Chapter 2 : Safehouse

63 11 7
                                    

"Astaga, lama sekali Walter." Kata Mike sambil melihat sekitar.

Pranggkkk!! Suara kaca mengagetkan Mike. Seketika ia mengambil pemukul kastinya dan bersiaga

"Sial, mutan itu dirumahku!" Mike langsung mendekati sosok tersebut dengan perlahan. Lantai kayunya sedikit berdecit. Adrenalin mengalir di tubuh mike

Mike langsung mengayun pemukuknya tepat di wajah sosok itu.

Swooosh!

Seketika sosok menghindar. Ternyata itu Walter

"Apa kau gila Mike." Dengan setengah kaget aku berkata.

"Kau tak kunjung datang, dan tiba-tiba kaca rumahku pecah. Lebih baik kita segera pergi." Jawab Mike dengan masih cemas

Seketika aku dan Mike berlari menuju mobilku. Tak pakai pikir panjang, pedal mobil langsung ku injak dengan keras. Mobilku berakselerasi sampai 100 km/jam dalam 10 detik. Terdengar decitan ban yang menggesek karet dan kepulan asap mobil dari kaca spion.

"Jadi, apa yang sebenarnya terjadi? Tanya temanku sambil mengerutkan keningnya.

"Ledakan Virus X. Sepertinya akibat tekanan gas di ruang penyimpanan yang tinggi." Jawabku sambil menaikan kedua alisku. "Aku sudah menduga ini akan terjadi 2 hari yang lalu, saat meteran lab menunjuk angka tinggi." Tambahku lebih jelas.

"Oooo." Jawab Mike terpelongo

"Adakah penawarnya? Maksudku Antivirus X, mungkin?" Tanyanya lagi sambil memasang wajah penasaran.

"Masalahnya itu ada di Labku, banyak mutan disana. Tetapi kalau orang itu tidak terinfeksi lebih dari 48 jam, masih bisa disembuhkan dengan antivirus A, yang paling lemah."

"Antivirus D yang terkuat, dengan dosis tinggi. Itu bisa menyebuhkan mutan bahkan yang sudah bertahun-tahun terinfeksi, tapi resepnya ada di Lab tersembunyi, tempat pengujiannya pun dirahasiakan." Jawabku dengan men detail

Sesampainya di markas militer New York, para tentara mengizinkan kami masuk. Terlihat seperti tempat pengungsian. Sepertinya mutan-mutan mulai merajalela di New York. Terdengar suara radio tentara di pos mengatakan, pusat kota New Work telah terinfeksi sepenuhnya oleh virus X.

"Kau dari Lab NEWER bukan?" Sosok tak asing menepuk pundakku, spontan aku langsung menekok kebelakang.

"Dr. Zeke, kau tidak apa-apa?" Jawabku dengan alis yang tiba-tiba naik otomatis.

"Ya, aku dievakuasi pihak militer tadi pagi. Hanya aku dan Dr. Frost yang berhasil diselamatkan." "Aku dan Dr. Frost menyampaikan tentang ledakan di Lab, dan menjelaskan tentang Antivirus X." Jelasnya

"Dan Antivirusnya?" Tanyaku terpelongo.

"Sayangnya, Lab NEWER sepenuhnya hancur akibat ledakan kedua. Pembuatan Antivirus X membutuhkan proses bertahun-tahun." Jawab Dr. Zeke sambil menarik nafas panjang.

"Tetapi, sepertinya kita masih ada harapan, Lab San Antonio sepertinya memiliki Antivirus X, karena mereka juga menguji eksperimen Virus X dengan kelinci percobaannya." Kata Dr. Zeke penuh harapan.

San Antonio, huh. Kuharap benar. Gumamku dalam hati setengah berharap.

"Setidaknya kita aman di sini, Dr. Zeke."

"Kuharap begitu." Katanya sambil menoleh ke tembok beton markas.

...

Waktu menunjukkan pukul 6 sore. Sekitar beberapa menit yang lalu, pihak militer menunjukkan barak untukku dan Adikku mengungsi.

"Hey Mike, apa yang kau lakukan?" Aku melihatnya bingung yang sedang mengotak-atik laptopnya.

"Meretas CCTV kota, kau lihat, aku ahlinya." Jawabnya dengan nada sombong.

"Lalu, bagaimana New York?" Tanyaku dengan penasaran.

Sepertinya New York sepenuhnya terkontaminasi, betul apa yang dikatakan Dr. Zeke tadi." Jawab si peretas amatir itu.

"Coba periksa CCTV dijalan Rosemarry?" Kataku sambil menatap serius laptop Mike

"Labmu huh, sebentar. Eeeeh, hancur, dan banyak Mutan berpakaian jas lab putih.

Huh, benar apa yang dikatakan Dr. Zeke. Gumamku dalam hati. Sepertinya harapan semakin kecil.

...






CURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang