👻15. Kesal

16 6 6
                                    

“Ih kan tadi gue bilang sayang sama lo. Lo ga sayang balik sama gue gitu?” Ada nada merajuk disana, Defrio sedang merajuk ternyata.

“Iya-iya, gue sayang lo juga.” Lagi-lagi badan Aska didekap gemas lagi oleh kekasihnya. “Em, Defrio.. gue mau tanya.”

“Ya tanya aja.”

“Rika itu, siapa lo?”

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Seharusnya bukan helaan nafas dan memilih untuk tetap bungkam. Defrio hanya belum siap menceritakan semuanya pada Aska, dan seperti inilah pada akhirnya. Ketidakberaniannya untuk mengungkapkan sesuatu pada kekasihnya itu membuatnya tersiksa sendiri.

Sejak kemarin, Aska menjadi pendiam dan terus menghindari Defrio. Ia lebih memilih memulai harinya bersama Rajendra, bukan dirinya.

Walaupun Rajendra adalah temannya, tetap saja Defrio panas hati saat Aska menempel pada Rajendra terus. Meminjam pekerjaan rumah, membantunya mengerjakan soal dan sebagainya.

Pagi ini yang lebih menyebalkan menurut Defrio karena Aska memilih untuk bergabung tidur saat tidak tidak ada guru bersama Kevin –tukang tidur di kelas dan menolak ajakannya untuk sarapan di kantin.

Kara sibuk memainkan ponselnya, lalu ia berpaling saat melihat Defrio yang menatap Aska tidur di bangku Kevin, dan di sebelah Aska sudah jelas Kevin tidur disana dengan kertas karton milik kelompok untuk dijadikan penutup wajah.

“Samperin gih. Tatapan mata lo kaya mau bolongin kepala Aska aja,” tepukan Kara ia berikan pada bahu Defrio.

Defrio mendengus, lalu tersenyum kecut saat Aska memukuli Kevin karena Kevin mengambil banyak tempat untuk kepalanya, menyebabkan Aska hampir terjatuh.

Defrio beranjak dari tempat duduknya, “Lo mau kemana? Gue ikut.” Kara ikut beranjak dan mensejajarkan langkahnya dengan Defrio. “Lo mau susu strawberry?” tawar Kara.

“Darimana?”

“Eh?”

“Lo tau darimana gue suka susu strawberry?”

“Ehm, g-gue kebetulan aja lagi megang susu strawberry, lo mau?” Kara menyodorkan sekotak susu strawberry.

“Ga, makasih.”

Karena gue lebih suka yoghurt strawberry sekarang.

***

Aska membelalakan matanya karena sekilas kalimat terlintas dipikirannya.

“Kebo bangun lo!”

“Kebo bangun lo!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“....”

“Bangun lo kebo sawah!” Aska menendang kursi yang diduduki Kevin, hingga Kevin terpental ke lantai. “Sekarang anak teater tampil hah?”

FRÍOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang