Sejak awal bertemu dengan pria arogan dan bajingan itu, Issabella Loissef tidak mengerti apa yang terjadi. Wanita ini dengan mudah begitu saja jatuh dalam pelukan bajingan itu, lalu setelah beberapa waktu dinikahi tiba-tiba ia akan diceraikan?!
Dia...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Irama nada yang dilantunkan musik Spanyol masih berdengung. Sayatan sastra klasik Spanyol menyeruak ditengah malam yang dingin.
Seattle, Amerika Serikat masih dilanda musim dingin hingga saat ini. Sejujurnya tidak harus musim dingin saja nada Spanyol ini memenuhi ruangan besar di dalam rumah, musim panas pun terkadang nada Espanyol masih sering terdengar.
Keadaan rumah masih berwarna temaram hanya terdengar suara musik yang semakin lama semakin kencang. Tidak ada tetangga di daerah rumah besar ini. Pengaturan rumah di Seattle tidak seperti Asia yang berdempetan. Pria berambut hitam pekat dengan jabang yang panjang ini meletakan piring kecil di meja sambil mencium aroma roti bakar yang baru saja dia masak.
"Sastra Spanyol?" Sebuah suara terdengar di tengah malam. Pria tua itu tersenyum kecil dan melepas kaca mata yang terpakai.
"Tentu. Aku sangat suka aliran Espanyol." Seru Bob, Bobley Flow, pria asal Elascca. Bob meminum air jeruk hangatnya sambil memutar kepalanya memerhatikan pria muda yang basah total.
Pria muda itu meletakkan jaket hitam miliknya ke sembarang kursi dan memainkan bajunya yang basah total. Berhujan-hujan di tengah malam dalam kota Seattle rasanya seperti berendam di air es di Kutup Utara, begitu membekukan tubuh.
"Kau basah karena hujan atau bercinta?" Ujar Bob dengan nada serius. Pria muda itu tersenyum kecil. Giginya yang rata terlihat rapi saat menampilkan senyuman miring kecil. Bob berdiri memandang anak tirinya.
"Aku sedang tidak berselera membahas seks, Bob. Kau penikmat sastra sejati, rupanya." Seru Zeagse Jacker, si pria muda itu. Zeagse mengambil sepotong roti dan duduk. Pria itu meletakan kunci mobil ke wadah mangkuk besar.
Suara hujan masih terdengar dan kilat masih menyambar. Sepertinya Seatlle akan diserang badai. Bob memtuskan berdiri dan mengatur sastra Spanyol menjadi nada berulang. Bob memang membebaskan kehidupan Zeagse semenjak ulang tahun anak tirinya itu yang ke tujuh belas tahun.
Pria ini tidak ingin dianggap sebagai ayah yang menyusahkan dan mengekang. Lagi pula Zeagse tidak pernah mempermalukan nama keluarga. Pria muda itu tidak pernah terlibat dalam hal menjijikan, seperti membuat wanita hamil, tidak pernah pula berkelahi dengan polisi Amerika. Itu sisi positif di samping sisi negatif yang sulit dihilangkan. Irama Sastra Spanyol terus berulang memenuhi indra pendengar. Sejujurnya Zeagse benci sastra, dirinya tidak pernah suka berkata-kata penuh romantis yang menggelikan. Kata-kata manis biasanya menjijikan.
Bob membiarkan anak tirinya itu memakan roti miliknya, rahang Zeagse mulai terbentuk kuat dengan semakin bertambah usianya. Mungkin bukan itu yang memengaruhi rahang pria muda itu, mungkin faktor keseringan menikmati hubungan intim dengan pelacur kencang.
"Uangku menipis. Well, aku harus berhemat untuk memilih pelacur." Zeagse membuat Bob tertawa kecil dengan pengakuan itu.
"Aku paham masalah itu. Kau harus berperilaku baik jika ingin aku berikan bonus. Mandilah, sana. Kau butuh tidur." Zeagse mengangkat bahunya acuh. Amerika jarang ada matahari dan lagi pula ia tidak berkeringat sehabis bercinta, tidak mandi pun tidak masalah, pikir Zeagse.
