6. Penyamaran

13 2 0
                                    

Mimpi apa mereka semalam?

Seperti terlempar ke dunia lain dengan bentuk badan yang berbeda.

Oh no.

Mereka tak bisa bergerak sama sekali. Bukan karena lumpuh atau terjerat sesuatu, tapi karena mereka tak memiliki kaki lagi. Kaki panjang mereka sekarang berubah menjadi sebuah ekor layaknya duyung. Seperti sebelumnya mereka bisa bernafas dan melihat dengan mudah. Namun untuk menggerakkan kaki atau bisa disebut ekor mereka seperti kembali menjadi seorang bayi yang baru belajar berjalan. Terasa aneh karena hanya memiliki satu tulang dan itu ekor.

"Kalian payah," ejek Fay yang berdiri di samping mereka.

"Ini karena kita memutar cincin tadikan?" tanya Joni dengan wajah cemas.

"Ekor, atak bisa kita pakai kaki saja? Ini sulit digerakkan," San berusaha mengepakkan ekor barunya, tapi ia malah terjengkang ke belakang.

Fay menahan punggungnya agar tak terbalik, "hah, sekarang kau ini ikan, gerakkan ekormu seperti ikan."

Mereka masih syok dengan kaki mereka yang berubah menjadi ekor ikan yang seksi, tak bisa berfikir.

Mia memegang tangan Joni, "kita harus cepat, kata Moji kalian ahli menyelam, seharusnya kalian mudah mempelajari ini."

"Kami tak menyangkal itu, tapi dengan bentuk ini... aaah, yang benar saja," Joni masih kesulitan bergerak.

"Fay,"

"Oke," Fay menyeringai mengerti maksud Mia.

"Kalian berdua, tetap gerakkan ekor dan dorong pantat kalian. Ayo!"

Tanpa memberi aba-aba mereka berdua diseret. Menyelami kedalam laut dengan cepat.

"Waaaaa, bentaaaarr."

Mereka berdua menyeret tanpa memperdulikan mereka yang meminta berhenti. Tak ada waktu lagi, mereka harus bergerak cepat sebelum pihak Raja menghalangi. Romy yang masih santai bergoyang-goyang di permukaan ikut diseret Fay tanpa ampun.

Tendangan ekor yang sangat kuat. Kecepatannya menyamai speed boat bahkan lebih. Karena misi ini penting dan mungkin akan ada bahaya yang menyambut mereka, maka mereka harus memakai ekor itu agar bisa kabur atau mengelak. Bisa dipastikan jika mereka menggunakan kaki mereka akan tertinggal jauh di belakang dan akan mudah ditangkap.

Karena omelan Fay yang tak mau terbebani dengan berat badan mereka, mau tak mau mereka menggerakkan ekor dengan tetap dituntun dua orang yang belum sepenuhnya mereka percayai. Pelan-pelan mereka mulai terbiasa dengan bentuk baru itu meski terasa geli sendiri.

Tepat di kedalaman laut yang mungkin untuk manusia biasa akan terlihat agak gelap, tapi bagi mereka sangat jelas terlihat itu lima duyung berhenti di balik batu besar. Mereka mengintip ke karang-karang besar berkaca dengan banyak pintu. Pemandangan langka bagi dua manusia yang baru pertama kali melihat tempat hidup para duyung. Beberapa duyung bersliweran disana melakukan banyak aktifitas.

"Wah, Ini tempat tinggal kalian?" tanya San.

"Dulu, sekarang bukan," jawab Romy menurunkan kepala Joni yang terlalu menonjol keluar.

"Ah, aku mengerti."

"Mia," ujar Fay.

"Sebentar," ia merogoh tas kecilnya.

Mia memberikan satu permen ke masing-masing dan mengunyah bagiannya. Tanpa bertanya San dan Joni yang melihat dua laki-laki di samping ikut mengunyah permen itu meniru mereka. Setelah menelannya perut mereka terasa mual dan lama kemudian sesuatu yang janggal terasa ditubuh mereka. Wajah San tiba-tiba dipenuhi kumis dan jenggot. Badan Mia yang kecil tiba-tiba menjadi berotot dengan rambut keriting. Rambut Fay yang mencolok menjadi hitam dengan alis yang tebal, hidung yang mancung dan gigi atas yang eksotis.

JERUJI BAWAH LAUT (masa rehat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang