Melihat Palo menutup pintu, Dea mundur perlahan dengan mata tetap mengawasinya, memutar tongkat.
"Apa yang kau lakukan pada Foila?!"
"Oh? Kau melihatnya? tenang saja dia masih hidup."
"Kalian biadap!"
"Hei! Jaga mulutmu itu! berterimaksihlah kami masih membiarkannya hidup. Yah, tapi itu takkan lama lagi."
Dea mengerutkan alis.
"Kau dan kelompokmu juga, kami tak akan segan lagi pada kalian," seringainya. "Karena Raja mengeluarkan perintah baru, kami boleh membunuh kalian di tempat."
Dea terperangah mendengar kabar itu, khawatir dengan apa yang akan terjadi pada Foila. Bisa jadi Palo akan membunuhnya sebelum Fay tau kalau dia masih hidup. Ingin sekali perempuan berambut ikal tadi dibawanya kabur, tapi dua orang di tempat sel itu harus dilumpuhkannya terlebih dahulu. Tak ada keyakinan ia bisa mengalahkan mereka walau kabur sendirian sekalipun. Holdic yang menjadi target sudah tak dihiraukannya lagi. Bingung harus berbuat apa, sedang Romy di luar tak mengerti keadaannya, begitu pikirnya.
Palo mulai mengeluarkan senjatanya dan mendekat, tapi sebelum itu Dea melemparkan miliknya duluan. Tongkat perak yang tajam itu berhasil dihindarinya dan menancap di dinding, namun senjatannya kembali bergerak mundur ke arah Palo lagi dan berhasil merobek sedikit kain di bahu. Dea kabur dan menangkap senjatanya kembali di tangan. Saat berbelok laki-laki berambut penug kucir itu muncul, membuatnya hampir terjungkal.
Pintu terbuka dan seorang penjaga lain masuk.
"Rapat sudah selesai?" tanya Palo seraya melihati bahunya.
"Belum," jawab lelaki itu.
"Lihat kemana kau?!" ujarnya pada Dea yang melihat arah pintu, mengayunkan senjatanya.
"AAAAAAAA...." walau telat menghindar ia berhasil menahan dengan miliknya sampai ia terlempar menabrak dinding.
Palo terkejut dengan suaranya. "Vem, jangan terlalu kejam, pangeran bisa marah padamu."
~~
"San!"
"Kuharap itu bukan Dea."
"Tapi terdengan seperti Dea," Joni menggigit bibir dalamnya, berani tak berani mereka harus 'melangkah' ke sana.
San melirik ke lengan kirinya, "Jon, gak usah pegang tanganku juga kali."
"Ha? Hehe."
Setelah melepas tangannya yang reflek memegang lengan kawannya saat mendengar suara teriakan tadi, San membisikinya sebentar. setelah sepakat mereka membernikan diri menyingkap tirai dan berenang mendekati pintu. Dua penjaga itu terheran melihat kemunculan keduanya, dengan senjata di depan merek mendatangi dua penyusup itu.
"Siapa kalian?!!" sentak salah satu.
Tanpa menjawab mereka berenang terpisah dengan menyembunyikan pisau di belakang. Dua penjaga juga ikut berpisah ke target masing-masing. Saling melempar pandang San dan Joni langsung berenang cepat ke arah mereka. Dengan sigap dua penjaga itu memegang senjata, menyambut mereka. Di jarak setengah meter dari senjata yang teracung, mereka melesat ke atas dan melakukan forward roll dan menapak di belakang dua penjaga. Langsung dipukul tengkuk mereka sekuat tenaga sebelum mereka sempurna berbalik.
KAMU SEDANG MEMBACA
JERUJI BAWAH LAUT (masa rehat)
FantasyJeruji bawah laut menyimpan rahasia para duyung yang menguasai lautan. Rahasia dibalik banyaknya kematian para duyung. Entah mengapa ada suatu kelompok yang ingin membebaskan orang yang tinggal di dalam jeruji. Hal ini membuat Raja duyung marah dan...