Umari tertidur pulas di saku baju Joni.
"Jon, lewat jalan raya aja, di sini kebanyakan polisi tidur, sakit pantatku kalau nyetirmu ngebut gini."
"Jalan ini paling cepet, siapa juga yang ngebuat kita terlambat?!"
"Kau terlalu semangat, santai saja bro, mereka tak akan semudah itu langsung membunuhmu."
"Sial! Kudorong duluan kau kalau mereka menodongkan benda mengkilat itu lagi!"
San menepuk-nepuk punggungnya. "Oke, oke, liat aja tu jalan, jangan sampai nabrak gerobak orang kayak tadi."
Handphone di sakunya bergetar, sebuah panggilan dari kontak bernama 'kuda manis'.
Ia menekan pelantang suara. "Hai,... iya, kenapa?... ha? Kemana? Aku lagi di luar."
"Berkuda, Aku lagi bete nih."
"Waduh, gimana ya," tangannya mengelus helm yang sebenarnya ingin menggaruk kepala yang tak gatal. "Aku mau aja nemenin, tapi ini ada urusan sama Joni."
"Gitu ya?" suaranya melemah di ujung telepon.
"Biasanya sama Beni, dimana dia?"
"Saudaraku itu juga ada urusan penting."
San mengerutkan alis. 'Saudara? Mereka bersaudara? Sejak kapan?'
"Yah, jadi pergi sendirian deh."
"Sori banget."
"Gapapa kali, ngapain minta maap? Kucari orang lain saja, Renita atau Braian, Rizy juga bi..."
"Jangan!"
Seila langsung terdiam karena kaget dengan suaranya.
"Eh, ma-maksudku, kau tak usah pergi berkuda, aku ada ide lain biar..."
Helmnya terantuk helm Joni dengan keras, tubuhnya ikut terdorong maju gara-gara temannya itu mengerem tiba-tiba saat seekor ayam menerobos jalan. Teleponnya terputus.
~~
Dua makhluk laut itu bersembunyi di balik karang, melongok ke gerbang istana bawah laut yang penuh dengan penjaga elit. Mereka berdebat satu sama lain bagaimana cara mereka masuk, karena tak ada celah mereka bisa masuk. Setiap sudut penuh dengan mereka yang berjaga, lengkap dengan senjata. Meski mereka menyamar menjadi pelayan sepertinya mereka tak akan diizinkan masuk dengan mudah seperti di museum. Tak ada jalan, hanya kebuntuan yang ada.
"Aku tak suka pulang dengan sia-sia, setidaknya kita harus membuat keributan dulu," ucap Romy menendang-nendang rumput laut.
"Belum cukup kau membuat keributan di museum dan markas? Penjaga elit keluar karena ulahmu itu tau," Dea bangkit dari duduk. "Kita pulang saja, mending kita temui orang yang sudah janjian denganku."
"Jangan, aku ada ide lain," ia mengeluarkan butiran dari bajunya dan menelannya.
"Jangan bilang itu pil dari Mia."
"Tebakan yang benar," ia bangkit. "Kau tak kujatah kok, jangan melotot begitu."
"Terus itu buat apa?"
"Buat mengecoh mereka, saat mereka lengah kau masuklah memakai baju pelayan."
"Kau ini!" Dea langsung menjambak rambut Romy yang memanjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
JERUJI BAWAH LAUT (masa rehat)
FantasyJeruji bawah laut menyimpan rahasia para duyung yang menguasai lautan. Rahasia dibalik banyaknya kematian para duyung. Entah mengapa ada suatu kelompok yang ingin membebaskan orang yang tinggal di dalam jeruji. Hal ini membuat Raja duyung marah dan...