Chapter 9 - Pengakuan

4.6K 246 17
                                    

Jujur lebih baik dibandingkan harus bohong dan menyesal di kemudian hari

***

Langit langit kamar dengan beberapa pola bintang yang terbentuk melalui radiasi cahaya lampu menjadi titik tumpu sorot mata Netha tertuju.

Pikirannya tengah menyusuri rentetan demi rentetan kejadian yang dia alami selama 2 hari bersekolah di Jakarta

Khususnya untuk hari ini.

Kejadian pahit ketika dirinya dipermalukan dikantin oleh Tara,tertutupi oleh ucapan manis dari Devan.

Netha mengingat betul ucapan Devan yang menyuruhnya agar tidak menjauh dari cowok itu.

Walaupun sebenarnya,dirinya masih bingung tentang alasan yang mendasari Devan sehingga mengucapkan kalimat itu

"kenapa gue justru senang,disaat lo larang gue untuk gak jauh dari lo?" tanya Netha pada dirinya sendiri

"apa gue penting bagi lo,Van?" lagi dan lagi hanya udara yang saling beradu ditengah gelapnya malam yang menjawab pertanyaan itu

"gue gak pernah ngerasain yang namanya cinta,suka,ataupun sayang sama orang lain kecuali sama orang tua gue"

Membicarakan tentang orang tua,Netha langsung menertawakan dirinya sendiri, "lucu ya,bahkan gue sayang sama orang yang udah pergi ninggalin gue tanpa pamit"

Air mata Netha tanpa sadar mengalir melalui pelupuk matanya, "gue emang kuno,disaat para remaja seumuran gue lagi baper bapernya ngurusin hal yang namanya cinta,gue justru sibuk berharap ke Tuhan agar sosok yang tinggalin gue sejak kecil bisa balik lagi"

"gue gak sadar kalau harapan gue terwujud,itu artinya gue harus pergi dari dunia ini.Tinggalin semua orang yang takut kalau gue jauh dari mereka,termasuk lo Van"

Desiran angin yang berirama di malam yang sejuk itu,menjadi saksi bisu curahan hati Netha yang tengah mengenang masa lalunya hanya karena sosok cowok yang baru dia kenal 2 hari ini.

***

Netha menemukan dirinya di antara rumah rumah yang terkesan asing baginya.

Hanya ada satu rumah yang mampu membuat sekeping ingatan kembali tersimpan di memorinya

Itu adalah rumahnya.

Rumah sederhana dengan taman asri serta di cat berwarna putih tulang dan abu abu

Rumah yang kecil yang ditinggali oleh keluarga kecil yang bahagia

Ya,rumah Netha 9 tahun yang lalu

Netha mengernyit bingung,kenapa dia bisa berada di depan rumah ini?

"Netha" panggilan dengan suara lembut itu membuat Netha menoleh ke sisi kanan tubuhnya

Alangkah terkejutnya Netha saat melihat sosok wanita yang saat ini berdiri tak jauh darinya,ia bahkan merasa ingin pingsan saat itu juga

"mama?" tanya Netha memastikan sosok yang ia lihat saat ini

Wanita dengan pakaian batik berwarna cokelat itu langsung menghampiri Netha dan memeluknya dengan hangat "ini mama sayang,mama kangen banget sama kamu"

The Hope (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang