Satu bulan berlalu, Karin menuruti keinginan adiknya, Dira, untuk tidak keluar kamar kecuali hanya untuk sekolah. Ia sudah tidak tahan dengan perlakuan Dira terhadapnya.
"Aku tidak bisa terus-terusan seperti ini. Dira tidak bisa memperlakukan aku layaknya tawanan. Aku ini kakaknya, dia tidak bisa memperlakukan ku seperti ini. Bunda harus tahu yang sebenarnya. Bagaimanapun caranya, aku harus memberitahu bunda." gumam Karin.
***
Keesokan harinya sepulang sekolah...
Hari ini Karin bertekad untuk tidak pulang ke rumah. Ia ingin tinggal di rumah pamannya untuk sementara waktu.
"Baiklah, mungkin untuk satu bulan ini, aku tidak pulang. Pulang pun, mereka tidak menganggapku ada. Semoga keputusanku tidak salah." gumam Karin.
Anggara Putra
Jika sampai nanti sore aku belum pulang, kakak jangan cari aku. Aku ingin menenangkan diri. Kalau aku sudah merasa lebih baik, pasti aku akan pulang.
Kemana?
.
Setelah mengirim pesan singkat kepada Angga, Karin memutuskan mem-block kontak Angga dan Dira. Ia tidak ingin kedua saudaranya melacak keberadaannya.
***
Di rumah paman...
Tok..tok..tok..
"Assalamu'alaikum."
Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya pintu pun dibuka oleh seseorang, "Wa'alaikumsalam. Loh, Karin. Tumben kamu ke sini, masih pakai seragam lagi. Ada apa, nak?" ternyata pamannya sendirilah yang membuka pintu. Ia heran, tidak biasanya Karin datang ke rumahnya.
"Paman, boleh nggak Karin tinggal di rumah paman, satu bulan saja boleh ya?"
"Masuk dulu, Rin. Nggak enak ngomong di depan pintu."
Karin pun menurut, setelah sampai di dalam rumah, Karin pun dipersilahkan untuk duduk, "Duduk dulu, Rin. Ehm, memangnya kenapa? Kok nginepnya lama banget, biasanya aja paman suruh nginep satu malam saja nggak mau. Kamu ada masalah?"
"Iya, Karin sedang ada masalah sama Kak Angga dan juga Dira."
"Masalah apa? Cerita sama paman!"
"Jadi gini, semenjak bunda pergi..." Karin menceritakan semua masalahnya dari awal sampai akhir, belum selesai ia menceritakan semua masalahnya, ia sudah tak sanggup lagi membendung air matanya. Dadanya sesak setiap kali mengingat pertengkarannya dengan kedua saudaranya. Ditambah lagi perlakuan yang diberikan Dira terhadapnya akhir-akhir ini.
"Jadi begitu. Baiklah, kamu boleh tinggal di rumah paman untuk menenangkan dirimu. Tapi apakah kamu sudah minta izin ke Angga?"
"Belum." jawab Karin sambil menggelengkan kepalanya, "Karin nggak mau kak Angga dan Dira tahu di mana Karin sekarang. Hati Karin seperti teriris setiap bertemu mereka, paman."
"Baiklah, jika itu mau kamu dan bisa membuat suasana hatimu menjadi lebih baik, paman tidak akan memberi tahu mereka. Sekarang kamu istirahatlah di kamar Dinda." Dinda adalah sepupu Karin, kini ia sedang kuliah di luar kota. Ia jarang pulang ke rumah. Sehingga kamarnya kini tidak berpenghuni.
"Baik, paman. Terima kasih."
***
Setelah satu minggu lebih Karin tinggal di rumah pamannya, kini ia telah membulatkan tekad untuk memberitahu yang sebenarnya kepada bunda. Dengan meminjam telepon rumah pamannya ia menghubungi bunda.
"Assalamu'alaikum, bun"
"Wa'alaikumsalam"
"Ini Karin, aku mau cerita sesuatu sama bunda. Ini penting, bun. Sebelumnya Karin mau tanya."
"Tanya apa?"
"Bunda kapan pulang? Karin kangen."
"Bunda pulang sebelum kakak dan adikmu diwisuda, kurang lebih enam bulan lagi. Kamu mau cerita apa?"
"Masih lama ya, bun. Jadi gini bun, kak Angga sama Dira itu..."
"Astaghfirullah, yang bener Karin? Kamu nggak lagi bercanda kan?"
"Karin serius, dan sekarang Karin lagi nginep di rumah paman untuk nenangin diri, bun. Karin nggak kuat kalo setiap hari harus bertengkar sama saudara Karin sendiri, bun." Karin mulai terisak, tanpa Karin sadari, bunda pun terisak mendengar cerita Karin. Ia merasa bersalah telah meninggakan ketiga anaknya, tanpa ada pantauan orang dewasa. Tapi mau bagaimana lagi kalo nasi sudah menjadi bubur, meskipun kita telah berusaha mengubahnya menjadi nasi kembali itu sangatlah mustahil.
"Karin, jaga diri kamu baik-baik ya, nak. Setelah ini bunda janji akan selalu ada di samping kalian. Assalamu'aliakum" setelah itu sambungan terputus.
"Wa'alaikumsalam."
#tobecontinue
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Home ✔
Ficção AdolescenteKeluarga adalah tempat di mana seseorang mendapatkan perlindungan, kenyamanan, serta kasih sayang. Keluarga juga merupakan tempat di mana seseorang berbagi suka dan duka. Namun bagaimana jika salah seorang anggota berusaha memecah belah keluarganya...