👻23. Santet?

11 3 11
                                    

"Awas aja kalo lo tidur, nanti bangun-bangun kuku tangan lo udah raib."

"Iya, sayang. Cepet cerita."

Ini.. Ini kenapa? Kenapa wajahnya terasa panas sekali? Tidak akan kenapa-napa kan?

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Motor lo tinggal aja di sekolah, nanti supir gue yang anter ke rumah."

"Loh? Lo udah boleh bawa mobil lagi?"

"Belum sih, tuh mobilnya udah dateng! Ayo berangkat!" Melihat mobil yang datang di hadapannya, Trudy langsung menggeret tubuh Aska untuk mendekati mobil itu.

Seorang pria keluar dari kursi kemudi, lalu menghampiri kedua wanita itu. "Halo!" ucapnya tak lupa dengan senyum yang lebar.

"LOH IPUL?"

"GUE BUKAN IPUL SIALAN."

Aska langsung menepuk tangannya berulang lantaran senang. Lelaki bernama Gionee Faulahanan itu mencubit pipi Aska gemas. "Gue udah berapa kali ngasih tau lo, panggil gue Gio."

"Kebagusan buat lu ipul." Trudy dengan datarnya langsung masuk ke dalam mobil, meninggalkan dua manusia itu untuk berbincang.

"Lo kapan dateng kesini?"

"Baru dua hari yang lalu kok. Eh btw lo jadi gendut banget."

"Eh kalo lo lupa gue masih jadi atlet taekwondo ya!"

"Iya ampun kanjeng. Ayok dah gue anter lo semua ke rumah Kara."

Selama perjalanan, Ipul alias Gio tidak berhenti untuk mengingatkan pada dua orang wanita itu untuk tidak memanggilnya Ipul. Sungguh, tidak keren sekali.

Gio merasa seperti supir, karena Trudy, sepupunya itu lebih memilih duduk di kursi belakang, bersama sahabatnya, Aska.

"Pul, gue bakalan lama di rumah Kara. Jadi lo gausah nungguin. Tadi kakek sama Rajendra nitip buah tuh. Jangan lupa mampir ke pasar atau supermarket lah terserah lo." Ucap Trudy sebelum menutup pintu mobilnya dan berjalan menuju rumah Kara.

"Bye Ipul! Besok-besok gue main deh ke rumah kakek Hanan!"

"JANGAN PANGGIL GUE IPUL!"

Ipul, malang sekali nasibmu:(

Mereka sudah sampai tepat pada pintu rumah Kara. Keduanya hening, tidak ada yang mengetuk dan hanya diam pada pintu tersebut.

"Lo yang ketok gih."

"Kok nyuruh."

"Gue.. Ngerasa ada yang ga beres."

"Dikirain gue aja yang merinding." Aska mengusap kedua lengannya bergantian. "Ketok bareng aja yuk, terus panggil namanya yang keras kaya orang nagih utang gitu."

"Goblok."

Sudah tahu idenya buruk, tetap saja dilakukan oleh mereka. Begini memang, kelakuan.

DUG! DUG! DUG!

"KARAAAA!!!!"

"KARAAAA!  WOY KELUAR WOY!"

"EH, JANGAN KAYA MAU NAGIH UTANG!"

"KATANYA TADI SURUH KAYA GITU!"

"OIYA!"

FRÍOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang