipta, walaupun aku tahu bahwa semua ini tak seharusnya ada di antara kita. Maaf..telah menghancurkan kepercayaan mu. Aku hanya...hanya ingin..ber-bersama mu."
Tubuh Jennie mendingin. Ia memejamkan mata, tetapi yang ada hanya air matanya yang kembali jatuh berlinang. Lagi-lagi ini tentang dirinya, dirinya yang terlambat menerima signal itu—hingga membuat Taehyung nya yang baik menjadi monster jahat yang mengerikan. Untuk sesaat Jennie berpikir, bahwa dia tidak sepantasnya ada di dunia ini. Tidak sepantasnya Tuhan menciptakan nya, jika ia hanya membawa kesengsaraan pada hidup orang lain.
"Aku hanya ingin bersamamu." Ucapnya lagi. Mata Taehyung memerah, ia bersujud jatuh luruh pada tanah. Air mata nya yang turun basah mengenai punggung kaki Jennie. "Kumohon..aku hanya-hanya memerlukan sedikit saja waktumu. Kumohon...tetap cintai aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
obsession [END]
Fanfiction[SMUT] Kita berada di ruangan yang sama, ruangan yang penuh sesak dengan orang asing. Aku berdiri dalam kegelapan, dimana mata mu tidak bisa melihatku. Ya..aku harus mengikutimu meski kau tidak menginginkanku. Aku akan berada di sekitar mu, keman...