15. Markas

11 2 0
                                    


Dua orang mendekam di balik pepohonan belakang toko milik Goh, menutupi seluruh tubuh dengan kain. Dingin dan ketakutan di antara gelapnya pegunungan bersama sepeda yang merangsek di samping mereka. Kalimat yang mereka katakan pertama kali pada Goh saat berputar balik adalah 'tolong sembunyikan kami!!'. Dan seorang kakek yang kebingungan dengan permintaan aneh tiba-tiba dari dua pria panik yang menerobos masuk dengan sepeda mereka itu melempari dua kain. Menyuruh mereka keluar dari pintu belakang.

Seperti dugaan mereka berdua, duyung yang dilihat San mencari mereka.

"Kau sungguh tak melihat ada orang lewat disini?"

"Aku tak tau, aku baru saja pulang dari supermarket," tunjuk Goh pada plastik barang di meja.

Mata dua duyung itu mengamati sekitar, memeriksa setiap sudut toko.

"Jika mau kalian bisa mencari ke dalam."

"Tak usah."

Goh duduk menyandarkan tangan di meja, "jadi, sebenarnya ada apa kalian mencari orang yang kalian cari?"

"Kau tak perlu tau," ujarnya berbalik diikuti orang di belakang, sungguh tak menghormati lawan bicaranya.

"Mungkin tadi itu kucing," ucap lelaki bersarung tangan di belakang.

Orang yang rambutnya dikucir dimana-mana itu melepas kancing atasnya, "kita kembali saja."

Mereka berjalan melompati pagar pembatas. Goh di kursinya duduk tenang memandangi kepergian mereka, memakan roti yang dibelinya.

~~

"Kenapa kau tadi malah berbalik? Seharusnya kita pergi saja dari sini."

"San, aku gak mau terus berbau duyung. Untung kakek itu kembali. Kalau kita jalan terus bisa jadi kita ketemu orang, eh, duyung yang ada di laut waktu itu."

"Gimana kalau kakek tadi memberitahu mereka kita disini?"

"Gak mungkinlah, kakek itukan teman Fay."

"Siapa yang tau, toko ini dekat dengan tempat tadi. Gimana kalau mereka sekelompok?" suaranya bergetar tak bisa menyembunyikan ketakutannya karena adegan nyata sebuah pembunuhan.

Joni terdiam lama sebelum berbicara, "s.. sebenarnya apa yang kau lihat tadi?"

San menatap Joni serius, "duyung di..."

Cahaya lampu dari dalam toko menyilaukan pandangan mereka. Goh berdiri di daun pintu melambai menyuruh mereka masuk.

"Sepedanya bawa ke samping, baru masuk," Goh berbalik, "jangan lupa tutup pintunya."

Mereka berdiri perlahan dengan mata yang was-was. Suara percakapan yang mereka dengar samar-samar dari dalam sudah hilang. San menuntun sepeda kesayangannya ke samping toko dan Joni menunggui di pintu. Goh yang sudah membereskan belanjaannya sebelum memanggil mereka mengambil sebuah kotak dan duduk di belakang lemari toko. Mereka ikut duduk di depannya ragu-ragu.

"Aku tak akan bertanya apa-apa," Goh meletakkan kotak itu, "buka ini dan makan."

Karena San tetap diam Joni maju duluan membuka kotak itu. Sesuatu yang terbalut daun warna coklat tua. Ia bingung harus memakannya atau tidak.

"Kalalau kalian ingin menhhilanhkan bau duyung di tubuh kalian, cepat makan."

"Kakek juga duyung?" celetuk Joni.

Kakek itu diam tak menjawab, memandangi mereka dan tiba-tiba tersenyum, "kupikir saat kalian menerobos masuk tadi, kalian mau merampok tokoku. Tak kukira ada pengunjung seperti kalian malam-malam begini."

JERUJI BAWAH LAUT (masa rehat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang