"Gue pinjam tangan lo. Hangat," Ucap Defrio sambil mengambil tangan Aska yang semula berada di atas keningnya. Disana, terlihat Aska yang sedang memangku Jen yang tertidur dengan satu tangannya sebagai tumpuan, dan tangan lainnya digenggam Defrio yang sedang tertidur juga.
Juga terlihat seperti keluarga yang bahagia?
'Bahagia gundulmu thor! Badan gue pegel pegel syaland!"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Rasanya sudah 5 hari ia sudah seperti budak Defrio. Mulai dari membelikan susu strawberrynya setiap hari, mengantarnya untuk mampir di kafe yang menjual susu strawberry, yoghurt strawberry, membeli buah strawberry, roti strawberry dan apapun yang berbau strawberry, jika tidak dipenuhi keinginannya, Defrio tidak akan memperbolehkan Aska bertemu dengan Jen -adiknya. Siapa yang menyangka jika laki-laki bertubuh tegap, tinggi, dengan wajah yang -katanya selalu di elu-alukan wanita itu benar-benar seorang fanatik susu strawberry? Sekaligus manusia paling menyebalkan di dunia!!
Setelah Saka.
Seperti yang sudah ia lakukan pada hari-hari sebelumnya, Defrio selalu meminta Aska berangkat lebih awal untuk mengantar apapun yang berbau strawberry. Dan saat ini ia memilih sesuatu yang membuat Aska hilang kendali. Oh my.. Mengantarkan yoghurt strawberry buatan ibunya pada Defrio? Ini lebih kejam dibandingkan romusha dan kerja rodi!
Pukul 6 pagi, Aska sudah berdiri di depan pintu apartemen Defrio. Ia mengetuknya pelan sambil mengatur wajahnya agar tidak terlihat kesal supaya ia dapat bertemu dengan adik menggemaskannya itu, Jen.
Pintu sedikit terbuka saat beberapa menit yang lalu Aska mengetuknya. "Mana Jen?" Ucapnya sedikit teriak karena ingin cepat-cepat bertemu dengan Jen. Namun lagi-lagi wajah triplek Defrio yang menjadi pemandangannya di pagi yang cukup buruk ini sebagai budak Defrio.
"Jen masih tidur, mana pesanan gue?" Tangannya Defrio ulurkan untuk menerima barang bawaan Aska.
"Benar-benar keterbelakangan mental!" Gerutu Aska sambil memberikan dua botol besar Yoghurt pada Defrio. Entah frekuensi telinganya yang tajam atau telinganya yang lebar itu, Defrio bisa mendengarkan gerutuan Aska.
"Siapa yang lo bilang keterbelakangan mental?!" Nadanya tidak meninggi, namun jelas. Apa yang dikatakan Defrio cukup membuat suasananya menjadi tegang.
Gue salah ngomong?
Peduli amat masalah hati Defrio, toh ia adalah makhluk berhati es! "Lo yang keterbelakangan mental! Selain lo suka ngomong sendirian di taman belakang, lo juga selalu buat gue kesel. Lo itu kenapa sih?!"
"Maaf,"
eh?
"Gue boleh minta bantuan lo?"
"..."
"Tolong, Cuma hari ini aja, gue minta lo temenin gue. Setelah itu, lo bebas. Gue gaakan pernah ganggu hidup lo lagi."
***
Rooftop?
Defrio membuka suaranya setelah beberapa menit hening. "Lo yakin Sally ada disana?"
Heee? Defrio berbicara pada siapa??!!
Aska melihat Defrio yang menganggukan kepalanya seperti sedang menyetujui sesuatu, lalu kembali masam. Tubuhnya ia bawa untuk mendekati Aska. "Kenalin, sahabat gue Dimas." Tangannya menunjuk angin kosong di sampingnya. Aska mengerutkan dahinya, hingga pergelangan tangannya ditarik oleh Defrio seperti sedang..
Bersalaman?
"Gue bisa lihat hantu omong-omong," Defrio membuka suara, seolah-olah ia tahu pertanyaan yang sedang menguliti kepala Aska. "Dan hantu ini adalah sahabat gue, ia meninggal beberapa bulan yang lalu. Dimas belum bisa ke tempatnya karena masalahnya sama Darka belum selesai," jika saja suasana saat ini tidak tegang, Aska sudah menggoda Defrio karena Defrio sudah berbicara panjang padanya dua kali. Namun rasa ketidakpercayaannya lebih besar ketimbang bicara panjangnya Defrio.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRÍO
Teen Fiction[Fantasy-Teenfic] . Si cuek itu minum susu strawberry setiap hari. Dia aneh, selalu bicara sama angin kosong. Tapi dia suka ganggu gue. Dan tiba-tiba nyatain perasaannya ke gue. Terus gue kudu gimana? [Revisi jika sudah tamat.]