Tubuh mereka larut dalam keheningan, Aska dengan yoghurt strawberrynya disibukkan dengan game di handponenya, sementara Defrio di depan Aska, telinganya disumpal menggunakan earphone agar tidak mendengar ocehan makhluk halus itu, sambil membaca novel ditemani dengan susu strawberrynya.
“Gue ikut duduk sini ya? Bangku kafe penuh.”
“...?”
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Meja dengan tiga buah kursi itu menjadi saksi bisu atas datangnya seseorang yang baru bergabung bersama mereka di kafe ini. Aska dengan puppy eyesnya mengedipkan matanya lucu sambil memandang perempuan yang duduk diantara mereka
“Wah, cantik sekali..” Batinnya.
“...Kalo dibandingin, gue sama dia itu macem bungkus parfum sama bungkus terasinya mang ujang:’)” Lanjutnya.
Puppy matanya masih menatap perempuan disebelahnya, hingga sebuah suara cukup mengejutkan perempuan gembil itu, “Ehm, Kalian bolos juga ya?” Ucap perempuan itu.
“Iya, tadi kita telat. Soalnya-“
“Bukan urusan lo.” Potong Defrio pada perempuan itu.
“Lo.. belum ngehubungin kontak gue ya? Kartunya hilang?”
Saat perempuan itu merogoh sakunya hendak mengambil kartu, Defrio langsung pergi meninggalkan kafe tersebut. “Maaf ya kak, kutu beras emang susah buat ngomong, kayaknya dia sariawan, saya duluan ya kak. Permisi,” Ucap Aska sopan lalu mengejar langkah Defrio yang makin menjauh dengan kaki pendeknya itu.
Langkah kakinya semakin cepat untuk mengejar Defrio “Def! Tungguin,” Teriak Aska dengan nafas yang menderu. Sialan! Telinganya masih disumbat dengan earphone. Setelah makin dekat, Aska melayangkan kakinya pada kaki belakang Defrio.DUK!
Badan besarnya terjatuh, sehingga wajah tampan yang dielu-elukan dikalangan perempuan itu tergores mengenai jalan aspal. “Rasain! Makanya jangan ninggalin gue!” Nafasnya memburu menahan amarah, karena sedari tadi mood Defrio rusak karena kedatangan perempuan itu di meja mereka, lalu dengan jahilnya Aska menendang Defrio hingga terjatuh. Dan.. Oh my.. Ini kedua kalinya Aska membuat Defrio terjatuh dengan tenaganya setelah insiden saat MOS saat itu.
Namun rasa amarahnya hilang begitu saja saat ia membalikkan badannya. Melihat perempuan gembil sedang berkacak pinggang dengan noda yoghurt di sudut bibirnya, membuat Defrio sedikit mengembangkan senyumnya.
MENGEMBANGKAN SENYUMNYA?
“P-pipi lo berdarah!” Telunjuk jari Aska menunjuk darah yang tercetak di pipi Defrio.
“Yaudah obatin gue!” Ucap Defrio kesal karena ia harus menahan wajahnya tetap datar agar tidak tertawa saat melihat wajah Aska dengan noda yoghurtnya. Tangan Defrio terulur untuk membersihkan noda tersebut. “Hmmp!! Biasammp!!!”
Saat Defrio selesai membersihkan noda yoghurt itu..
“HEH SERABUT KELAPA! LO PUNYA DENDAM KESUMAT APA SAMA GUE HAH?!” Bagaimana Aska tidak marah, Defrio membersihkan noda yoghurt seperti penculik membekap Aska. Benar-benar tidak santai.. Menyebalkan sekali kan?
Defrio terkekeh melihat Aska kesal.
Aska tersipu oleh tarikan bibir manusia di depannya yang membentuk sebuah senyuman..
“Tampan..”
***
Dimas merasa khawatir atas hilangnya teman baru seperalamnya itu selama 2 hari ini. Siapa lagi jika bukan Sally, hantu yang meminta bantuan pada Defrio lampau hari itu. Dan kini ia menjadi semakin kesal, mengingat temannya yang lain –Raiden, sedang ikut bergosip dengan hantu lainnya yang memiliki rambut panjang dan sering bergelantungan di pohon jambu milik warga setempat. Padahal sebelumnya Raiden sering mencibir perlakuan barisan kuntilanak penggosip itu, dan akhirnya ia ikut begosip juga?! Cih, munafik!
KAMU SEDANG MEMBACA
FRÍO
Teen Fiction[Fantasy-Teenfic] . Si cuek itu minum susu strawberry setiap hari. Dia aneh, selalu bicara sama angin kosong. Tapi dia suka ganggu gue. Dan tiba-tiba nyatain perasaannya ke gue. Terus gue kudu gimana? [Revisi jika sudah tamat.]