Sia-sisa air hujan masih membekas di beberapa jalan pagi ini. Daun-daun kering bahkan terlihat basah seperti baru saja tersiram. Padahal hujan berlangsung semalam dan sudah menjadi masa lalu, tapi sisahnya begitu jelas hingga pagi ini. Aroma kopi hitam dengan roti rebus memenuhi keadaan mobil yang cukup berantakan dengan tisu-tisu bekas. Rambut coklat yang berwarna kontras terlihat buruk untuk pagi ini.Jemari yang biasanya sibuk dengan ponsel kini teralihkan dengan gagang setir. Zeagse bahkan tidak sempat menikmati aroma kopi hitam. Ia harus fokus menyetir pagi ini dengan keadaan kacau. Semalam ia tidur di luar mobil karena Issabella melarang keras dirinya mengantar dan bermalaman di rumahnya. Ini penolakan konyol! Bahkan wanita itu tidak ingin dibayar mahal hanya untuk menjaga nama baik. Dasar wanita sok jual mahal.
Sebenarnya bagi seorang pria yang menggunakan tisu itu akan terlihat seperti banci, tapi karena pria ini harus membersihkan rambutnya yang basah terkena hujan maka ia terpaksa menggunakannya. Entah kenapa semalam ia tidak ingin pulang dan lebih memilih mendapatkan pagi yang kacau daripada di datangkan malam yang merepotkan.
Setidaknya jika malam hari akan ada banyak lampu kota terang yang menghiburnya, dibanding pagi hari yang hanya ada sedikit matahari. Rasanya Zeagse benar-benar kesal pada dirinya sendiri karena sepertinya ia mulai terobsesi untuk menikmati tubuh wanita obat terlarang itu.
“Di mana kau semalam, Zage?!” Pekik Publo keras ketika Zeagse mengaktifkan ponselnya. Nada pria itu keras sekali.
“Bermain. Kau sudah berganti gender? Suaramu kacau seperti wanita yang akan melahirkan.” Pekik Zeagse memakirkan mobilnya di rumah bergaya barat dengan dinding rata-rata batu bata merah yang berlukis bulu burung merak, unik dan indah. Pria ini keluar dari mobil, dan segera masuk ke dalam rumah yang seharusnya mewah, tapi terasa membosankan.
“Sialan!!” Publo memekik sekali lagi ketika melihat adik iparnya keluar dari mobil dan mematikan sambungan. Zeagse hanya meringis sedikit dengan teriakan kakak iparnya yang cerewet itu. Publo ini terlalu maniak untuk pagi hari, dan hal itu sering kali terjadi.
“Aku sudah katakan jika diriku sedang main, Publo. Kopi terasa lebih pahit karena mulutmu! Shit!” Zeagse menyeruput kopinya dengan santai, seakan memang kopi itu mainannya pagi ini. Publo merampas kopi yang masih menggempul itu dan membuangnya dengan kesal. Gelas plastik itu menjadi sampah ketika terinjak dan membuat suara kecil tapi mengganggu.
Mendapatkan perilaku seperti itub dari Publo membuat Zeagse segera berjalan. Ia muak dengan malam ini, tapi lebih muak dengan keadaan pagi yang menyambutnya.
“Bob mungkin sabar tapi ibumu akan marah besar jika kau bermain pelacur di malam pertama kau di sini, Zage!” Nada itu terdengar penuh tekanan, karena memang Publo benar-benar kesal pagi ini. Ia tahu adik iparnya ini tidak benar-benar bermain. Sialan! Tapi cara bercanda Zeagse membuatnya marah besar.
“Persetan dengan pagi hari ! Aku ingin segelas bir bukan minuman ampas seperti ini.” Zeagse berjalan santai masuk ke dalam rumah Zavine. Selalu saja seperti ini jika di ajak untuk membahas apa yang terjadi. Paul yang baru hadir menghembuskan napas berat. Apa tidak ada yang bisa menaklukkan hati tuan mudanya itu selain mendiang ayah kandungnya dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between YOU and SHE (COMPLETE) √
عاطفيةSejak awal bertemu dengan pria arogan dan bajingan itu, Issabella Loissef tidak mengerti apa yang terjadi. Wanita ini dengan mudah begitu saja jatuh dalam pelukan bajingan itu, lalu setelah beberapa waktu dinikahi tiba-tiba ia akan diceraikan?! Dia...