XV

706 71 17
                                    

Akhirnya suara kicauan burung itu kembali Issabella dengar setelah dua bulan berlalu ketika terkahir Publo hadir di dapurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya suara kicauan burung itu kembali Issabella dengar setelah dua bulan berlalu ketika terkahir Publo hadir di dapurnya. Kicauan burung yang bergabung dengan teman-teman di lobi rumahnya waktu lalu telah memberikan banyak pelajaran. Burung kecil yang bebas itu bersenandung, sayapnya rapat dengan tubuhnya. Mungkin lobinya terasa sejuk hingga hewan itu hinggap di sana.

Ini sudah dua bulan sejak Zeagse menghadiri ulang tahun Bob. Paul belakangan ini tidak banyak suara. Pria itu bahkan jarang menatap matanya meskipun sapaan yang terlontar masih beberapa kali terjadi. Pagi ini Issabella sedikit tidak sehat, mungkin ia kelelahan tanpa seorang pembantu. Suaminya jarang pulang ke rumah sejak seminggu yang lalu. Ia hanya pulang jika sudah lewat tengah malam dan pagi-pagi buta pergi lagi.

Tidak apa, asalkan ada Hannah itu semua akan terasa baik-baik saja, wanita ini akan kuat menjalani semuanya. Hari ini Issabella berpenampilan sedikit indah dan semua itu sengaja Issabella lakukan karena Zavine akan datang dari Prancis. Ia tidak ingin memendam rasa yang berlarut-larut sebab itu akan sangat mengganggu.

“Kau berhias?” Bob mulai mengeluarkan pertanyaan ketika melihat Issabella turun dari lantai dua dan nada wanita Spanyol mulai menyeruak dari ponsel pria itu.

“Hanya tipis, Bob.” Issabella tersenyum dan menatap mata Paul yang menghindar dirinya. Apa wajahnya mulai menua sampai Paul enggan menatapnya? Pria itu terlihat menggertakan rahangnya pelan saat langkahnya semakin mendekat. Sudah beberapa hari ini Paul memang terlihat aneh, hingga membuat wanita ini berpikir kesalahan apa yang telah dirinya lakukan.

Sebenarnya bukan wanita itu yang salah, hanya saja Paul terlalu membenci keyataan sialan! Ia ingin berlutut hari ini, berlutut ampun atas apa yang ada dibalik bibirnya yang rapat. Bahkan gertakan di rahangnya semakin mengetat saat melihat Zeagse turun dari kamarnya dengan kemeja lengan panjang di gulung.

Zeagse tidak menata rambutnya dengan baik, pria itu terlihat sengaja membiarkan penampilannya terlihat lebih maskulin hari ini. Ia melangkah semakin dekat dan mengecup bibir istrinya dengan manis. Sekali lagi Paul diam-diam mengepalkan kedua tangannya, seakan pria ini tidak melihat hal itu.

“Kau terlihat buruk dengan penampilan seperti ini. Ibumu akan datang dan memperbaiki sikapnya yang dulu, sebaiknya segera perbaiki rambutmu.” Harusnya kalimat itu dimiliki oleh wanita yang sah, tapi ternyata Selly yang turut hadir di rumah keluarga ini yang memaparkan semua itu.

Selly memoleskan lipstik tebal di bibirnya, menutupi bibirnya yang pucat. Zeagse hanya tersenyum sekilas. Mereka benar-benar manusia munafik! Pekik Paul di dalam diri dan hatinya semakin tercekat saat memerhatikan saat Zeagse berjalan menuju Selly lalu memberikan senyuman.

“Aku benci mengakui itu.” Seru Zeagse dan nadanya terdengar sedikit tajam. Ada sorot yang menyakitkan dihadirkan oleh pria ini, dan saat Issabella melihatnya ia hanya bisa menarik napas jengah. Hubungan suaminya dengan wanita yang dikatakan Sabahat itu berubah, Issabella tidak tahu apa memang dirinya yang terlalu berlebihan menyimpulkan semua ini, atau memang kenyataannya ada yang berbeda di antara mereka berdua.

Between YOU and SHE (COMPLETE) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang