7. Aku dapaaaaattt, yuhuuu

12 3 1
                                    


Sesuatu dengan ujung yang melingkar tertutup sesuatu seperti duri. Warnanya hijau seperti tanaman. Tak menyangka benda itu nyata dan terlebih lagi ia dapat melihatnya langsung.

"Loh, bergerak!" ia mengerutkan kening, bergumam sendiri.

Matanya melotot memperhatikan benda di hadapannya yang tersimpan di akuarium berbentuk bulat itu. Melangkahkan kaki dan mendekatkan wajahnya ke kaca, benda itu mundur dengan cepat. Ia seperti makhluk hidup, tapi tak ada hewan berbentuk seperti itu. Dan kata pamannya pun itu adalah tumbuhan.

"Apa ini tanaman hidup kayak tanaman venus yang makan makhluk hidup? Tapi tak ada akarnya dan ngapain juga di akuarium?" San mengitari benda bulat itu terheran-heran.

Makhluk hijau itu mengikuti tubuh San yang mengelilinginya. Ia tak habis pikir di laut terdalam ternyata banyak hal-hal yang mengagumkan yang tak pernah ia ketahui atau terpikirkan sedikitpun.

"Kalau om Heri tau pasti bakal dibawa pulang," ia menempelkan wajahnya.

Makhluk selebar telapak tangan itu mengerakkan kepalanya, kebingungan dengan wajah asing jelek berbulu itu. Tiba-tiba ia menabrakkan diri ke kaca depan wajah San, membuatnya terperangah mundur. Makhluk itu mulai agresif, bergerak kesana-kemari.

"E..., sebaiknya aku keluar," ia berenang mundur perlahan menggerakkan ekornya.

Tepat di belakangnya sebuah tangan menggenggam pundaknya erat. Ia terpaku di tempatnya, terkejut. Ia takut dengan wajah para penjaga yang menangkapnya basah masuk tanpa izin. Keringatnya yang keluar karega gugup mungkin sudah bercampur dengan air laut.

"Ma, maaf, ta, tadi, pin, tunya ke, buka, jadi...," ia mengambil nafas dalam, "aku cuma ingin mengintip sedikit, aku bukan bermaksud mencuri atau apa kok. Aku juga bukan orang yang mencurigakan, aku hanya tersesat, suer, eh maksudku beneran gak bohong," San spontan menaikkan tangannya.

"Bukan orang yang mencurigakan ya, tapi mana ada duyung yang bicara begitu ketika ditangkap, jelas-jelas kau ini SANGAT mencurigakan tuan," ucapnya di telinga San dengan keras.

'Aduh, bagaimana kalau aku ditangkap dan dipenjara seperti Bondan atau dibunuh? duyung tak makan manusiakan?'

"Begini, aku... orang baru disini, kukira pintu disini mengarah ke tempat lain, jadi aku asal masuk, aku terpisah dengan temanku yang lain."

"Sebaiknya kau ucapkan itu nanti di tempat penangkaran, kau harus ikut kami dan jangan melawan atau kami harus MEMBUNUHMU disini."

"Apa?!"

~~

Sebagian penjaga berkumpul di depan 'bola football' itu, mengerumuni dua duyung yang saling melotot. Para pengunjung hanya melihat dari tempat mereka.

"Maaf atas ketidak sopanannya, kami harap kalian berdua tak menjadikan ini masalah serius," seorang perempuan melerai Fay dan Bler.

Mata mereka terus melotot seperti saling menusukkan duri. Wajah cemas Joni terpampang dengan jelas melihat keadaan bertambah rumit dengan datangnya banyak orang. Bagaimana kalau mereka ketahuan.

"Tapi, kau terlihat tak asing," Bler menaikan satu alisnya menganalisa wajah Fay.

"Begitukah? Mungkin aku renkarnasi dari buyutmu."

"Hahaha, jangan melucu!"

Fay tak memperdulikannya dan beralih ke perempuan di samping Bler, "nona, boleh kami pergi?"

"Ya, silakan melihat-lihat lebih lanjut," perempuan itu berisyarat pada penjaga untuk membuka jalan.

Mereka berdua segera meninggalkan orang-orang itu sebelum mereka menyadarinya. Joni bisa bernafas lega sekarang.

JERUJI BAWAH LAUT (masa rehat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang