Chapter 8 - Perasaan Sebenarnya

4.6K 235 14
                                    

Layaknya bangunan tanpa fondasi,hubungan tanpa adanya cinta juga akan hancur suatu saat.

***

Devan langsung menarik tangan Tara ketika cewek dengan tubuh semampai itu keluar dari kantin

Lengan mulus Tara ia tarik dengan pegangan yang cukup keras dan entah akan dibawa kemana

Dilihat dari wajahnya, sangat jelas terlihat kilatan amarah di mata coklat cowok tersebut

"Devan,kamu mau bawa aku kemana sih?tangan aku sakit kamu tarik kayak gini" keluhan demi keluhan terus Tara lontarkan,berharap Devan akan melepas tangannya yang sepertinya sudah memerah

"Devan lepasin aku,kamu gak perlu tarik aku kayak gini" gerutu Tara lagi

Namun nihil,karena Devan baru melepaskan pegangannya saat mereka telah berada di taman belakang sekolah

Taman yang memang jarang dikunjungi oleh seluruh murid seantaro SMA Merpati

Ya,gosip yang mengatakan bahwa taman belakang sekolah adalah bekas kuburan,tentu membuat orang orang jadi enggan untuk menapakkan kakinya disitu

Belum lagi,berita tentang hantu hantu yang sering menampakkan dirinya ditempat itu semakin memperkuat gosip tersebut

"kamu ngapain bawa aku kesini?gak ada tempat lain?"tanya Tara yang mulai merinding

Jangan ditanya lagi,Tara mungkin masuk kedalam 10 orang dari ratusan murid SMA Merpati yang paling percaya tentang cerita cerita angker di sekolah elite itu

"apa yang tadi lo buat di kantin?" Devan langsung menanyakan pertanyaan itu dengan aura dinginnya

Tara sendiri hanya menjawab santai "like always,ngelabrak cewek yang berusaha untuk dekatin kamu"

Jawaban Tara yang telah terdengar beberapa kali ditelinga Devan membuat cowok itu menjadi bosan untuk mendengarnya

Ini memang bukan pertama kalinya Tara melabrak cewek yang dekat dengan Devan.

Kepopuleran Devan menjadikannya terus menerus didekati oleh cewek cewek di sekolah maupun di luar sekolah

Tak ayal,jika biasanya cowok yang bertingkah posesif tapi dalam hubungan mereka,Tara lah yang lebih posesif

"ngelabrak dengan cara menampar dan buat malu orang lain,itu yang lo maksud?" kata Devan

"bukannya biasanya emang gitu kan?" tanya balik Tara tak peduli dengan amarah pacarnya saat ini

"apa sih yang ada di otak lo ra?apa lo harus bertingkah seperti ini tiap kali ada cewek yang dekat sama gue?"  pertanyaan Devan sepertinya sudah berhasil memancing emosi Tara

"kamu ngomong apa sih Van?aku cuma gak mau kalau cewek - cewek keganjenan dan gak ada malunya itu dekatin kamu"

"Netha cuma teman gue,kita gak ada hubungan apa apa jadi lo gak seharusnya bentak dia apalagi sampai nampar dia"

Tara berdecih "ck,dan sekarang kamu berani sebut nama bitch itu didepan aku dan belain dia?"

Devan mengangguk,menantang amarah Tara untuk beradu dengannya

The Hope (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang