Oke, baru satu hal yang Aska tahu...
Laki-laki bermuka datar itu pecinta susu strawberry.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Acara di depannya tersaji cukup menarik. Entah apa yang dirasakan oleh Aska, disaat para siswa sangat menantikan acara demo ekstrakulikuler seperti di depannya ini, Aska malah mengeluh pada kedua sahabatnya untuk segera keluar dari kerumunan. Mencari pasokan oksigen lebih banyak daripada merasakan pengap seperti yang ia rasakan saat ini. "KARA AYO KELUAR, PENGAP!!"
"HAH?? LO NGOMONG APA??" Teriak Kara tanda ia tak mendengar ucapan Aska. Padahal Kara persis disampingnya. Aska hanya menggulir bola matanya malas.
"Gajadi lah, korek sana telinga lo. Trudy keluar yuk" Ajaknya pada Trudy yang berdiri disamping Aska. "Ga lah, pinggang gue masih sakit. Apalagi harus senggal-senggol dari kerumunan. Mending nanti keluarnya kalau acaranya udah beres" Final Trudy sambil sedikit memegangi pinggangnya. Jangan lupakan fakta bahwa kemarin Trudy terjatuh saat dibopong oleh Kara dan Aska karena senggolan lelaki bermuka datar pecinta susu strawberry itu. Yang membuat Aska berdecak sebal jika mengingat makhluk tersebut.
Dirinya tak terlalu memerhatikan acara demo ekstrakulikuler. Karena tanpa disuruh pun, Aska akan tetap pada pendiriannya untuk mengikuti ekstrakulikuler taekwondo yang menjadi sarana untuk terus melatih bakatnya dalam bertarung maupun melindungi diri. Yang dilakukannya sekarang adalah menelusuri koridor sekolah yang membawanya pada kantin. Aska merasa seharian ini ia belum meminum yoghurtnya. Ia pun mencari bangku untuk meminum yoghurt dengan nyaman.
Matanya membelalak, rupanya kantin sedang penuh-penuhnya karena kakak kelas sedang pada jam istirahat. Beruntung saat ini ia sedang di sekolah, lain lagi jika sedang di jalan umum mungkin ia bisa menjadi korban penculikan. Karena wajahnya terlihat terkejut sekaligus murung beradu menjadi satu membuatnya lucu. Ditambah lagi dengan Yoghurtnya yang ia genggam dengan kedua tangannya dibawah dagu. Persis seperti anak kecil yang lucu yang ditelantarkan di kantin. Namun jangan coba-coba mengganggunya. Karena hanya dengan pukulan tangannya, bisa membuatmu terbaring mengenaskan di rumah sakit.
Niatnya untuk meminum yoghurt dengan nyaman sudah kandas. Ia pun membalikkan tubuhnya lalu berjalan dengan lunglai seperti tidak memiliki sandaran hidup. (Elah malah curhad)
***
Seharian ini, earphone selalu menjadi barang yang Defrio bawa kemana pun untuk menghindari suara para arwah yang mengganggunya. Ah.. mungkin bisa disebut hantu? Dimas, sahabatnya itu memang tidak tampak kecuali saat Defrio pulang sekolah, dan saat dirumah. Namun earphonenya kini masih menyumpal telinganya untuk menghindari suara para siswi yang mencoba mengobrol dengannya, seperti meminta nomor Whatsapp, meminta ID Line, mengajak berkenalan, meminta follback, membuatnya muak hingga harus beranjak dari bangku kantin ke tempat yang lebih nyaman.
Para siswi yang menghampiri bangku Defrio pun terkejut. Tak ada satupun dari mereka yang digubrisnya. Alih alih sebal, mereka malah berteriak histeris dan makin mengagumi Defrio yang menurut mereka cool dan keren. Teriakan mereka itu yang membuat Defrio semakin mempercepat langkahnya menjauhi mereka -dan suaranya- yang membuat ia pening.
Pesan menyerupai terror-an itu, sudah ia dapatkan dari dua hari yang lalu. Itulah masalah tambahan yang membuatnya lebih pening. Langkah kakinya membawa Defrio pada taman belakang yang akhir-akhir ini menjadi tempat favorit kedua setelah kafe yang kemarin ia kunjungi. Pandangannya menatap tubuh mungil seorang perempuan yang sedang duduk di atas hijaunya rumput taman sambil memeluk kedua lututnya menatap udara kosong.
Perempuan itu yang membuat kekesalannya membuncah. Seperti yang ia lihat, mungkin perempuan itu juga sedang mengalami masalah. Terlihat dari lamunannya menatap udara kosong. Defrio berusaha tidak tertawa saat melihat perempuan itu. Karena terlihat sebuah yoghurt berukuran besar disimpan diatas tekukan lututnya, dan menyedotnya dengan ekspresi yang datar seperti kehilangan arah kehidupan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRÍO
Fiksi Remaja[Fantasy-Teenfic] . Si cuek itu minum susu strawberry setiap hari. Dia aneh, selalu bicara sama angin kosong. Tapi dia suka ganggu gue. Dan tiba-tiba nyatain perasaannya ke gue. Terus gue kudu gimana? [Revisi jika sudah tamat.]